Chapter15

5.8K 366 1
                                    

" Thanks ya Rel, udah mau nganterin gue." ucap Prilly ketika ia baru saja turun dari motor Farel dan berdiri terpat disamping pria tersebut.

Farel membuka helm yang sejak tadi menutupi kepalanya dari sekolah hingga saat ini, dan merapihkan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Farel terlihat tampan walaupun masih tampanan Ali.

Farel pun mengangguk sambil tersenyum simpul kearah Prilly yang berada didepannya ini sebagai respon dsri ucapan gadis itu.

"Harusnya tuh si playboy cap kecoa buluk yang nganterin gue dulu sebelum dia pergi sama si Laras, ini malah dia nyuruh lo yang anterin gue." cerocos Prilly.

Farel hanya terkekeh melihat Prilly yang sepertinya merajuk akibat Ali tak jadi mengantarnya pulang. Mungkin mereka terlalu sering bersama, jadi rasanya aneh jika mereka tidak bersama, seperti hari ini.

"Emang secantik apa sih, tuh si Laras sampai dia tega biarin gue pulang sama lo kayak gini!" decak Prilly.

Farel menatap Prilly lebih dalam walaupun Prilly tak membalas tatapannya, seketika saja ekpresi wajah Farel berubah menjadi masam. Entah tatapan heran atau tatapan binggung yang Farel lontarkan. Yang jelas ia sangat menikmati waktunya dengan Prilly, tapi ternyata Prilly tidak sama seperti yang ia rasakan.

"Lo cemburu?" tuduhan Farel membuat gadis bermana Prilly itu seketika tersentak kaget.

Cemburukah ia? Tidak! Prilly hanya terbiasa bersama Ali. Memang rasanya sedikit aneh ketika Ali tak sedang bersamanya, tapi ia yakin jika dirinya sama sekali tidak cemburu. Apalagi mencemburui adik kelas yang wajahnya saja Prilly tak tahu.

"Gue? Cemburu? Ya, nggak lah. Gila kali lo." bantah Prilly acuh tak acuh.

"Tapi lo keliatan kayak orang lagi cemburu." selidik Farel.

"Apaan sih Rel. Nggak kali biasa aja. Lagian gue cuma heran tuh sama si kecoa buluk, kok gak biasanya dia gak anterin gue dulu sebelum dia nganterin gebetannya." jelas Prilly perlahan dibalas anggukan paham oleh Farel.

"Yaudah." kata Prilly lagi.

"Yaudah apa?"

"Yaudah pulang."

"Lo gak mau ngajak gue masuk dulu, minum dulu gitu?" ledek Farel

Membuat Prilly menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil sedikit melukiskan senyum tertahan dibibirnya.

"Gue bercanda kali." Farel menepis tangan didepan wajahnya sendiri sedangkan Prilly hanya tersenyum kikuk.

"Prill. Thanks ya."

"Buat?"

"Makasih udah mau gue anter pulang."

"Harusnya gue kali yang bilang makasih sama lo."

Lagi-lagi Farel mengangguk sambil tersenyum simpul. "Yaudah kalau gitu gue balik ya."

Setelah berpamitan Farel langsung menderukan mesin motornya kemudian berlalu dari hadapan Prilly.

***

Hush...

Prilly menghempaskan tubuhnya keatas sofa. Bosan juga sendiri dirumah tanpa Ali. Apa kabar dengan Ali sama Laras ya? Apa mereka langsung pulang atau mampir-mampir dulu?

Akhirnya Prilly memilih untuk berkunjung kerumah Ali, siapa tahu saja Ali sudah sampai rumah sekarang.

Prilly bangkit dari duduknya kemudian menerawang pandangannya kesetiap sudut ruangan. Mencari-cari seseorang untuk mengantarnya kerumah Ali.

Biasanya ia meminta pak Mono yang mengantarkan, tapi berhubung pak Mono sedang memiliki tugas double, Prilly jadi tidak bisa meminta pak Mono untuk menemaninya.

Janji Ali Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang