7

1.5K 108 3
                                    

Pukul enam pagi Zeta masih asik tenggelam dalam selimbut tebalnya, udara dingin pagi hari membuat Zeta enggan untuk melepas selimbutnya itu.
Namun kehangatan yang sedang Zeta rasakan, tiba-tiba sirna akibat Mbah Iin yang tiba-tiba datang lalu menyibakkan selimbutnya itu. Sambil matanya tertutup, Zeta pun mencari benda lain untuk menutupi tubuhnya dari udara dingin yang begitu menusuk.

"Neng, gugah buru, aya tamu nungguan Neng tuh!" ujar Mbah Iin sedikit emosi karena susahnya Zeta untuk bangun. (*Neng, bangun cepet, ada tamu nunggu Neng tuh!)

Zeta pun berhasil bangun dari tidurnya akibat tarikan Mbah Iin yang membuat tubuhnya bangun dari kasur. Zeta berjalan seperti orang linglung menuju ruang tamu, matanya hanya setengah terbuka sehingga beberapa kali Zeta harus menabrak lemari ataupun benda lain yang berada di sekitarnya.

Sesampainya di ruang tamu Zeta lantas menuju sofa kemudian meringkuk sambil memeluk guling yang sejak tadi di bawanya dari kamar. "Siapa si pagi-pagi udah namu!" tanyanya asal-asalan.

Tak lama Zeta merasakan tepukan tangan di pipinya, "Ta, bangun! Ayo kita CFD!"

Mendengar suara itu mata Zeta lantas terbuka, yang ia lihat pertama kali adalah wajah Ale yang tepat di hadapannya. Merasa malu akan keadaannya saat ini, Zeta pun langsung menutup wajahnya menggunakan guling.

Aduh gimana kalo gue ada beleknya atau ada ilernya, aduhh gimana ini, ujar Zeta dalam hati.

"Ih Ale kok gak bilang dulu mau datang."

"Kan kejutan, Ta."

"Yaudah gue mandi dulu!" ujar Zeta panik lalu berlari ke belakang.

***

Setelah menunggu tiga puluh menit Zeta menyelesaikan aktivitasnya, mereka lantas bersiap berangkat ke TKP.

Perjalanan tidak membutuhkan waktu lama karena jalanan belum terlalu di penuhi oleh kendaraan, mereka hanya butuh waktu dua puluh menit untuk sampai ke bundaran Cijoho, yaitu daerah awal pemblokadean jalanan dengan plang CFD.

Setelah itu Ale memarkirkan motornya di depan sebuah toko, lalu ia masuk ke toko tersebut dan sedikit berbincang dengan sang pemiliknya, setelah perbincangannya selesai, Ale kemudian menghampiri Zeta kembali.

"Yuk!"

"Kemana?"

"Ya larilah, kita harus lari." Ale kemudian menunjuk lurus ke jalanan di depan sana yang di penuhi oleh orang-orang dengan berbagai aktivitas.

"Masih jauh gak?"

"Enggak kok, paling beberapa meter lagi."

Zeta hanya dapat menghela nafas berat saat Ale langsung saja menarik tangannya untuk melakukan jogging.

Di sepanjang jalan, orang-orang pun kebanyakan sedang melakukan aktivitas yang sama, yaitu sedang berolah raga namun dengan jumlah yang berbeda-beda, ada yang sendirian, ada yang berdua sama pacar, atau bergerombol dengan teman. Ya intinya sama seperti CFD lainnya, mereka harus berusaha jogging/jalan untuk sampai ke tempat tujuan yang biasanya di penuhi oleh jajanan-jajanan yang menggoda selera.

Ale mangajak Zeta jogging dengan pelan, tapi tetap saja Zeta yang lemah dalam lari merasa sangat kecapean walau jaraknya baru beberapa meter saja. Tapi untuk saat ini Zeta tidak boleh terlihat lemah, ia harus mampu menaklukkan jogging ini hingga sampai di tepat tujuan.

Tapi kenapa ini gak sampai-sampai? Katanya deket, ah dasar Ale! Batin Zeta.

Jalanan yang awalnya sepi lama-lama berangsur menjadi ramai, hingga sangat ramai. Dalam terawangan Zeta si sepertinya mereka berdua tak lama lagi akan sampai di tempat tujuan.

Dan benar saja, dari jarak yang lumayan jauh Zeta dapat melihat tempat yang sudah tak asing baginya, yaitu taman kota yang di penuhi oleh ratusan manusia.

Hi, IQBAAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang