xliiiㅡovermorrow pt.14

5.3K 1.2K 63
                                    

02.25 am, dapur
"kenapa? apa yang sebenernya terjadi?" tanya rina setelah menunggu jawaban johnny yang tak kunjung dilontarkan.

tak seperti yang diharapkan, johnny masih bungkam. belum ada tanda-tanda pria itu mau menjawab pertanyaan rina.

gadis itu menghela nafas, "cuma kamu yang bisa bantu, jadi tolong. rena sama sihyun hilang dan jelas ada sesuatu yang jahat di dalem rumah ini," tambah rina.

"ini semua cuma salah paham. saya mencintai istri saya lebih dari apapun," mulainya dan untuk beberapa saat, johnny mulai menceritakan inti ceritanya.

"sekarang, mereka ada dimana? rena sama sihyun," tanya rina dan tak seperti sebelumnya, johnny menjawab, "tempat dimana energi dia paling kuat-,"

"gudang kak!" pekik rena lalu segera mengajak daniel pergi, tak lupa mengucapkan terima kasih pada sosok bernama johnny seo itu.

"eh? apa nggak sebaiknya kamu ikut?" potong daniel. pemuda itu berbicara pada sosok johnny yang perlahan mulai terlihat tidak menyeramkan.

johnny menggelengkan kepalanya, "jangan, saya bisa memicu kemurkaannya."

rina lalu menghela nafas, "oke, kita bisa ngerti. omong-omong, apa kamu tau kalau herin juga ada disini? jiwanya masih belum tenang," tambah gadis itu.

"saya tau tapi saya tidak berani menghadapi anak saya satu-satunya itu. saya malu dengan tindakan saya," jelas johnny.

"mungkin kamu bisa jelaskan ke herin supaya nggak terjadi salah paham," daniel buka suara, "ayo rin!" ajaknya sebelum meninggalkan sosok johnny seo.



02.30 am, lantai dua
"kita masih belum tau mereka ada dimana," ujar jihoon, menghentikan langkah woojin yang baru saja mengajak dirinya kabur dari kamar utama.

"mungkin sosok tadi bisa bantu kita," tambah jihoon lagi.

woojin mengangguk setuju walau sebenarnya, jantungnya masih dag-dig-dug setelah sosok itu teriak tepat di samping telinganya dan dugaannya, jihoon tidak mendengar itu.

gantian, jihoon kini memimpin untuk kembali ke kamar utama. ia menekan gagang pintu dan mendorongnya, "tolong-, mereka ada dimana? rena sama sihyun," ujar jihoon.

beruntung sosok itu masih ada disana, kini kembali ke tempat semulaㅡmenghadap dinding, "harus cepet! rina dan kakanya nggak mungkin bisa kalau cuma berdua! mereka ada di gudang!" ujar sosok itu lagi, kini nadanya terdengar tidak sabar.

mendengar jawaban itu, jihoon langsung berterima kasih lalu mengajak woojin untuk segera turun.



02.33 am, gudang
"bang! rina!" panggil jihoon begitu sampai di ambang pintu menuju gudang. beberapa kali pemuda itu melontarkan panggilan tapi tak ada jawaban.

"shh! diem coba," suruh woojin, "dari dalem sana ada suara orang ngomong. denger?" tanya pemuda itu sambil membekap mulut jihoon yang sejak tadi ramai sendiri.

dibekap mulutnya, mau tak mau jihoon jadi diam lalu mulai menajamkan indera pendengarannya.

"mending sekarang kita turun pelan-pelan," ajak woojin dan disetujui oleh jihoon.

untungnya anak tangga menuju gudang terbuat dari bahan beton ekspos sehingga tak menimbulkan suara berdecit.

sampainya di dekat anak tangga paling bawah sebelum belokan, kedua pemuda park itu bisa melihat seseorang yang kini sedang menatap mereka, mengisyaratkan keduanya untuk tetap tenang dan diam.

"bang niel?" bisik woojin lalu ikut duduk di anak tangga atas daniel.

"kembaliin mereka," suara rina terdengar dan mau tak mau woojin harus bertanya, "ada apa?"

"rina lagi coba ngomong sama arwah yang sebelumnya pernah dia ceritainㅡarwah paling kuat di rumah ini. arwah istri yang dibunuh suaminya setelah dia bunuh sekretaris suaminya," jelas daniel panjang lebar dan tentu saja sambil berbisik.

penasaran, jihoon inisiatif untuk mengintip dari sebelah daniel dan pemuda kang itu mempersilahkan saudara sepupunya, "bang-, kenapa rina lagi bicara sama rena?"

"kembaliin mereka! mereka berdua! aku nggak mau milih!" suara rina terdengar lagi, kali ini penuh penakanan.

"rina lagi ngomong sama rena tapi rena cuma senyumㅡnggak jawab apa-apa tapi rina bales ngomong lagi," jelas jihoon, berbagi cerita mengenai situasi yang baru saja ia saksikan.

"jangan-jangan? rena kerasukan arwah itu?" ujar woojin menarik kesimpulan.

"sebenernya, kenapa? kenapa kamu ngelakuin perbuatan keji itu?" tanya rina pada akhirnya.

[oneshots] midnight talk.✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang