7. My Way To Kill Her

17.5K 1K 24
                                    

Jeng! Mungkin Author lagi rajin. Up gak dua Minggu sekali. Biasanya kn begitu. Kn kn?😊

#HappyReadingAll...

***

"Lagipula, apakah Luke menemukan noda darah di CCTV itu? Jika memang benar Glera yang mengaktifkan CCTV secara langsung bukankah terdapat noda darah di sana?" Leon kembali membuka suara. Ia melipat tangannya di depan dada, pikiran detektifnya berkeliaran. Memunculkan berbagai pendapat dan kemungkinan di pikirannya.

"Dia tak mungkin melakukannya sendiri. Ada orang lain."

***

John Regis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

John Regis


"Orang lain maksdumu?" tanya John dengan wajah yang menginginkan jawaban.

"Menurutku untuk apa Glera meng-on-off CCTV? Menunjukan kematiannya? Menggelikan." ujar Leon dengan wajah sinis. Leon mengeluarkan sebungkus rokok dan menyalakan pemantik api.

"Hmph! Semua kata katamu benar." ucap John. Ia merebut paksa bungkusan rokok milik Leon dan mencuri satu buah.

"Bagaimana dengan sidik jari? Apa ada sidik jari lain?" Leon melirik Luke. Pemuda itu menggeleng pelan. Ia mengibaskan asap rokok yang menganggu pernafasannya. Terasa panas, ia bahkan tak mengerti mengapa para lelaki selalu merokok. Atau apakah dia yang tak normal karena belum pernah mencobanya?

Leon kembali menghisap rokoknya, lalu membuang dan menginjak rokok itu dengan sepatunya. Mematikan nyala api agar tidak menyebar.

Ia akan fokus setelah ini. Bagaimanapun pelakunya adalah orang yang benar-benar jenius. Pembunuhan ini begitu rapi, sehingga para polisi menyangka bahwa ini benar benar kasus bunuh diri. Ah tapi berbeda dengan Leon. Pria itu menyimpulkan dengan pandangan lain. Bagaimanapun ia adalah detektif yang bekerja sejak umur 14 tahun. Jika pembunuhnya adalah pembunuh jenius, maka pembunuh itu akan berhadapan dengan detektif yang jenius pula.

"Lalu menurut kalian keanehan apa lagi yang ada di rekaman CCTV ini?" tanya John sembari melipat tangannya di depan dada.

"Rekaman yang menunjukkan gerbang masuk." jawab Leon dengan datar.

"Apa yang aneh di sana?" tanya Luke. Ia terbatuk, asap rokok dari John memasuki tenggorokannya.

"Apakah karena rokokku? Maafkan aku Luke." ujar John namun masih tetap melanjutkan kegiatannya.

"Rekaman itu yang paling lama rusak. Atau bisakah aku menyimpulkan bahwa pelaku yang sebenarnya keluar masuk lewat gerbang itu." ujar Leon dengan tatapan tajam. Kembali ke topik pembunuhan.

Semua terdiam, baiklah kesimpulan yang benar benar rapi. Kehebatan seorang Leon benar-benar luar biasa. Hanya dengan rekaman CCTV ia bisa menyimpulkan banyak hal.

"Apakah hanya ini rekamannya?" tanya Leon.

"Ada satu rekaman lagi yang menunjukkan halaman kediaman Glera. Namun rekaman itu rusak selama dua jam." ujar Luke dengan nafas tersengal-sengal. Ia benar-benar tidak tahan.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang