6.2

1.8K 117 4
                                    

Lama-kelamaan sepertinya Zeta mulai merasa cocok dengan Ale, ternyata pria itu tidak semenyebalkan keliatannya. Walaupun Zeta kerap kali canggung ketika mengobrol dengan Ale akibat bahasa Ale yang terkesan sopan di bandingkan dengan bahasannya yang terlalu kasar, tapi itu tidak menjadi masalah asalkan apa yang di bicarakan keduanya nyambung, maka Zeta tidak pernah ingin menghentikan obrolannya itu.

"Le, emang pas kecil kita sedeket gimana si?" tanya Zeta spontan, ia lupa mengenai masa kecilnya dengan Ale, yang ia tau hanyalah dari yang selalu Mbah Iin ceritakan kepadanya.

"Kita deket banget, tiap hari main bareng, kamu suka ketiduran di rumah saya kalo mainnya sampe malem, kalo pas mau di pindahin ke rumah eh malah mangis minta nginep." jawab Ale dengan kekehannya.

"Terus-terus?" Zeta semakin penasaran mendengar cerita kecilnya dulu. Hingga tanpa sadar kini Zeta mengubah posisi duduknya hingga benar-benar menghadap ke arah Ale.

"Terus waktu itu saya ingat kita lagi main sepedah terus kamu berantem sama temen cewek kamu sampai kamu di dorong dan lututmu berdarah, di situ saya gak bisa apa-apa, saya bingung lihat kamu nangis, saya juga takut kena marah Mama kamu. Akhirnya yang saya lakuin yaitu masukin sepedah kamu ke selokan."

Kening Zeta berkerut akibat cerita konyol yang sedang Ale ceritakan kepadanya. "Lah kok di masukin ke selokan?"

"Saya bilangnya kamu jatuh dari sepedah bukan di dorong sama teman. Saya sangat takut di bilang gak bisa jagain kamu."

"Haha kok konyol ya tingkah lo itu, Le." Zeta tertawa pelan, sebelum kembali mendengar cerita Ale.

"Kan masih kecil. Waktu itu saya kira Mama kamu akan langsung percaya, tapi nyatanya enggak. Dia malah nanya kenapa sepedahnya masuk tapi orangnya enggak? Apa Tata salto dulu sebelum masuk selokan? Eh tapi akhirnya ketauan juga."

"Seharusnya dulu saya gak cuma masukin sepedahnya doang, tapi orangnya juga harusnya."

Pernyataan Ale barusan membut Zeta langsung membelalakkan matanya.

"Ih nyebelin!"

"Hahaha."

"Eh pulang yuk Le, makin panas nih." Zeta mengajak Ale pulang, sepertinya keadaan sejuk taman kota sudah memudar mulai pukul dua belas siang ke atas.

"Iya yuk!"

Sebelum keduanya beranjak meninggalkan taman kota, Zeta terlebih dahulu menarik Ale untuk bergeser ke tengah taman kota. Tidak akan macam-macam hanya saja Zeta membutuhkan letak background yang tepat agar hasil fotonya bagus.

Setelah dirasa tepat, Zeta lantas mengarahkan kamera handphone ke wajah keduanya.

"Say chees, Le."

Ale kemudian mengikuti apa yang Zeta katakan, secara refleks senyumnya mengembang sehingga wajahnya semakin terlihat tampan.

***

Sesampainya di rumah Zeta langsung pergi ke kamar, tubuhnya memaksa ingin di istirahatkan akibat terlalu lelah di pakai setiap hari jalan-jalan.

Saat sedang asik memejamkan matanya yang mulai terasa berat akibat efek kasur yang empuk dan udara sejuk kamarnya. Tiba-tiba Zeta kembali melotot, ia langsung teringat akan fotonya bersama Ale di taman kota tadi. Sepertinya foto itu bagus untuk di sejajarkan dengan foto-foto lain yang ada di instagramnya, apalagi akan terlihat sangat bagus jikalau sang mantan melihatnya lalu tanpa sengaja memberikan love di foto tersebut, puncak kebahagiaan Zeta adalah jika semua itu terjadi.

Tidak mau lebih lama berkhayal yang tidak-tidak, Zeta lalu membuka aplikasi instagram, menekan icon yang terdapat di tengah opsi, memilih foto, memberi caption, kemudian menekan pilihan send untuk mengabulkan semua bayangannya tadi.

Setelah terkirim, Zeta kembali memandangi foto tersebut. Foto selfi yang hanya menampilkan senyuman keduanya tanpa menampakkan wajah mereka. Tadi Zeta sengaja memotongnya agar kesannya menjadi misterius sehingga membuat kepo khalayak umum.

Tak berapa lama foto tersebut di kirim, muncul sebuah pesan masuk dan Zeta pun tanpa basa-basi membukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak berapa lama foto tersebut di kirim, muncul sebuah pesan masuk dan Zeta pun tanpa basa-basi membukanya.

Hi, IQBAAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang