Chap. 15 Tagir

61 6 0
                                    

Tiga hari Tagir menumpang pedati itu. Setiap malamnya gerobak itu singgah pada penginapan di pinggir jalan. Dan seperti dua malam sebelumnya, Tagir menyelinap turun. Sang kurcaci menyusup ke dapur penginapan dan menyambar makanan-makanan sisa atau apa pun yang ia temukan. Tagir membawa makanan itu ke dalam kereta dan makan di sana.

Udara dingin sudah menjadi sahabat dekat Tagir, sejak ia menjadi buronan di kerajaan kurcaci. Tagir berpindah dari satu gua ke gua yang lain. Setiap malam ia lalui dengan mimpi buruk, entah tentang orang-orang yang telah ia habisi atau keselamatan istrinya sendiri.

Sang kurcaci tertidur lelap setelah menghabiskan santapannya.

Pada siang di hari keempat.

"Hei, kemana tujuanmu?" tanya sang pak tua selagi memacu kudanya. Tagir yang duduk pada gerobak terkejut. Ia bertanya-tanya kepada siapa pak tua bicara. Tagir mengintip dari celah-celah kayu gerobak tapi tak menemukan siapapun di samping pak tua.

"Aku tahu kau di sana. Dengkuranmu itu seperti babi," sindir si pria tua.

Tagir terkejut bercampur malu. Gawat, jika aku salah bicara mungkin dia akan mengusirku, pikir Tagir mulai panik. Tagir berdeham. "Maaf pak. A-ku, aku mau ke Oslum, pak," jawab Tagir terbata-bata.

"Oslum?" tanya si kakek.

"Iya."

"Mau apa kau ke sana?"

"Ada seseorang yang menungguku," jawab Tagir.

"Wanita!" terka si pria tua. "Seorang pria mengarungi daratan dari timur sampai ke barat, itu pasti karena wanita."

Tagir tersipu malu. "Dia istriku," ucap Tagir dengan mantap. Begitu mendengar jawaban Tagir, si pak tua terdiam cukup lama.

"Aku sebenarnya akan berhenti di Lhomus. Tapi sedikit perjalanan tidak masalah. Akan kuantar kau ke sana," tawar si pria tua dengan penuh semangat. "Siapa namamu, pengembara?"

"Pengembara ini dipanggil Tagir. Dan aku sangat-sangat berterima kasih, pak." Tanpa sadar air mata menetes membasahi pipi merah Tagir. "Oh dewa-dewa," gumam Tagir penuh syukur.

The Aleasah Heroes - Book 1 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang