***
Hari ini, suatu hari di musim semi. John atau Michael Regis yang biasanya berjalan-jalan bersama Leon, mengusili beberapa junior, dan bermain catur bersama Luke di sebuah ruangan ketika yang lain sedang rapat. Namun kali ini, ia bersama yang lainnya berkumpul di ruang rapat. Munakata menatap kosong, padahal nyatanya ia sedang mengumpulkan masalah yang terjadi akhir-akhir.
Lucas tidak bisa berpikir apa-apa, atau ia memang tidak pernah berpikir, tidak, hanya bercanda. Di kepalanya hanya ada Latricia yang terbaring di tempat tidur medis Damocles. Gadis itu terluka parah, dan mungkin nyawanya akan terenggut oleh gadis gila, untung saja Nazaki datang tepat waktu.
Yang menjadi pertanyaan semua orang adalah, siapa gadis gila yang melukai Dreaf dan Latricia, juga yang menyebabkan bom-bom tersembunyi meledak?
"Tidak ada waktu untuk berdiam diri dan memikirkan hal buruk yang telah terjadi," ujar Leon tiba-tiba. "Kita harus memikirkan jalan keluar. Dan benang merahnya."
"Hanya Tuhan yang dapat menyembuhkan Latricia." Lucas menaruh kepalanya di meja.
"Silahkan saja cari benang merahnya. Otakmu itu yang terbaik." John menatap Leon.
"Kematian Filona Regis dan model yang sedang naik daun, Glera Gloyna, Earl Walton Odd, diculiknya Mila, penyerangan bom di universitas Galgano oleh gadis gila." Nazaki melipat lengannya di depan dada. "Apa itu semua benar-benar perbuatan Dresden?"
"Jangan lupa dengan SCE," tukas Freya.
"Satu-satunya keterlibatan SCE, hanya di kasus Earl Walton Odd." Leon menyentuh dagunya. "Jangan lupa, kasus itu menarik karena adanya perebutan informasi oleh Dorlando bersaudara."
"Dan informasi mengenai kita jatuh ke tangan SCE." Munakata menghela nafas gusar.
"Reizo Mikoto, Emilia Moniz." Leon melirik Munakata dan Lucas. "Ouji Munakata, Orieth Lucas Ulta. Mereka berdua adalah seseorang dari masa lalu kalian."
"Kebetulan yang tidak menyenangkan." Lucas tersenyum kecut.
***
"Apa kau yakin, anak buahmu yang akan menyerang pulau itu?" Mikoto menghembuskan asap rokoknya ke atas, lalu menatap wanita yang berjalan di sampingnya. "Apa mereka benar-benar bisa melakukannya?"
Wanita di sampingnya tersenyum kecut. "Kau tidak mempercayaiku."
"Pernyataan yang bagus. Memang tidak pernah." Wanita itu hanya memutar bola matanya, lalu berjalan mendahului Mikoto. Wanita itu memiliki postur tubuh yang bagus. Rambutnya yang bergelombang ia potong sebahu. Maniknya yang berwarna biru selalu menatap dengan tajam. Belum lagi senapan yang selalu bertengger di pinggangnya, ia selalu nampak waspada.
"Emilia," panggil Mikoto. "Kau pernah tidur dengan seseorang?"
Emilia berbalik perlahan. "Kau bilang kau tidak mempercayaiku?"
"Ini mungkin, persoalan yang berbeda."
Emilia menaikkan kedua alisnya. "Mengapa kita membicarakan ini?"
Mikoto menaikkan kedua bahunya. "Aku bawa salah satu dari mereka."
"Biar kutebak, Nona Lawson." Emilia memutar bola mata bosan. "Kau yakin kau bisa menyerahkan semuanya kepada mesin buatan Halmer?"
"Dia favoritku. Dia seharusnya menjadi seorang ahli dan mendapat penghargaan." Mikoto menepuk pundak wanita itu. "Yang harus kau lakukan sekarang adalah bersenang-senang dengan pulau itu. Dan membuat keributan yang indah."
Emilia pergi meninggalkan Mikoto. Damian keluar dari persembunyiannya dan berdiri di samping Mikoto. "Dia jutek sekali." Damian melirik Mikoto. "Dan kau bertanya apakah ia pernah tidur dengan seseorang dengan wajah datar. Kau terlihat bertanya dengan sangat serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend
Mystery / ThrillerHighest rank #1 in mystery/thriller : 25 Mei 2017 #2 in mystery/thriller : 17 April 2017 *** Di tahun 2076, kejahatan semakin meningkat. Kedua belah pihak yang berbeda berusaha memusnahkan satu sama lain. Kriminal, dengan kepolisian. Penjahat teka...