"Jangan bawa dia!" Tagir terbangun dari mimpi buruk. Napas Tagir berlomba-lomba dan tubuh Tagir basah kuyup. Tagir bangkit melawan nyeri dari punggungnya, akibat berbaring seharian di dalam peti.
Buru-buru, Tagir melompat keluar dari peti itu. Ia menaiki tangga dan tiba pada geladak kapal. Tagir bergerak lincah tanpa suara pada geladak kapal. Ia melompat turun dari kapal dan mendarat pada dermaga Beor, kota pada bagian timur Aleasah.
Tudung jubah Tagir singkap, menampakkan wajah buruk rupa kurcaci dengan hidung besar yang bengkok. Tagir menengok ke arah dermaga yang gelap. Kedua mata hijaunya terpaku pada cahaya dari dalam pos penjaga. Kaki-kaki pendek kurcaci itu mulai berderap cepat menuju ke sumber cahaya.
Sebuah kapak kecil Tagir hunuskan dari sabuk pinggangnya. Tagir berhenti di depan pintu pos kecil penjaga dermaga. Dengan hati-hati, Tagir melongok dari balik pintu yang sedikit terbuka. Dua penjaga teler dan duduk pada kursi. Aroma ale yang menusuk tercium dari tempat Tagir berdiri.
Perlahan si kurcaci mendekati penjaga pertama yang tertidur. Dengan hati-hati, Tagir mencuil-cuil pinggang pria itu menggunakan gagang kapaknya. "Oslum dimana?" tanya si kurcaci dengan suara parau.
Setelah beberapa saat, akhirnya penjaga pertama terbangun. "Maria, kemarilah," rayu penjaga mabuk itu. Penjaga itu menjambak rambut ikal Tagir dan menarik kepala Tagir mendekati mulutnya. Si kurcaci terperangah dan mencoba melepaskan cengkeraman penjaga. Namun Tagir tak cukup cepat. Mata penjaga terbuka lebar saat ia mencium kurcaci itu dengan penuh gairah.
Sejenak penjaga pertama memandangi wajah buruk rupa dengan kumis oranye tebal di hadapannya. Penjaga itu terkejut dan menjerit seperti perempuan. Tagir bahkan menjerit lebih kencang.
Tagir meninju wajah penjaga pertama sampai ia pingsan. Keributan itu lantas membangunkan penjaga kedua. Dengan cepat, Tagir berderap menghampiri penjaga kedua. Tagir menarik kepala penjaga kedua sampai membentur meja. Penjaga kedua terlengar seketika.
Buru-buru, si kurcaci keluar dari pos penjaga. Ia meludah beberapa kali dan mengelap bibir tebalnya dengan punggung tangan. Tagir mengumpat dan geli dengan apa yang barusan terjadi.
Tagir memutuskan untuk menjelajahi kota. Ia berjalan dalam bayang-bayang rumah batu dan kayu. Sesekali Tagir menilik dari balik jendela rumah yang masih menyala. Namun ia tidak menemukan seorang pun.
Langkah Tagir terhenti begitu melihat seorang pria keluar dari rumah minum. Pria itu masuk ke gang sempit dan kencing di sana. "Oslum dimana?" tanya Tagir yang menyuruk di belakang pria itu.
"Ha, Oslum? Itu lumayan jauh dari sini bung," jawab pria itu tanpa menoleh. "Pergilah ke barat. Kau akan melewati kota Yerath dan Lhomus. Terus saja sampai kau tiba di Oslum," lanjut pria itu. "Mau apa kau-" ucap pria itu, lantas terpotong saat ia menoleh, tapi tak menemukan siapa pun. "Kebanyakan minum," gumam pria itu sembari mengupil.
Parla, aku akan menemukanmu!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Aleasah Heroes - Book 1 -
Фэнтези(Telah terbit) Lima tokoh, lima petualangan, dalam satu kisah. Ranor, pemuda yang memburu Azmot untuk membalaskan kematian keluarganya. Yohana, penyihir yang bertualang menjaga kedamaian di Aleasah. Sa Mair, pemimpin kaum raksasa yang menjelajah un...