20. Wife Meet Her Dead Husband

5.6K 334 31
                                    


***

"Apa? Spanyol?" Luke menaikkan alis.

"Orang-orang jurusan psikologi di semester akhir akan pergi ke Spanyol untuk melatih pengetahuan mereka. Tujuan utama yaitu desa-desa terpencil. Mereka akan memberikan wawasan begitu juga memberikan pengobatan psikologi terhadap mereka yang memiliki trauma dan lain-lain," jelas Latricia lalu memberikan selembar kertas kepada Freink, Mila dan Luke. "Kalian kutugaskan untuk menemani mereka. Urus passport kalian, dan lusa kalian akan berangkat. Aku berikan cuti untuk dua hari, guna mengurus keperluan kalian."

"Ini mendadak sekali," gumam Mila.

"Itu bukan masalah Mila, aku yakin Tuan Lawson mengijinkanmu," ujar Latricia dan Mila mengangguk.

"Baiklah, apa kita sudah mulai cuti hari ini?" tanya Luke, Latricia menggangguk menanggapi. "Baiklah, tempat terbaik yang harus kita datangi adalah supermarket. Ayo kita cari keperluan."

"Kurasa di supermarket Glient ada diskon besar-besaran," tukas Freink.

"Huh? Darimana kau tahu? Apa kau seorang maniak diskon. Yang kutahu maniak diskon adalah wanita yang telah menikah," ujar Luke dengan nada mengejek.

"-_-"

"Baiklah, Nona Latricia kami permisi," Mila menunduk hormat, lalu menyeret Freink dan Luke keluar ruangan.

"Aku tak bawa mobil," tukas Freink. "Bagaimana denganmu Luke?"

"Ya aku bawa," ujar Luke sembari memainkan kunci mobilnya. Mungkin sebagai bukti kalau pemuda itu memang membawanya.

Mereka berjalan menuju sedan abu-abu di parkiran universitas. Luke di jok pengemudi sedangkan Freink di sampingnya. Mila duduk di belakang.

Luke mulai menjalankan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Melalui jalanan yang tak begitu ramai.

"Jadi, ke supermarket Glient?" tanya Luke. Semuanya mengangguk. Mungkin diskon akan berguna kali ini, bukan begitu?

Luke melirik kaca spion, lalu mendapati mobil putih tengah mengikuti mereka. Luke menggigit bibir, lalu menancap gas, menaikkan kecepatan.

"Wow, Luke, ada apa?" tanya Mila sembari menyentuh pundak pemuda itu.

"Pakai sabuk pengaman kalian, mari melaju!" ujar Luke dan semakin mempercepat kendaraannya. Sesekali ia melirik mobil di belakang yang berusaha menyelip di antara mobil-mobil lainnya.

Ia berhenti tepat di supermarket Glient. "Cepat keluar!"

Begitu Freink dan Mila turun, Luke kembali menancap gas dan melaju di jalan raya.

"Ada apa dengannya?" ujar Mila terheran-heran.

"Panggilan alam," jawab Freink singkat lalu berjalan memasuki supermarket.

Beralih ke Luke, mobil yang sedari tadi mengikutinya kini tepat di belakang. Luke membelokkan setir ke kiri, ke arah jalan satu jalur. Lalu berbelok lagi ke jalanan dengan rumput ilalang di samping kanan dan kiri.

Luke memakirkan mobilnya dengan cepat di tanah berpasir di pinggir jalan. Lalu keluar dengan cepat sembari membawa pistol miliknya lalu bersembunyi di balik rerumputan.

Mobil itu berhenti, dan tiga orang dengan jas formal dan dengan pistol yang siap menembak turun dari mobil. Dengan cepat Luke menembak salah satu dari keempat orang itu, dan gotcha!. Satu kepala tewas.

"Keparat kau! Kita belum bertatap muka dan kau telah membunuh satu!"
Luke keluar dari rerumputan dengan perlahan. "Kau cari mati ya?" tanya salah satunya yang bertubuh besar.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang