Chap. 16 Oscar

68 6 0
                                    

Sebuah kereta hitam kerajaan Girandir mengoyak daratan salju dengan rodanya. Barisan prajurit berkuda mengapit kereta itu dari depan dan belakang. Di dalam kereta itu, Oscar duduk berhadapan dengan Helda.

Helda ialah seorang penyihir perempuan ternama kerajaan Girandir. Penyihir itu mengenakan gaun gotik serba hitam. Bibir Helda berwarna ungu tebal sanggup menghipnotis pria manapun. Paras Helda yang awet muda menyembunyikan usianya yang bahkan melebihi raja Aughtas.

Kedua bola mata hitam Helda menatap Oscar dengan serius. "Pangeran Oscar, apakah pangeran ingat berapa banyak pertarungan yang pangeran lalui?" tanya Helda dengan suara lembut.

Oscar memandang Helda sebentar lalu beralih ke luar jendela kereta. Ia menatap pegunungan Zeot yang terbaring di sebelah kanan. "Entahlah, aku tidak pernah menghitungnya," jawab Oscar dengan santai. Oscar menyandarkan kepala pada punggung lengannya.

"Berapa banyak yang sudah pangeran bunuh?"

Oscar tersenyum, tapi tak tertarik menatap Helda. "Mungkin ratusan, jangan salahkan aku kalau tidak menghitung."

"Kalau begitu, bagaimana dengan nyawa yang dikorbankan untuk melindungi pangeran?" tanya Helda tanpa memberikan sedetik pun waktu bagi Oscar.

Oscar tersenyum mendengar pertanyaan Helda. Dia nyaris tertawa terbahak-bahak. Kali ini Helda berhasil menarik perhatian Oscar. Oscar menatap Helda. "Mereka berkorban untuk kerajaan. Bukankah... itu yang kalian sebut sebuah kehormatan," jawab Oscar dengan lantang. Mata Oscar memandang Helda dengan tajam.

Perlahan, senyum tipis merekah dari bibir Helda. Helda beranjak dari bangkunya. Mata Helda menatap Oscar lekat-lekat seakan mengamati warisan kerajaan. "Pangeran, kau persis seperti ayahmu," kata Helda.

"Tentu saja," balas Oscar dan menyandarkan kepala pada telapak tangan. "Kami terlahir untuk memiliki semuanya." lanjut Oscar dengan penuh keyakinan.

The Aleasah Heroes - Book 1 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang