Chap. 13 Azmot

71 7 0
                                    

Jeritan-jeritan kematian berhasil membangunkan Fahranis, sang raja peri. Sang raja peri, makhluk serupa manusia dengan telinga lancip dan rupa yang mempesona, menyaksikan apa yang diperbuat oleh Azmot dari bola mata Azmot.

"Apa yang kau lakukan?" sergah Fahranis.

Berkat ramuan terkutuk yang Fahranis minum sepuluh tahun lalu. Azmot berhasil merasuki tubuh sang raja peri dan menguasai tubuh sang raja. Sementara kesadaran Fahranis terpenjara dalam tubuhnya sendiri. Ia tidak punya kekuatan untuk merebut kembali tubuhnya dan terpaksa menjadi saksi atas seluruh kekejaman yang Azmot lakukan.

"Tentu saja, balas dendam. Kau mungkin lupa, tapi seseorang yang berhasil mengalahkanku berasal dari desa ini!"

"Tapi, tapi mereka yang kau bunuh tidak ada hubungannya!" sergah Fahranis selagi menyaksikan pembantaian itu. "Azmot! Hentikan kegilaan ini!" hardik Fahranis.

Gelak tawa suara parau Azmot membahana memenuhi pikiran sang raja peri. "Kau bisa apa? Coba hentikan aku kalau kau bisa!" ledek Azmot.

"Seharusnya tak kuminum ramuan terkutuk itu," sesal Fahranis teringat dengan ramuan yang diberikan seorang penyihir sepuluh tahun lalu.

"Bukankah ini yang kau mau?" tanya Azmot dengan gusar. "Kau teguk habis ramuan itu untuk kekuatan ini. Kekuatan yang dapat menghancurkan segalanya."

"Tujuanku adalah merebut kembali tanah kerajaanku. Tanah yang telah dirampas oleh para pengkhianat!" bela sang raja.

Azmot tertawa kecil. "Kau raja bodoh! Sekarang raga ini menjadi milikku! Aku lakukan apa pun yang aku mau! Kau diam saja!"

"Azmot!" teriak Ranor yang berada tidak jauh di bawah Azmot. Ranor melihat Azmot dengan tatapan penuh racun. Azmot melirik pemuda itu dan tersenyum. Ranor meraih anak panah dan busurnya. Dengan gegabah, pemuda itu menembak Azmot. Namun anak panah Ranor meleset jauh sehingga Azmot tertawa geli.

"Hmph," sepintas terbesit keinginan Azmot untuk membunuh pemuda itu.

"Tidak Azmot! Hentikan! Biarkan... biarkan dia! Kau sudah menghancurkan desanya!" Fahranis memohon begitu menyadari isi pikiran Azmot.

Azmot tertawa cekikikan. "Baik!" Azmot membumbung tinggi. "Tidak ada yang lebih parah daripada hidup kehilangan segalanya," gumam Azmot. "Sesuai keinginanmu raja. Hahaha!"

The Aleasah Heroes - Book 1 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang