Chapter36

5.7K 346 0
                                    

Jantung Prilly berdetak cepat sekarang. Harus ia akui dirinya sedang dilanda rasa gugup saat ini, sebab ini hari dimana ia membawa nama sekolahnya didepan seluruh sekolah lain seibu kota.

Sejak pagi-pagi sekali Prilly sudah berpamitan pada Daniel dan tentu saja tak lupa meminta doa restu dari Daddy dan juga Risa Mommynya. Dengan senang hati Daniel mendoakan sang putri kesayangannya untuk mengharumkan nama sekolah. Sedangkan Risa, Prilly yakin dia pun ikut mendoakannya dalam diam. Bahkan Risa masih belum juga terbangun dari komanya, itu salah satu alasan mengapa Prilly tak bisa berkonsentrasi saat ini.

Prilly masih berada disekolah saat ini, karena acara perlombaan dimulai pukul 10 waktu indonesia bagian barat, itu artinya grup band yang di ketuai oleh Vino memiliki waktu sekitar dua jam untuk lebih mempersiapkan penampilannya.

"Prill, duduk dulu." perintah Vino yang sejak tadi melihat gadis itu terus saja mondar-mandir sambil komat-kamit, mungkin Prilly tengah menghapal lirik lagu yang akan mereka bawakan nanti saat perlombaan.

Tanpa berucap Prilly memposisikan pantatnya di kursi putar ruang musik. Sedangkan Vino kembali menyetel gitar yang akan ia gunakan nanti.

"Santai aja Prill, lo udah keren banget kok." timpal Bimo dibalas anggukan sembari tersenyum oleh Prilly.

"Eh kira-kira banyak yang nonton gak ya?" tanya Vanessa tiba-tiba.

"Lo kira kita lomba antar keluarga. Ya jelas banyak lah, ini seibu kota, Nes, bukan cuma emak, babe sama adik-adik lo doang yang nonton." sahut Bimo membuat Vanessa sedikit berdecak kesal.

"Gue cuma nanya kali, siapa tau aja gak ada yang nonton kan?!"

"Serah lo deh." balas Bimo tak mau ambil pusing.

Sedangkan Vanessa beralih melirik Prilly yang masih sibuk dalam penghapalan lirik lagunya.

"Prill." panggil Vanessa seraya berjalan mendekat.

Prilly sempat mengerutkan dahinya sejenak sebab Vanessa belum pernah memanggil namanya selama ia resmi menjadi anggota ekskul musik, ya Prilly tahu Vanessa tidak menyukainya. Tapi sekarang Vanessa justru menarik salah satu kursi dan duduk berhadapan dengan Prilly disana.

"Kenapa, Ness. Gue bakal berusaha sebisa gue kok." sahut Prilly sedikit ketus.

"Gue gak lagi ngomongin itu kali, Prill. Lo sensi amat sih sama gue."

Bagaimana tak sensitif, setiap hari saat latihan Vanessa selalu mencari kesalahan-kesalahan Prilly. Itu sudah menjadi alasan yang kuat untuk Prilly bersikap ketus dan berbalas cuek kepadanya.

"Oke. Terus kenapa lo panggil gue? Tumben amat."

"Gue mau minta maaf. Gue tau selama lo latihan band lo ngerasa gak nyaman sama cibiran gue."

"Itu lo tau." serempet Prilly.

"Iya mangkannya itu gue mau minta maaf sama lo. Maafin gue ya." Prilly melirik Vanessa yang tengah tersenyum manis kearahnya. Sadar atau tidak Prilly merasa Vanessa terlihat lebih cantik ketika sedang tersenyum.

"Ada imbalannya gak?" goda Prilly, membuat teman baru di hadapannya ini terkekeh mendengar sahutannya itu.

"Aaa..." Vanessa berhambur memeluk Prilly yang masih terduduk dihadapannya, beberapa saat kemudian ia kembali melepaskan Prilly ketika gadis itu selesai membalas pelukan darinya.

"Thanks ya Prill, gue tau lo orang baik, makasih lho udah maafin gue."

"Iya gue tau kok gue orang baik, tidak sombong, dan rajin beresin fanta."

Candaan dari Prilly sontak membuat semua anggota band tertawa mendengarnya, termasuk dirinya sendiri yang ikut cekikikan mendengar kalimat yang baru saja ia ucapkan.

Janji Ali Untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang