"Kak, bangun!" isak Risa seraya menguncang-guncang tubuh Ranor. Air mata mengalir dari kedua mata coklat Risa.
Perlahan Ranor membuka matanya. Rasa pusing dan lelah Ranor sirna begitu Ranor melihat wajah Risa. "Risa," ucap Ranor dengan penuh suka-cita. Tangan Ranor meraba wajah Risa, wajah yang telah lama ia kenali.
"Kak!" seru Risa dan terjun dalam pelukan Ranor. Perempuan berpakaian lusuh itu menangis semakin kencang. Perlahan Ranor duduk tegak sehingga Risa melonggarkan pelukannya. Ranor kembali memandangi desanya dan mengamati kehancuran yang telah menimpa desa itu. Ranor hanya bisa berharap segera terbangun dari mimpi buruk ini. Sejenak pikiran Ranor tenggelam ke dalam kehampaan dan kesedihan.
"Kamu selamat?" tanya Ranor dengan mata yang berkaca-kaca.
Risa mengangguk. "Mereka menolongku," balas Risa, menoleh ke belakang. Albert dan Yohana telah menunggu di belakang Risa.
Ranor bangkit dengan payah, wajah lusuhnya berubah secerah pagi. Ranor berlari kecil menghampiri Yohana dan Albert. Ranor memeluk Albert. "Makasi," ucap Ranor dan menyalami Yohana dengan tangan penuh lecet. Ranor terus memandangi Yohana sampai Albert menyela, "Ehm, aku Albert dan dia Yohana."
"Oh ya," balas Ranor tersadar dan air mata menetes dari matanya. "Sekali lagi, terima kasih banyak Yohana," lanjut Ranor, ia sangat bersyukur kepada mereka berdua. Karena jika Risa juga tewas dalam bencana ini, Ranor tak punya alasan untuk tetap hidup. "Kau juga Albert, terima kasih," lanjut Ranor.
Di sana, Yohana menuturkan semua yang ia saksikan bersama Albert kepada Ranor. Tentang bagaimana Azmot menghancurkan desa Nizar dan bagaimana mereka menyelamatkan Risa. Setelah itu, Yohana menggunakan sihirnya untuk menyembuhkan Ranor. Dalam sekejap, luka-luka pada tubuh Ranor menghilang tanpa bekas.
Mereka berempat menggali liang kubur besar dan menguburkan semua penduduk desa. Hari itu sangat gelap dan suram. Tidak ada kata-kata yang terucap dari mulut Ranor maupun Risa. Apa yang telah menimpa kedua bersaudara itu sangatlah kejam. Mereka hanya fokus menguburkan apa yang tersisa dari orang-orang yang mereka kenal.
Hari telah larut begitu mereka selesai. Ranor berdiri di depan batu nisan yang ia buat. Pada batu nisan itu terpahat nama-nama dari orang yang mereka kuburkan. Ranor berjalan ke depan batu nisan itu, ia menyentuh batu nisan itu dengan lembut, dan tatapan Ranor begitu dalam. Ia bersumpah di depan batu nisan itu.
Azmot, kau akan membayar ini. Dengan darah dan nyawamu!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Aleasah Heroes - Book 1 -
Fantasy(Telah terbit) Lima tokoh, lima petualangan, dalam satu kisah. Ranor, pemuda yang memburu Azmot untuk membalaskan kematian keluarganya. Yohana, penyihir yang bertualang menjaga kedamaian di Aleasah. Sa Mair, pemimpin kaum raksasa yang menjelajah un...