Chap. 17 Sa Mair

61 5 0
                                    

Sa Mair bersama puluhan prajurit raksasa, berkumpul di depan mulut gua. Mereka berbaring pada ujung tebing bersalju, seraya mengamati ratusan obor-obor yang berduyun-duyun mendekat ke arah mereka. "Grmm.... Sa Mair, mereka semakin dekat," bisik seorang raksasa di samping Sa Mair.

"Grmm.... Ini tidak bagus," balas Sa Mair. "Kita harus pergi. Kabarkan semuanya," pinta Sa Mair. Salah satu raksasa mengangguk dan kembali ke dalam gua.

Waktu berlalu dengan cepat dan para prajurit Girandir semakin dekat. Sementara para raksasa berduyun-duyun keluar dari mulut gua. Mereka berlindung pada bayang-bayang hutan atau merebahkan tubuh dalam permadani putih agar para prajurit Girandir tak menemukan mereka.

"Grmm.... Sa Mair, kita tidak punya waktu. Mereka sudah sangat dekat," ucap Rogar yang merayap ke samping Sa Mair.

"Grmm.... Kalian pergilah! Sa Mair akan mengalihkan mereka," pinta Sa Mair seraya bangkit berdiri. Sementara jarak di antara raksasa dan prajurit Girandir sudah tidak lebih dari lima-ratus meter.

"Grmm.... Tidak! Sa Mair telah menyelamatkan Rogar, kali ini biar Rogar!" Rogar melompat bangkit dan hendak melompat, tapi Sa Mair menahannya.

"Grmm.... Rogar, jangan bodoh!" bisik Sa Mair.

"Grmm.... Sa Mair, kaulah pemimpin kami. Tanpamu tidak akan ada Rogar atau semua raksasa lain," ucap Rogar.

Para raksasa berangsur-angsur mengerumuni Sa Mair. Mata biru Rogar berkilat-kilat menatap Sa Mair dengan serius. "Grmm.... Aku Rogar, pejuang kaum raksasa, meminta ijin Sa Mair untuk melakukan kewajibanku bagi bangsaku," ucap Rogar dengan lantang, sebelum melepas cengkeraman pemimpinnya.

Rogar melompat dari atas tebing dan mendarat tidak jauh dari para prajurit Girandir. Rogar mengaung sekencang-kencangnya. Beberapa raksasa lain turut menyusul Rogar. Mereka menyerang beberapa prajurit Girandir sebelum berlari ke barat.

Terpancing oleh ulah para raksasa itu, para prajurit Girandir memburu mereka. Tidak lama, Rogar dan prajurit Girandir berlari ke balik gunung. Mereka menghilang dari pandangan Sa Mair bersama kawanan para prajurit itu.

Berjam-jam berlalu dan Sa Mair masih berdiri di sana. Sa Mair terus menatap ke arah Rogar dan kawan-kawan rakasasa pergi. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang kembali. Semua raksasa menanti Sa Mair tanpa ada yang berani meninggalkan tempat itu.

"Grmm.... Sa Mair, kita harus pergi," ucap seorang raksasa setelah mendekati Sa Mair. Sa Mair menengok ke arah raksasa itu dengan wajah murung. Ia menengadah dan mengacuhkan kristal-kristal salju mendera wajahnya. 

The Aleasah Heroes - Book 1 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang