Chap. 14 Yohana

72 7 0
                                    

Yohana menengok ke arah pria itu. Seorang pria tampan bertunik hijau ala bangsawan. Rambut hitamnya yang bergelombang terawat dengan baik dan diminyaki. Kumis tebalnya lentik dan antik. "Pedro," tebak Yohana, ia tidak akan pernah lupa dengan kumis itu.

Pedro tersenyum sehingga kumisnya sedikit terangkat. Ia meraih jemari Yohana dan membungkuk. Pedro mengecup lembut jemari Yohana. "Betul sekali, ratuku." Dengan elegan ia bangkit. "Sudah lama kamu tiba?" tanya pria itu sembari menyelidiki rombongan Yohana.

Yohana sama sekali tidak terpengaruh oleh rayuan Pedro. Dengan nada datar Yohana menjawab, "Kami baru tiba. Masih ingat Albert?" Yohana berusaha mengalihkan perhatian Pedro darinya.

"Tentu saja, kau masih mengekori Yohana," ledek Pedro melayangkan pandangan ke arah Albert. "Sepertinya kelompokmu bertambah banyaknya?" tanya Pedro beralih ke arah Ranor dan Risa.

"Ini Risa dan Ranor," balas Albert.

Pedro berjalan menghampiri Risa. Ia mengecup tangan Risa. "Berjumpa dengan dua gadis cantik dalam satu hari, sungguh hari yang indah," rayu Pedro. Aksi Pedro membuat Risa terkaget-kaget, baru kali ini Risa berjumpa pria seperti Pedro. Bahkan wajah Ranor ikut memerah.

"Jangan dianggap serius. Dia melakukannya ke semua perempuan," saran Yohana dengan nada dingin.

"Jangan begitu Yohana, kau selalu cemburu," goda Pedro.

Rayuan Pedro sekali lagi tidak mempengaruhi Yohana. "Omong-omong, kenapa kau di sini?" tanya Yohana.

"Aku suka minum di sini. Anggur mereka luar biasa. Kamu harus coba. Dan tentu saja bersamaku," balas Pedro. Sejenak pandangan Pedro beralih ke temannya yang melambai dari salah satu meja. Pedro menepuk tangan seakan menyudahi basa-basinya. "Jadi kalian mau menginap ya? Sudah pesan kamar?"

"Baru saja," jawab Yohana.

"Biarkan tuan dermawan ini yang menyambut kalian," tawar Pedro. Ia melemparkan dua keping logam emas ke perempuan pengurus penginapan itu. Pengurus penginapan menangkap uang itu dengan mata berkilau-kilau.

"Siapa dia?" bisik Ranor kepada Albert.

"Seorang saudagar kaya, tapi juga jago pedang. Lihat pedangnya," jawab Albert melirik ke rapier yang menggantung pada sabuk perak Pedro.

"Terima kasih," ucap Yohana mewakili rombongannya. Walau Pedro agak menyebalkan, tetapi sisi dermawan Pedro berhasil menutupi kejelekannya.

"Aku mohon diri dulu. Istirahatlah, besok kita ketemu lagi. Dan selamat malam," pamit Pedro sebelum meninggalkan mereka.

The Aleasah Heroes - Book 1 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang