29. Dinner

4.4K 272 12
                                    


Yap, setelah sekian lama. Aku kangen sama semuanya!

Oke langsung saja. #KurangBisaBasa-Basi

***

"Punya ide untuk ini Luke?" tanya Lucas.

"Aku benar-benar kosong. Aku akan kalah." Luke nampak frustasi.

"Ayolah Luke, jangan sampai kalah. Sangat berbahaya jika kau gagal, nyawamu akan terancam!" Lucas melipat tangannya di depan dada.

"Hey, Lucas," Leon memanggil. "Jangan terlalu serius, mereka hanya bermain catur."

"Tidak bisa Tuan Leon! Apa yang akan dilakukan Tuan John jika ia menang? Merampas semua rokokku lagi?" ujar Lucas. "Lagipula kalau kita sampai kalah. Tuan John akan mencabut nyawa dompet kita." Lucas berbicara tepat di telinga Luke. "Kau tahu apa artinya, Luke?"

"Dompet kalian harus segera dikubur." John menyeringai, lalu menggerakkan bidak caturnya. "Skakmate! I did it! And, sesuai perjanjian. Yang kalah harus menuruti yang menang."

"Kau dengar itu, Luke?! Dia tidak akan mengampuni kita!" Luke panik sendiri. "Ini akhir bulan, Luke! Akhir bulan!"

"Tunggu dulu, Tuan-tuan." Nazaki datang dari balik pintu. "Munakata memanggil kita semua."

"Di saat seperti ini?" John mengarahkan tatapan matanya ke papan catur.

Nazaki menghela nafas, lalu melirik Leon. "Katakan padaku, Tuan Leon. Ide siapakah gerangan di balik semua ini? Disaat genting-gentingnya."

Leon mengarahkan dagunya ke arah Lucas. Nazaki melipat tangannya di depan dada, dan menghampiri Lucas. "Sudah kuduga, Orieth Lucas Ulta."

"Pantas saja jika nama samaranmu, Mr. Mother."

"Diam!"

"Baik, Mr. Mother. Munakata memanggil kita bukan? Mari kita segera kesana." Lucas hendak beranjak, namun Nazaki segera menahannya. "Semuanya, kecuali kau dan Luke."

"Apa? Kenapa kami berdua?" Luke menaikkan alis.

Nazaki melemparkan lembaran kertas kepada Luke, lalu menatap Lucas dan Luke bergantian. "Kalian berdua harus menyelesaikan sebuah urusan." Nazaki menatap Luke. "Aku tahu kau punya informasi besar yang mesti kau beritahu kepada kami. Mau berapa lama kau menyembunyikannya, Luke?"

"Bagaimana kau–"

"Pertemuan 15 menit lagi, aku harap tidak ada yang terlambat," potong Nazaki dan pergi meninggalkan ruangan.

"Kurasa kami berdua juga harus segera pergi." John bangkit dari kursinya lalu menepuk pundak Leon. Leon menatap Luke yang juga menatapnya lalu menaikkan alisnya singkat. Kedua papa itu meninggalkan ruangan.

"Apa itu, Luke? Kau menyembunyikan informasi penting?" Lucas menatap tajam ke arah Luke.

"Aku hanya berusaha memusnahkan mereka sendiri–"

"Mereka?"

"Berhenti memotong kalimatku!" ujar Luke dengan raut wajah kemarahan, lalu menarik nafas dan menghembuskannya. "Aku mengetahui mereka. Mereka yang dipimpin Emilia Moniz."

Lucas menipiskan bibir, lalu duduk di hadapan Luke. Pemuda itu mulai serius. Dan Luke melanjutkan kalimatnya. "Mereka adalah SCE. Kebanyakan dari mereka adalah mantan Damocles yang mengundurkan diri. Aku curiga jika mereka sengaja bergabung dengan Damocles untuk tujuan tertentu. Juga, ada beberapa anggota Damocles yang diculik dan dipaksa bekerja dengan mereka, hal ini akan kujelaskan lebih rinci kepada Munakata. SCE–lah yang membuat onar akhir-akhir ini. Kau lihat sendiri bukan? Dresden tidak berulah sejak kasus Glera Gloyna. Kurasa mereka telah mengetahui keberadaan SCE, dan menghentikan pergerakan. Itu hanya perkiraanku."

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang