"Mommy!!!!" pekik Prilly ketika Ali baru saja membuka pintu kamar inap Risa.
Prilly berlari kecil menghampiri Risa dan memeluk wanita itu dengan erat, bak seorang balita yang merindukan ibunya. Tapi ia memang merindukan Risa bahkan dirinya sangat merindukan pelukan dari seseorang yang ia sebut Mommy itu.
Sedangkan Ali justru mencium punggung tangan Daniel terlebih dulu sebelum nantinya ia akan mencium punggung tangan Risa yang masih anteng mengelus puncak kepala putri yang berada sedang memeluk tubuhnya itu.
"Aduh sayang, kamu kok dateng kesini." kata Risa Prilly pun melepaskan pelukannya sambil mengkerucutkan bibirnya menghadap Risa.
"Mommy gak seneng Prilly jenguk?" tanya Prilly sambil merajuk.
Daniel, Risa dan Ali sama-sama terkekeh melihat sifat manja Prilly yang lagi-lagi keluar dari dalam dirinya. Padahal umur Prilly sudah hampir menginjak 17 tahun tapi Prilly tetap bersikap manja pada orang-orang tertentu.
Ya, memang hanya segelintir orang yang bisa membuat Prilly bersikap manja seperti saat ini. Ia hanya bersikap manja pada orang-orang yang bisa membuatnya nyaman.
"Bukan gitu sayang, ini kan masih jam sekolah. Emang jam sekolah kamu udah dikurangin sekarang? Hm?" Risa sudah terduduk sempurna menggunakan kepala ranjang sebagai sandarannya, Risa pun mengelus tangan putri sematawayangnya dengan sayang.
"Prilly gak sekolah." jawab Prilly jujur.
Risa menautkan alis matanya. Merasa heran karena Prilly tak pernah absen dalam hal pendidikan sebelumnya. Tapi sekarang justru Prilly dengan mudahnya mengatakan ia tidak bersekolah hari ini. Apa saja yang Risa lewatkan selama ia sibuk berpergian kemarin?
"Kamu kok gak sekolah? Kenapa?"
"Eum... " Prilly melirik Ali sesaat dan dibalas sedikan bahu dari pria tersebut.
"Eum.. Prilly pengen nemenin Mommy aja." jawab Prilly berbohong. Ia memanjatkan doa kepada tuhan yang maha esa, supaya dirinya diberi ampunan karena telah berbohong pada mommy nya sendiri.
Jujur saja Prilly belum pernah berbohong masalah pendidikan pada Risa, tapi karena waktu dan keadaan yang memaksa Prilly untuk berkata bohong.
"Mommy gak suka kamu bolos sekolah gara-gara mommy. Buat apa mommy sama daddy kerja siang malam buat biayain sekolah kamu." ceramah Risa membuat Prilly bungkam tak bersuara. Sepatal itukah kesalahannya?
Sepertinya Daniel mengetahui mengapa Prilly tak masuk sekolah hari ini. Karena kemarin Daniel melihat sendiri kalau putrinya sedang tidak sehat, tapi melihat Prilly yang terkesan menutupi rasa sakitnya dihadapan Risa membuat Daniel pun ikut bungkam.
"Maafin Prilly, mom." lirih Prilly.
"Sini sayang." Risa menarik Prilly kedalam pelukannya, sebenarnya ia bangga pada Prilly yang sudah merelakan jam pendidikannya hanya untuk menemani dirinya dirumah sakit. Hanya saja Risa tidak suka jika Prilly tumbuh menjadi anak yang tak bertanggung jawab atas apa yang selama ini ia jalani, yaitu belajar.
"Mommy cuma gak mau kamu gak bisa jaga tanggung jawab sayang. Kalau nanti mommy gak ada disamping kamu, jadi kamu gak bisa seenaknya bolos-bolos gitu. Mommy pengen kamu ngerasa punya tanggung jawab sama apa yang kamu jalanin sekarang." jelas Risa kemudian menambah sentilan sedikit diujung hidung mancung Prilly diakhir kalimat.
"Aaaaa.. Mommy." rengek Prilly ketika Risa menyentil pelan ujung hidungnya.
Para lelaki hanya tersenyum menahan tawa yang hampir saja meledak melihat Prilly merengek dalam dekapan mommynya.
Seperti anak kecil yang merajuk karena tak diizinkan membeli permen oleh ibunya. Prilly lebih manja dari itu, Daniel senang melihat kedekatan Risa bersama Prilly. Walaupun keduanya jarang bertemu tapi mereka tetap memiliki kemistri kuat dan rasa sayang hebat antara ibu dan anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ali Untuk Prilly
Fanfiction#209 in fanfaction 14-02-2018 (Selesai). (On Revisi) banyak adegan yang diubah. Penasaran? Yuk baca dulu kisah ngakak dan romantis dari Prilly bersama Aliando. *** Cerita ini hanya fiksi belaka. Don't jugde?