Jeny:
Gebetan baru alhamdulilah.
P
P
P
Songong yang punya doi balu.
Nemu di mana?
Di liat dari mulutnya si, lumayan.Zeta:
Reseh lu Mblo!
Oy
Oy
Oy
Hadiah dari ciki serebuan Jen
Tiati mukanya ntr zonk :vJeny:
Taek lo!
Pantes cuma setengah.
Yupinya menggoda Ta!!Zeta:
Maklum serebuan si.
Yupi apaan nih?Jeny:
Yupi yang ping itu, minta di emutt.Zeta:
Nyebut Jen, ngedosa aja idup lo:v.Jeny:
Nyebut, nyebut, nyebut.
Siapa dia gerangan Ta?Zeta:
Bukan nyebut gitu kamvret!!
Emm, friendzone kali, katanya si temen kecil.Jeny:
Lumayan gila, mulutnya aja manis Ta. Jangan lo lepas pokoknya.Chat keduanya pun terus berlanjut, ngalor ngidul membicarakan mulai dari A hingga Z.
Hingga tanpa sadar ada sebuah pesan wattsapp masuk yang Zeta kira dari Jeny tapi ternyata bukan.
Nanti malam jangan lupa ya jam 7.
Awalnya Zeta akan membalas pesan itu karena ia kira itu Jeny, tapi setelah tersadar ia kemudian membaca kembali pesan tersebut. Di telitinya kembali pesan tersebut.
Itu bukan Jeny, tapi itu adalah..
Iqbaal.
Iya Ale.
Tadi ketika akan pulang dari taman kota, Ale mengajak Zeta untuk pergi jalan-jalan nanti malam. Katanya si ada tempat ramai yang seru untuk anak muda, apalagi nanti malam adalah malam minggu, maka tempat itu akan semakin ramai dari biasanya.
Zeta si menurutinya saja, malahan sangat senang dengan ajakan itu.
Saat ini Zeta memilih tidur sejenak agar nanti malam ia tidak ngantuk jikalau Ale mengajaknya main hingga malam.
***
Tepat pukul tujuh pas Zeta sudah menunggu Ale di kamarnya, sebenarnya si Zeta sudah siap sejak pukul enam namun dia enggan keluar kamar karena malu kalau mendapatkan godaan-godaan dari Mbahnya itu.
Zeta sesekali menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Baju lengan pendek bergaris hitam putih yang di balut dengan jaket lepis kemudian dipadukan dengan jeans berwarna senada itu pilihan Zeta sejak beberapa jam yang lalu. Tadi Zeta kebingungan memilih baju mana yang akan ia gunakan, ya biasalah problem cewek jika akan pergi kemana-mana selalu ribet soal baju, sampai-sampai para cewek sering berkata gak punya baju, padahal kenyataannya lemari mereka selalu dipenuh oleh baju-baju.
Hingga tiba-tiba Mbah Iin muncul mengejutkan Zeta yang sedang berkaca.
"Entos ulah ngaca wae, tuh Ale na tos nungguan." Mbah Iin berkata sambil menggelangkan kepalanya. (*udah jangan ngaca aja, tuh Ale udah nungguin.)
Pipi Zeta langsung bersemu akibat kepergok sedang memperhatikan penampilannya di kaca. Setelah di rasa selesai, ia pun mengikuti Mbah Iin menuju ruang tamu. Memang benar di sana sudah ada Ale, dia terlihat tampan dengan jaket lepisnya.
Apa? Jaket lepis? Kenapa bisa kebetulan banget gini? Batin Zeta.
Saat kemunculan Zeta, Ale lantas bangkit, ia kemudian berpamitan kepada Mbah Udin yang berada di sampingnya di lanjut kepada Mbah Iin yang berada di samping Zeta.
"Entong peuting teuing nya uihna." (*jangan malem banget ya pulangnya.)
"Iya, Mbah." Ujar Ale sangat sopan.
Setelah pamitan, keduanya pun lantas menuju halaman rumah. Ale menghidupkan motornya sedangkan Zeta berpamitan kepada Mbahnya. Setelah selesai Zeta pun menghampiri Ale yang sudah siap dengan motornya.
Saat Zeta hendak menaiki motor Ale, Zeta di buat terkejut dengan bisikkan Ale yang terdengar oleh telinganya, "kita kaya couple."
Namun Zeta sebisa mungkin tetap bersikap normal dengan ucapan Ale tersebut, walau sebenarnya dirinya sangat tak kuat ingin menjerit.
***
Di sepanjang perjalanan, Zeta mencoba mengingat-ngingat kemana arah motor ini melaju, dan tepat di lampu merah Zeta baru ingat bahwa ini adalah jalan yang sama untuk menuju ke taman kota.
Yap dan benar saja, tak beberapa jauh motor yang dikendarai Ale baru saja melewati taman kota, di sana terlihat ramai di penuhi oleh berbagai kalangan.
Tapi kenapa hanya melewati? Zeta kira Ale akan mengajaknya ke taman kota tapi ternyata tidak. Ale malah membawanya ke sebuah tempat yang membuat Zeta anstusias.
Dari luar, parkirannya memang terlihat penuh, Zeta tidak dapat membayangkan seberapa ramainya di dalam tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, IQBAAL✔
General Fiction[Complited] "Kamu sekarang sudah dewasa ya, gak suka lagi pakai bando kaya dulu." ujar Ale. "Yaiyalah, masa gue terus-terusan mau pakai begituan sampe SMA. Entar yang ada gue di katain sama temen-temen gue." Timpal Zeta tak terima. "Tapi saya lebi...