34. Crazy Girl

4.2K 282 18
                                    


"Dreaf, menurutmu bagaimana jika sebenarnya aku tahu dimana bom itu?" tanya gadis itu.


***


"Benarkah? Bagus jika kau tahu dimana bomnya, kita akan memberitahu pihak Damocles. Ayo," ujar Dreaf namun gadis itu menarik lengan Dreaf sembari menggelengkan kepala.

"Hanya aku yang akan memberitahu mereka, kau harus kembali." gadis itu menampakkan wajah gelisah.

"Tidak bisa begitu, kita harus pergi bersama-sama." Dreaf terus mendesak.

"Kau tidak akan mengerti!" teriak Rayra. Ia menggigit bibir lalu berlari meninggalkan Dreaf. Tak lama bom meledak, atap perpustakaan nampak hendak runtuh. Dreaf berlindung di bawah meja, lalu puing-puing beton menimpanya. Sementara Rayra menari kegirangan, tak mempedulikan puing-puing bangunan yang bisa saja menimpanya. "Aku sudah mengatakannya! Kau tak akan mengerti!"

John mendecih lalu keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mengunci pergerakan Rayra dari belakang. Kedua lengan gadis itu digenggamnya erat-erat. "Apa yang kau lakukan?" tanya John bertepatan dengan runtuhnya puing-puing bangunan yang mulai mereda.

Gadis itu menggigit tangan John dengan kuat, dan berhasil melepaskan diri. "Aku tidak melakukan apapun padamu," ujar gadis itu sembari mengusap matanya yang mulai mengeluarkan air mata. "Mengapa kau membuat pergelangan tanganku sakit? Kau kejam!" Lalu gadis itu menangis sejadi-jadinya.

John sendiri mencuramkan alis. Ada apa dengan gadis yang ditemuinya ini. Di awal tadi ia nampak sebagai gadis yang pendiam. Lalu tiba-tiba bom yang kemungkinan besar dipasang di atap perpustakaan meledak dan gadis itu menari-nari seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar, dan juga pada Dreaf. Lalu sekarang menangis?

Gadis itu berhenti menangis sekarang. Lalu menatap John dengan seringai puas. "Ia akan mati!" ujar gadis itu sembari menunjuk ke arah setumpukan puing beton dibelakang John. "Dreaf Regis akan mati. Kau tahu? Akan mati! Sekarang, selanjutnya siapa yang akan menyusulnya? Siapa?! Hahahaha!" Gadis itu berlari meninggalkan tempat itu.

John mendecih lalu menghubungi anak buahnya. Lalu setelahnya ia sendiri berusaha menyingkirkan tumpukan puing beton. Ia harus menyelamatkan anaknya. Jika ia Dreaf sampai meninggalkan dunia ini, sudah dipastikan ia akan menjadi gila seumur hidup.

"Tolong!"

"Bertahanlah!" John berlari ke arah puing-puing. Namun ia tidak bisa menemukan celah sedikitpun. Tak lama anak buahnya datang, John menyerahkan keselamatan Dreaf. Lalu ia sendiri berlari keluar hendak mengejar gadis itu.

"Tidak akan ada siapapun yang akan mengerti. Kalian tidak akan mengerti!" John melihat gadis itu menari-nari di taman maple. "Kau tidak akan mengerti!" dan bom meledak, nyaris melukai John Regis.

"Kau tidak akan mengerti? Jangan-jangan!" John membelalakkan mata.

Gadis itu tertawa lalu berlari meninggalkan tempat itu, menuju gedung utama. John bangkit lalu segera menyusul. Kalau ia tidak salah kira, setiap kali gadis itu berkata 'Kau tidak akan mengerti.' maka bom akan meledak. Sepertinya bom memang dipasang di banyak tempat, dan akan meledak begitu gadis itu mengucapkan kalimat itu.

"Kalimat menyedihkan yang membawa petaka. Cih!"

John berlari mengejar gadis itu di lorong, terpaksa ia mengeluarkan revolvernya lalu menembakkannya ke atas. Ia hendak menakuti gadis itu, namun sepertinya tak ada gunanya mengingat gadis itu bahkan tidak takut akan puing-puing beton berjatuhan yang bisa saja mengeluarkan otak di dalam kepalanya.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang