Di Balik Kotak Ale (2)

2.3K 129 36
                                    

Zeta bangun pukul sepuluh, itu salah satu efek kalau Zeta sedang kelelahan, waktu tidurnya akan bertambah.

Hal yang pertama yang Zeta lakukan setelah membuka mata adalah mengecek handphonenya, itu adalah salah satu kebiasaan rutin Zeta, dengan mata setengah buram Zeta membuka satu persatu pesan yang berjajar di panel notifikasinya.

Jeny:
Ta berangkat jam 11 ya.

Jeny:
Jangan telat.

Jeny:
Telat? Gagal traktir.

Jeny:
Gue ke sana udah siap pokoknya.

Jeny:
Inget itu.

Zeta membaca satu-persatu pesan Jeny sembari mengucek matanya.

Ale:
Ta, makasih hadiahnya. Sketsanya bagus. Tapi idung saya kok jadi gitu ya?

Ale:
Udah tidur ya?

Ale:
Oh iya udah buka hadiah dari saya? Gimana? suka?

Zeta langsung membuka matanya lebar saat membaca ketiga pesan itu.

Jadi Ale menghubunginya tadi malam?

Zeta mendengus kecewa, kenapa tadi malam ia malah tidur?  Ah bodoh, itu kan kesempatan.

Oh iya hadiah Ale, paper bag itu, dimana Zeta menyimpannya ya? Ya ampun kenapa bisa Zeta melupakan hadiah itu.

Setelah menemukan paper bag dari Ale, Zeta lantas membukanya, di sana ia mendapati sebuah.. Dream catcher? Kapan Ale membelinya? Omg dan ini lucu banget, Zeta suka banget sama benda ini.

Makasih, Le.

Dan selanjutnya tidak ada apa-apa lagi selain sebuah kertas yang di simpan di dalan amplop berwarna yang senada dengan dream catchernya.

Zeta kemudian mengubah posisinya menjadi tengkurap. Masa bodo dengan Jeny yang akan datang jam 11. Yang paling penting saat ini adalah Ale dulu.

Hai, Zeta.

Saya suka nama kamu, apalagi kalo nama kamu di panggil Tata, saya jadi inget tukang cilok langganan Ibu, karena namanya sama kayak nama kamu. Bagi saya nama kamu unik Zeta, mana ada orang yang mau pake nama dengan huruf awal paling akhir. Kan kasian nanti di sekolah nomor absennya selalu paling akhir.

Waktu kecil ibu pernah bilang, saya sama kamu itu kayak anak kembar yang kemana-mana selalu berdua, istilahnya kaya Upin dan Ipin versi cowok cewek. Tapi saya bersyukur kita sempet berpisah, Ta.

Coba bayangin, gimana nasib saya kalo kita harus terus deket dari kecil sampai segede ini. Pas liat kamu dewasa saya jadi gak mau sahabatan sama kamu dari kecil.

Zeta sempat cemberut di bagian ini, "kok jahat si Le?"

Saya gak mau hubungan kita hanya sebatas sahabat Ta, saya mau lebih dari itu. Sedangkan dalam lingkaran persahabatan, walaupun dekat tapi kita gak bisa berbuat lebih dari itu, sedangkan saya menyayangi kamunya lebih dari seorang sahabat.

Sejak pertemuan pertama kita kembali, saya langsung jatuh hati sama Zeta versi dewasa. Kamu makin terlihat cantik, dewasa, dan yang pasti kamu bukan Zeta kecil yang tomboy. Yang pernah masuk selokan gara-gara jatuh dari sepedah.

Tapi di sini saya gak mau berharap banyak Ta, saya tau bagaimana kehidupan Jakarta yang penuh dengan cowok yang pastinya lebih-lebih dari saya. Saya sadar diri Ta.

Saya mau bilang makasih telah datang kembali di kehidupan saya, telah ngasih saya warna baru yang sangat indah. Jangan pernah nyesel pernah bertemu saya kembali. Jangan lupa balik ke sini lagi, pintu ini akan selalu berbuka untuk kamu setiap saat.

Inget ya jangan cengeng lagi, Zeta kecil gak cengeng loh, kalo ada yang sakitin kamu, bilang ke saya ya,  nanti saya lawan dia dari kejauhan.

-Iqbaal.

Zeta menitihkan air mata setelah membaca surat tersebut, kata-kata Ale membuatnya terharu. Ternyata Ale juga menyukainya?  Jadi ini namanya cinta Zeta gak bertepuk sebelah tangan?

Saat Zeta masih di buat senyum-senyum dengan surat Ale, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka paksa.

Brukkk.

Di sana Zeta langsung mendapati sosok yang sedang berkacak pinggang dengan wajah garangnya.

"ZETTAAAAAA!  GUE BILANG KAN JANGAN TELAT!  INI UDAH JAM 11 LO BELUM MANDI?"

Zeta lantas menutup telinganya dengan kedua tangannya, pasalnya kalau tidak di tutup, telinga Zeta bisa langsung rusak akibat suara wanita itu yang sangat melengking.

"Iya iya Jejen. Gue otw nih."

"Otw dengan keadaan belom mandi Ta? Bener-bener ya lo itu cewek saiko!"

"Ih maksud gue otw kamar mandi Jejen." ujar Zeta berlari sambil memeletkan lidahnya.

Wanita itupun semakin geram, dia lalu berancang-angcang melepaskan sepatunya untuk di lempar ke arah Zeta.

"Huaaa mak lampir ngamukkk.. Ampun Jejen." Zeta lantas berlari ke dalam kamar mandi. Mungkin kalau Zeta masih di kasurnya, wedges wanita itu sudah melayang tepat di kepala Zeta.

"Nama gue Jeny bukan Jejen taikkkk!"

"Lebih cocokan Jejen, Jeny mah kebagusan." teriak Zeta dari kamar mandi.

Brukkkk.

Dan pada akhirnya wedges setinggi sepuluh senti itu berhasil mendarat di pintu kamar mandi dengan sempurna.

-SELESAI-

=================

huwaaa akhirnya cerita ini tamat bin ending😢😢 walau berat rasanya namatin kisah gokil ala Ale Zeta tapi rasanya lega juga udah berhasil buat setiap tokoh bahagia dengan caranya masing-masing😊 maaf kalo endingnya gak sesuai harapan kalian. Kemampuan ku hanya sebatas ini😢.

Oia mau ngucapin makasih buat pembaca yang setia baca dari awal sampai detik ini, tanpa kalian cerita ini gak bakalan selesai. Maaf apabila ada kesamaan nama tempat atau apapun yang menyinggung atau gak di suka😁 ini hanya fiksi pengibur untuk para fans Iqbaal yang bentar lagi pulang ke Indo💗💗 selamat kangen-kangenan sama Ale ya💙💙

Gak kerasa akhirnya selesai juga😊 thank guys love u 💙💙

-NS-

Hi, IQBAAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang