Zeta kemudian menyimpan hasil gambarannya itu, sudah cukup ia memandangi gambar Bang Cam yang tampannya melebihi orang tertampan di dunia. Emang siapa orang tertampan di dunia? Zeta pun tidak tau sebenarnya.
Zeta buru-buru menutup buku sketsanya, ia tidak mau sampai ada orang yang melihat gambar Bang Camnya itu, sehingga nanti akan menambah jumlah fans dari cogannya itu.
Sudah cukup! persaingan sudah cukup ketat, Zeta harus bersaing dengan ribuan orang di berbagai belahan dunia. Jangan sampai Zeta mendapat tambahan pesaing dari daerah sini akibat Zeta membiarkan foto Bang Cam terlihat oleh orang lain.
Zeta kemudian membuka aplikasi WA di handphonenya, Zeta sudah tak sabar memberitahu kabar terbaru kepada team suksesnya--Jejen alias Jeny--
Zeta:
P
P
p
P
p
(20++)Zeta memperhatikan laporan pengiriman dari pesannya itu. Ceklis satu, kemudian ceklis dua dan sudah tak ada lagi perubahan selanjutnya. Padahal yang Zeta harapkan adalah ceklis dua berwarna biru yang artinya Jeny langsung membaca pesannya.
Postink, mungkin si Jejen lagi sibuk di kamar mandi sama moli yang suka kabur-kaburan kalo mau mandi.
Atau jangan-jangan Jejen lagi mandi dan mempersiapkan diri untuk berperang bersama wanita penggila shopping lainnya yang siap jambak-jambakan di mall yang lagi ngadain diskon special liburan.
Mungkin tidak jauh dari kedua hal itu. Zeta kenal siapa Jejen, Zeta hafal wanita itu luar dalem.
Untuk mengusir kebosanannya saat ini, Zeta menaruh handphonenya di atas buku sketsa, kemudian masuk ke dalam rumah untuk menyeduh secangkir kopi yang dirasa dapat mengusir bosannya kali ini.
Sekembalinya Zeta dari dalam rumah, ia sudah mendapati handphonenya dibanjiri oleh puluhan pesan spam dari Jeny.
Jeny:
Ini WA bukan BBM!
Oyyy
Oyyy
Oyyy
(20+++)
Helloww
Kenapa Ta?
Aih ni bocah
Blzzzz dung
Tai
Udah dibls malah ngilang
Oke fix
Gue off nih
Ta
TATAAAAAA
ada apa?
Gak bales Bang Cam buat gue!Zeta tersenyum melihat pesan-pesan itu berjajar di room chatnya.
Dasar Jejen si tukang spam!
Zeta:
Haeeeyy Tata di sini.
Abis nyeduh kopi.
Lu lama si bales nya.
Gue lelah menunggu.
Buat yang terakhir gue gak rela! Gue bacok lo!Zeta kembali menyimpan handphonenya untuk menyeruput kopi yang masih dipegang di tangannya. Belum sempat bibir Zeta menyentuh uap kopi yang menggelitik hidungnya itu, suara pesan dari handphonenya kembali masuk lagi.
"Lagi cepet-cepet, lagi lama-lama, Jen."
Zeta terlebih dahulu menyeruput kopinya, kasian lidahnya sudah tak sabar mengecap rasa khas kopi yang pastinya membuat ketagihan.
Setelah sang lidah berhasil merasakan minuman hangat tersebut, Zeta kembali membalas pesan Jeny.
Jeny:
Ngopi mulu, ntr bodo Ta!
Waks, cewek baper.
Bacok Hayati Mas, Hayati lelah. Back on the topic, what's wrong babe?Zeta:
Oke.
I have a hots news.
Lebih hot dari sambel ABC.Jeny:
What news babe?Zeta:
Kok kepo si kayak mantan? :vJeny:
Fakkk-, -Zeta:
Haha canda viss.
Beritanya yaitu.....
Sang mantan nyamper ke rumah gue! :vJeny:
Whattt?
Gue kaget!
Mau ngapain tuh syaiton?
Minta sumbangan?
Atau numpang pooph?Zeta:
Untung gue gak ada di Jkt.
Mungkin mau mamerin pacar barunya:'vJeny:
Ih bener-bener tuh orang ya.
Udah buang lo kaya sampah, tapi dia malah balik lagi ke tong sampahnya.Zeta:
Jadi cewek mah gitu ya:')
Harus sabar-sabar banget ngadepin mahluk macem gitu.Jeny:
Banyakin istighfar Ta, biar dia panas dan pergi jauh.
Ta, gue mau siap-siap dulu ya, bukan gak mau nemenin lo.Zeta:
Oke gue coba saran lo.
Mau borong diskonan?Jeny:
Good luck babe❤
Hehe tau aja si sayang.
Byee Babi
Eh babe maksdnya:vZeta:
Fakk Je:'vSetelah percakapannya selesai, Zeta kembali fokus pada kopinya yang sedari tadi ia diamkan, sehingga uapnya kian lama kian menghilang.
"Maaf ya, Jejen ngereseh tadi." ujarnya pada secangkir kopi yang akan segera ia pindahkan ke dalam perutnya.
"Neng, maneh teh dimana Neng?" (*Neng, kamu dimana Neng?"
Suara Mbah Iin barusan hampir saja membuat Zeta tersedak oleh kopinya.
"Neng di sini, Mbah."
Di balik pintu, Mbah Iin menyembulkan tubuhnya dengan tangan yang memegang tas belanjaan.
"Anter Mbah ke pasar yuk Neng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, IQBAAL✔
General Fiction[Complited] "Kamu sekarang sudah dewasa ya, gak suka lagi pakai bando kaya dulu." ujar Ale. "Yaiyalah, masa gue terus-terusan mau pakai begituan sampe SMA. Entar yang ada gue di katain sama temen-temen gue." Timpal Zeta tak terima. "Tapi saya lebi...