Chapter22

6.3K 369 2
                                    

Author POV

Benar saja setelah mengantarkan Sonya pulang Ali kembali kerumah sakit untuk menemani Prilly disana.

Tak takut tersesat lagi, Ali sekarang sudah paham rute rumah sakit besar dan megah ini. Berkat Sonya yang wanti-wanti mengingatkan jalan menuju kamar inap Risa membuat Ali cepat paham dan selalu terngiang-ngiang dalam gendang telinga Ali.

Tapi jika ditanya mana jalan yang menunjukkan toilet rumah sakit, Ali yakin ia tak akan bisa menjawabnya. Sebab yang Ali hapalkan hanya rute menuju ruang inap Risa bukan rute tempat toilet berada.

"Malam dad." ujar Ali setelah sampai di depan ruang inap Risa. Terlihat Daniel tengah melamun sambil terduduk di bangku rumah sakit.

"Li, cepet banget udah sampai sini lagi." jawab Daniel.

"Iya dong, Dad. Daddy gak usah raguin kemampuan Ali bawa mobil. Tau kan Ali ini masih ada titisan darah pembalap."

Daniel terkekeh medengar jawaban putra dari sahabatnya yang sudah ia anggap seperti putranya sendiri ini.

"Iya percaya deh sama titisan darah pembalap, mah." balas Daniel.

Ali mengadahkan pandangannya, mencari-cari sahabat gadisnya itu. Tapi kelihatannya Prilly tidak ada disini, kemana gadis mungil itu pergi?

"Prilly kemana Dad?" tanya Ali setelah tak mendapati Prilly disetiap sudut pandangannya.

"Ada didalam, Li. Lagi nyuapin mommynya."

Ali mengangguk mengerti.

"Li."

"Iya Dad?"

"Makasih ya."

Ali menautkan alis matanya bingung. Ucapan terima kasih yang Daniel ucapkan ini untuk apa. Tadi Risa yang tiba-tiba mengatakan terima kasih padanya, sekarang Daniel pula melakukan hal yang sama. Ali jadi bingung, memang ia tahu kalau dirinya patut di beri ucapan terima kasih, tapi kali ini Ali tidak melakukan apa pun sampai harus dihadiahi ucapan terima kasih.

"Makasih buat apa, Dad?" tanya Ali penasaran.

"Makasih udah jagain Prilly selama Daddy sama Mommy kerja."

Oh itu. Ali membulatkan bibirnya membentuk huruf 'O' besar setelah mendengar apa maksud ucapan terima kasih Daniel.

Ali tahu ia baik hati dan juga tidak sombong. Tapi lagi-lagi diberi ucapan terima kasih untuk alasan yang sama membuat Ali sedikit besar kepala. Sebegitu berjasa kah dia pada Prilly?

"Ya ampun, Dad. Gak usah gitu juga kali. Ali juga seneng bisa jagain Prilly." jawab Ali sambil cengar-cengir kuda.

Daniel mengangguk kemudian bangkit dari duduknya. "Daddy mau masuk, kamu mau ikut atau Daddy panggilin Prilly nya aja kesini?"

"Ali tunggu disini aja, Dad."

Daniel pun berlalu masuk kedalam ruang inap Risa. Selang beberapa menit Prilly datang menghampiri Ali dan terduduk disampingnya.

Ali memperhatikan Prilly yang terlihat sangat lelah. Mungkin gadis itu kelelahan setelah menjaga mommynya. Sampai Prilly pun tak sempat mengganti bajunya Ali rasa, sebab baju yang Prilly kenakan masih baju yang tadi Ali lihat sebelum ia pergi mengantakan Sonya pulang.

Ali membawa kepala Prilly untuk bersandar dibahunya. Itung-itung sebagai penebus kesalahannya tadi ketika Prilly membutuhkan sandaran Ali tidak ada untuknya.

Prilly menurut uluran tangan Ali yang membawa kepalanya untuk bersandar dibahu Ali. Kemudian kepala prilly mencari posisi dibahu Ali agar terasa lebih nyaman.

Janji Ali Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang