Ranor berderap ke arah Azmot. Sementara Azmot memainkan pedang siap menyambut Ranor. Tiba-tiba, seorang pria melejit mendahului Ranor. Pria itu menebas Azmot dengan pedang peraknya. Azmot menepis serangan itu. Pria itu tidak berhenti, pedangnya berkelebat menyerang Azmot tiga kali. Namun setiap serangannya ditangkis tarian pedang Azmot. Azmot melompat mundur.
Albert dan Pedro berhasil mengejar Ranor dan menahannya. "Lepas!" protes Ranor saat Pedro dan Albert menariknya ke gang kecil. Pedro merebut pedang dari tangan anak itu dan membanting Ranor ke tanah.
"Bocah bodoh!" geram Pedro dan meninju wajah Ranor. Sebentar Ranor tersentak pusing akibat pukulan Pedro. Risa berlari ke samping Ranor dengan mata berkaca-kaca dan terisak sedih bercampur takut.
"Salva," ucap Yohana masih berdiri di tengah jalan. Yohana terus mengamati pria berjubah hijau yang bertarung dengan Azmot. Rambut ikal yang tergerai berantakan, kering, dan tak terawat. Tunik kumal dipenuh sabetan pedang, sepatu bot hitam dihiasi puluhan tambalan. Hanya dengan sekali pandangan, siapapun pasti akan mengenali jago pedang Aleasah itu. Satu-satunya yang mampu mengimbangi Azmot.
Mendengar ucapan Yohana, Pedro bergegas melongok dari sudut gang. "Master Salva," ucap Pedro begitu mengenali sang pahlawan. Pedro menyarungkan kembali rapier-nya.
"Lama tak jumpa," sapa Azmot seraya mengacungkan pedang hitamnya ke arah Salva. Salva melompat dan dalam sekejap tiba di depan Azmot. Salva mengayunkan pedangnya kencang ke bawah, tapi kembali ditangkis Azmot.
"Kau, tetaplah mati!" sembur Salva saat kedua pedang saling menggigit. Salva menggertakkan gigi dan menatap Azmot dengan penuh amarah.
"Sudah tujuh tahun. Kau masih tanpa tata-krama," ejek Azmot dan menyeringai.
Salva berputar. Ia melancarkan satu ayunan tajam menyamping. Azmot bersiap menahan. Tiba-tiba, Salva menarik pedangnya dan kedua pedang bergesekan sampai Salva kembali menghadap Azmot. Dengan cepat, Salva menusukkan pedang ke perut Azmot.
Azmot menangkap pedang Salva dengan tangan yang bebas dan mengelak. Darah hitam pekat mengalir dari telapak tangan Azmot yang teriris. Salva mendorong pedangnya selagi Azmot mencengkeram pedang itu. Lantas, Azmot melepaskan pedang Salva dan melompat mundur.
Azmot membumbung tinggi menjaga jarak dengan Salva. "Lumayan," puji Azmot, menjilati darah yang mengalir dari telapak tangannya. Dalam hitungan detik, luka irisan pada telapak tangan Azmot tertutup dan tak berbekas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Aleasah Heroes - Book 1 -
Fantasy(Telah terbit) Lima tokoh, lima petualangan, dalam satu kisah. Ranor, pemuda yang memburu Azmot untuk membalaskan kematian keluarganya. Yohana, penyihir yang bertualang menjaga kedamaian di Aleasah. Sa Mair, pemimpin kaum raksasa yang menjelajah un...