***
Setiap orang berbeda-beda, baik dari sifat maupun fisik. Ada yang baik dan jahat, ada yang cantik atau tampan dan jelek, ada yang dermawan dan pelit. Lalu, ada yang tinggi dan juga . . . pendek.
"Biarkan aku selesaikan masalah dengan si wajah datar ini, pendek."
Jdar!
Bagaikan petir yang menyambar hati seorang Dreaf. Sakit yang ia rasa bagaikan diberi roti tawar oleh Freink. Ingin ia menangis, tapi ia yakin setelahnya ia akan disebut cengeng oleh pemuda yang tiba-tiba datang menarik Mila lalu berhasil berinteraksi dengan Freink, walaupun dengan cara memperebutkan seorang gadis. Lagipula apa yang terjadi dengan sahabatnya itu? Tiba-tiba mengatakan gadis lain miliknya? Yang ia tahu Freink tak pernah dekat dengan gadis manapun. Ia malah lebih khawatir jika sahabatnya itu punya kekasih, apa seorang Freink yang pelit rela membayar kencan untuk kekasihnya?
Mila melepaskan pelukan Luke lalu menatap pemuda itu. "Aku akan menjelaskan semuanya padamu."
Mila menarik lengan Luke keluar ruangan berjalan menuju jendela besar tak jauh dari konseling.
"Dengar Luke, tidakkah Ouji-san memberitahumu? Ketua sendiri yang memberi tugas ini, aku yakin Ouji-san tau apa yang menjadi keputusannya," ujar Mila dengan sedikit berbisik.
"Aku tahu tentang itu, tapi tidak ada yang memberitahuku tentang kau yang menjaga konseling berdua dengan seorang pria," ujar Luke sedikit meninggikan nada.
Mila menghela nafas lalu menatap pemuda di hadapannya, ia tahu benar jika Luke sangat mengkhawatirkannya. Sejak kecil Luke yang selalu menjaganya, karena ia benar-benar lemah. Mila menepuk kedua pundak Luke dengan tangannya. "Kita sekarang telah dewasa Luke. Aku menghargai kekhawatiranmu, tapi ini tugas. Jika kau tidak peduli denganku, mungkin aku juga akan bermasalah, tapi tolong serahkan yang kali ini padaku."
Tatapan Luke melembut, ia menggenggam kedua tangan Mila. "Tapi kau harus janji, beritahu aku jika hal buruk terjadi padamu."
Mila mengangguk lalu tersenyum, mereka berdua kembali melangkah ke ruang konseling. Namun belum sempat sampai di sana seseorang memanggil mereka. Menoleh, mendapati seorang gadis berambut kelam dengan warna mata yang sama. Ah, mereka kenal gadis itu, sang Kepala Universitas, Latricia Angelica.
"Bagaimana Luke, sudah melihat keadaan Mila?" tanyanya.
"Nona Angelica yang memberitahumu soal ini?" Mila menatap Luke, pemuda itu mengangguk.
"Latricia, lama tidak bertemu. Lucas merindukanmu." Luke tersenyum kecut.
"Ahaha, aku tau. Kami berdua sama-sama sibuk, kalian mengetahuinya bukan?" Luke dan Mila mengangguk.
"Lagipula Dresden mulai bergerak."–Latricia mengecilkan nada suaranya lalu melirik sekitar–"mungkin saja beberapa dari mereka berada di sini."
"Aku juga berpikir begitu," ujar Mila.
Luke melirik gadis itu dari ekor matanya, apa karena itu Mila bertukar posisi? Apa hanya dia yang tak mengerti keadaan ini? Seketika Luke tersenyum kecut.
"Tenang saja Luke, sebentar lagi akan ada pertemuan. Semua akan jelas setelahnya. Mila dan aku juga ikut bergabung di sana." Latricia memasukkan tangannya ke saku jasnya lalu mengeluarkan sebuah kartu, dan melemparnya ke Mila.
"Pertemuan di hotel milik Munakata, Kamis ini. Pukul sepuluh pagi, kau tak akan bisa masuk tanpa kartu itu," jelasnya.
"Baiklah, terimakasih."
"Kalau begitu aku pergi dulu." Latricia berlalu meninggalkan kedua orang itu.
"Ini pertama kalinya aku ikut pertemuan," ujar Mila. "Aku akan bertemu anggota inti Damocles."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend
Mystery / ThrillerHighest rank #1 in mystery/thriller : 25 Mei 2017 #2 in mystery/thriller : 17 April 2017 *** Di tahun 2076, kejahatan semakin meningkat. Kedua belah pihak yang berbeda berusaha memusnahkan satu sama lain. Kriminal, dengan kepolisian. Penjahat teka...