Chapter29

5.2K 322 5
                                    

"Bro, balik dulu ya." pamit Ali pada dua sahabat dalam satu kelasnya. Reno dan Farel.

Reno secepat kilat menarik tangan Ali dan membuat pria itu berhenti melangkah. "Eitt.. Tunggu dulu." katanya.

"Apa sih? Mau minta sumbangan? Nanti aja datang kerumah." sahut Ali asal.

"Gue nebeng sama lo ya?"

Ali menautkan alisnya, sebab tak biasanya Reno meminta Ali untuk mengantarnya pulang seperti saat ini.

"Mobil lo kemana?"

"Eumm... Anu, itu di bengkel." Ali mulai mencurigai gelagat Reno, lihat saja Reno malah menggaruk tengkuknya yang Ali yakini itu tidak gatal sama sekali. Apa lagi cara bicaranya yang terkesan gugup, seperti menyembunyikan sesuatu.

"Ogah. Gue udah janji sama Prilly." Ali pun melepaskan tangan Reno yang sedari tadi ternaut ditanganya.

"Prilly biar sama Farel. Ya.. Ya.. Ya.."

Ali melirik Farel sejenak, Farel masih sibuk membenahi bukunya dia pun tak menatap kearah Ali dan Reno yang tengah berdebat, kemudian Ali pun menatap Reno kembali.

"Kenapa gak lo aja yang balik sama Farel?" tanya Ali terheran-heran.

"Eum.. Rumah Farel gak satu arah sama gue."

Peletak!

Satu jitakan ala Aliando Syarief mendarat mulus tepat diubun-ubun Reno membuat pria yang memiliki lesung dikedua pipinya itu sedikit meringis kesakitan akibat serangan mendadak dari Ali.

"Sakit, njir!" umpat Reno.

"Abis lo kalau ngasi alasan itu yang realistis. Rumah gue sama lo juga beda jauh. Jauh banget!"

Reno malah nyengir kuda karena kebohongannya cepat terbongkar oleh Ali.

"Sebenernya mau apa sih?!" tanya Ali.

"Gak apa-apa sih. Cuma Farel pengen balik bareng Prilly lagi aja, kata dia."

Ali semakin dan semakin kebingungan, apa yang sebenarnya ia lewatnya diantara Reno, Farel, dan Prilly. Apa kesibukannya bersama Laras begitu menyita waktunya hingga cerita antara orang-orang terdekatnya saja pun Ali tak tahu.

"Maksudnya?"

"Selama tiga hari lo gak antar jemput Prilly, Farel lah yang antar jemput sahabat sehidup semati sejiwa seraga se-lebihnya lo ucapin sendiri.. Lo itu."

Ali terlihat berpikir sejenak. Apa separah itu Ali sibuk bersama Laras dan banyak hal yang pria itu lewatkan. Farel memang pernah mendekati Prilly sahabatnya itu, tapi setahu Ali Farel sudah menyerah karena Prilly sama sekali tak melirik pria itu untuk menjadikannya sebagai pasangan.

"Gimana?" tanya Reno membuyarkan lamunan Ali.

"Gue sih terserah orangnya kalau Prilly nya mau... Gue oke-oke aja." Ali pasrah, tak tega juga dirinya melihat Farel yang berusaha merebut perhatian Prilly. Walaupun ia tak yakin kalau Prilly mau pulang bersama Farel.

"Oke.. Rel, hayu!!" Reno pun menyerui Farel dan Farel menurutinya.

***

"Hai.. Bule arab playboy cap kecoa buluk yang suka bilang gantengnya lumer kayak piscok kang gorengan." Prilly tersenyum semringah melihat Ali sudah menjemputnya bersama dua bodyguard dibelakangnya.

Prilly dengan gemas menjepit hidung Ali dan menggeleng-gelengkannya kekanan dan kekiri membuat Ali ikut gemas melihatnya.

Tapi Ali diam menurut saja, sesaat kemudian setelah gadis itu selesai melakukan apa yang ia inginkan barulah Ali membalas perbuatan Prilly dengan menangkup kedua pipi bakpau milik gadis tersebut, lalu membawanya pula untuk bergeleng-geleng kekanan dan kekiri sama seperti yang Prilly lakukan padanya tadi.

Janji Ali Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang