"Jadi gimana? Gue sama Vita diterima jadi anggota ekskul musik?" tanya Prilly kembalu meyakinkan.
Prilly dan Vita berada diruang musik dengan tujuan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota ekskul musik seperti yang sudah sepakati sebelumnya.
Salah satu anggota musik senior yang bername tag 'Vino Fransetyo' terlihat mengetuk-ngetukan jari telunjuknya diatas dagu seperti tengah berpikir keras.
"Boleh deh, berhubunga ekskul kita masih butuh cadangan buat lomba nanti." ujar Vino.
"Akhirnya, dari tadi kek." balas Prilly. Prilly menghembuskan napasnya, sejak tadi Vino lebih banyak bertele-tele padanya dan juga Vita. Menanyakan apa tujuan masuk ekskul musik lah, sebelumnya pernah ikut ekskul apa lah, dan masih banyak lagi pertanyaan yang membuat Prilly pusaing begitu juga dengan Vita yang benar-benar tak bisa berpikir.
"Thanks ya Vin. Gue Vita anak IPS1."
"Gue..
"Prilly Latuconsina anak IPS1." serepet Vino. Selalu saja jika Prilly hendak memperkenalkan namanya akan selalu diserempet oleh orang tersebut.
"Gue kan bisa sebutin nama gue sendiri." protes Prilly.
"Gak penting deh. Gue pengen denger lo nyanyi atau main musik gitu."
Vita menyenggol tubuh Prilly menggunakan tubuhnya sendiri secara perlahan. Ya, Vita tidak terlalu mengerti soal musik, dan saat ini Vino meminta mereka berdua menunjukkan bakatnya dibidang musik. Sontak saja keringat dingin bercucuran dari dahi Vita.
"Boleh. Mau lagu apa?" tantang Prilly.
Vino tersenyum melihat antusias dari Prilly, ini yang ia cari. Anggota yang percaya diri, menyukai tantangan dan selalu ingin ditantang.
"Indonesia pusaka."
Prilly beralih menuju piano putih yang sudah tersedia diruang musik. Perlahan jemari lentiknya menekan tuts piano hingga mengeluarkan melodi yang indah. Melodi lagu indonesa pusaka seperti yang Vino minta.
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsaDisana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Temoat berlindung dihari tua
Tempat akhir menutup mata..Prok prok prok prok!
Vino dan Vita menghadiahi Prilly tepukan tangan atas suara emas yang sudah ia berikan pada gendang telinga keduanya.
Vino menatap Prilly kagum ia tak menyangka Prilly yang terkenal dengan suara memekiknya ternyata memiliki bakat terpendam. Sedangkan Vita menatap Prilly tak percaya, setiap hari Vita hanya diberi pekikan oleh Prilly bukan nyanyian atau senandungan.
"Kayaknya lo gak jadi cadangan. Lo jadi vokalis band sekolah kita buat lomba nanti."
Prilly tersenyum bangga, akhirnya suara indah yang sejak dulu ia tutup-tutupi bisa ia keluarkan juga.
"Prill, kok bisa?" tanya Vita terheran-heran dibalas putaran bola mata jengah dari Prilly.
"Pulang sekolah latihan, lomba tinggal dua minggu lagi. Tapi gue yakin lo bisa nyeimbangin grup band kita, dan gue pilih lo sebagai vokalis." jelas Vino.
"Gak lah, gue gak enak sama vokalis yang lama." sangga Prilly.
"Gue vokalis yang lama. Gue pengen yang terbaik buat sekolah kita, jadi gue rasa lo lebih pantes jadi vokalis band sekolah kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ali Untuk Prilly
Fanfiction#209 in fanfaction 14-02-2018 (Selesai). (On Revisi) banyak adegan yang diubah. Penasaran? Yuk baca dulu kisah ngakak dan romantis dari Prilly bersama Aliando. *** Cerita ini hanya fiksi belaka. Don't jugde?