Chap. 18 Ranor

70 5 0
                                    

Di pagi buta, rombongan Ranor berjalan santai menuju gerbang timur Oslum. Mereka melintas pada jalan utama kota yang masih sepi dari orang-orang. Pedro berjalan di depan bersama Yohana dan sibuk menghujani Yohana dengan rayuannya.

"Di mana Sevan?" tanya Ranor tanpa melepaskan pandangan dari Pedro.

"Rahasia. Keberadaan Sevan adalah alasan utama tempat itu tetap aman," jawab Albert. "Dan kita akan ke sana, jadi bersabarlah," lanjutnya.

"Hei Ranor!" sahut Pedro dan melambat sampai sejajar dengan Ranor. "Kau mau bergabung dengan Chadavis?" tanya Pedro.

"Ya," jawab Ranor singkat.

"Pernah bermain pedang?" tanya Pedro.

"Belum. Tapi aku berburu," jawab Ranor berusaha tampak meyakinkan.

"Dia jago berburu," tambah Risa di samping Ranor.

"Bagus, awal yang bagus," ucap Pedro. "Coba pegang ini." Pedro melemparkan pedangnya ke Ranor. Ranor menangkap pedang itu tepat pada gagangnya dengan piawai. Ranor tersenyum lebar dan mengibaskan pedang dengan santai. Pedang itu berkilat-kilat ditempa cahaya fajar.

Tidak lama kemudian, mereka tiba di depan gerbang. Di sana, langkah mereka terhenti. Pandangan mereka tertuju pada sosok manusia bertubuh hitam, yang melayang di atas gerbang kota. Sosok itu tersenyum ke arah mereka. Perlahan ia mendarat di tengah mayat-mayat penjaga kota. Rambut hitam berbercak merah monster itu berayun-ayun dalam tiupan angin, membawa aroma darah yang mengotori rambutnya.

"Selamat pagi," sapa Azmot dengan nada mengejek.

Dengan cepat, Ranor berderap melewati Yohana dan yang lain. Ranor mengayunkan-ayunkan pedang Pedro. "AZMOT!" teriak Ranor menggelora penuh amarah seraya menyerbu Azmot. 

The Aleasah Heroes - Book 1 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang