"Apaan banget sih, nih, si Prilly. Dasar mulut merecon. Tadi bilang suruh jemput dia dikelas tapi malah gak ada." gerutu Ali.
Ali mengadahkan pandangannya kesana kemari mencari keberadaan Prilly. Tadi Prilly yang menyuruh Ali menjemputnya di kelas saat istirahat, tapi setelah Ali sampai dikelasnya bukan Prilly yang ia temukan. Melainkan bangku-bangku kelas yang sudah tak berpenghuni lagi.
"Eh, ada Laras." gumam Ali. Ali hendak melangkah menghampiri Laras murid baru kelas 2 disekolahnya sedang mengobrol dengan beberapa temannya didepan kelas.
Senyum Ali sudah merekah-rekah bak bunga ditaman, tapi seperdetik kemudian senyumnya luntur. Seperti gulali yang terkena air hujan, luntur menciut.
Ali mengurungkan niatnya untuk menghampiri Laras. Batal sudah acara ceng-cengan Ali pada Laras, padahal Laras belum lihat semua jurus rayuan gombal Ali, baru seperempatnya-lah kira-kira.
Gara-gara janjinya pada Prilly, Ali jadi tak bisa melancarkan aksinya. Ali mendengus kesal.
"Aliii!!"
Ali tersenyum mendengar suara siapa yang memanggilnya. Tak perlu diterka-terka lagi itu sudah pasti Prilly, ia tak mungkin salah. Bertahun-tahun suara mereconnya menempel digendang telinganya menggelantung bak anak orang utan, keterlaluan sekali jika ia sampai tak mengenali suara melengking tersebut.
"Alii!" ujar Prilly lagi.
Ali membalikkan tubuhnya, benar saja disana ada Prilly tengah berlari kecil hendak mengahampirinya. Ali tersenyum lebar seraya melentangkan tangannya. Siapa tahu Prilly akan menubruknya minta dipeluk.
"Ngapain?" tanya Prilly sambilsedikit mendongakkan kepalanya agar menatao Ali yang berada lebih tinggi darinya.
Ali mendengus kecewa kemudian menurunkan kedua tangannya, persepsinya salah. Ia kira Prilly akan peka seperti disinetron-sinetron gandre romance.
"Siapa tau aja lo mau meluk gue gitu." ucap Ali, membuat gadis di hadapannya ini menaikan sebelah alis matanya beberapa saat.
Bruk!
Ali terperanjat melihat Prilly tiba-tiba saja menenggelamkan wajahnya didada bidang Ali, kini Prilly berada dalam dekapan Ali. Tadi pria itu sudah bersiap Prilly tak kunjung memeluknya kini Ali yang tak punya persiapan malah dipeluk dengan erat.
"Lo pengen dipeluk? Bilang dong." ujar Prilly sambil terkekeh kecil dalam pelukan Ali.
Ali yang masih syok, sesegera mungkin tersadar. Ali membalas pelukan Prilly lebih erat sambil tersenyum penuh arti meresapi rasa pelukan dari seorang sahabat sehidup sematinya ini.
Tiba-tiba saja gadis itu merasa jika kakinya mengambang tak menginjak bumi, gravitasinya hilang. Ternyata Ali membawa tubuh mungil Prilly terbang memutar. Prilly memekik kegirangan dalam pelukan Ali.
"Aaaaaa...." pekik Prilly kegirangan tak lupa ia mempererat pegangannya yang kini sudah berpindah keleher Ali.
"Gimana? Seneng?" Ali terkekeh melihat Prilly yang tak henti-henti tertawa girang, kemudian mengangguk tepat setelah Ali menurunkannya.
"Terus lo dari mana?" Ali mulai mengintimidasi.
"Dari kantin."
Ali membulatkan mata mendengar jawaban dari mulut sahabatnya itu. "Gue jemput lo kekelas." ungkap Ali
"Sorry, abis gue keburu laper."
"Harusnya tadi gue makan sama Amel aja." gumam Ali pelan.
"Gue denger Ali."
Ali nyengir kuda memperlihatkan deretan gigi putihnya tak lupa tangan pria itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan lihai, untuk menyembunyikan rasa malunya pada Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ali Untuk Prilly
Fanfiction#209 in fanfaction 14-02-2018 (Selesai). (On Revisi) banyak adegan yang diubah. Penasaran? Yuk baca dulu kisah ngakak dan romantis dari Prilly bersama Aliando. *** Cerita ini hanya fiksi belaka. Don't jugde?