***
25 years ago, 14 July 2051.
Kyoto, Japan"Hm...." Seorang lelaki kecil berambut pirang tengah membungkukkan badan sembari menelusuri pekarangan rumah keluarga Ouji dan keluarga Reizo yang hanya berbatas sebuah lampu nipon. Ia mengamati rerumputan dengan kaca pembesarnya. Ia berhenti sejenak lalu mencabut rumput berlumpur.
"Ini musim panas, sepertinya rumput ini belum lama diinjak," ujarnya.
Anak itu berjalan menuju halaman belakang, lalu mengamati sekitar. Ia melirik pintu belakang yang terbuka di kediaman keluarganya lalu berjalan mendekat. Ia menanggalkan sepatunya lalu memasuki rumah.
Pintu belakang langsung menuju dapur, Ny. Ouji tengah sibuk menggulung sushi. Anak itu mendekati wanita muda yang jelita itu, lalu mendudukkan diri tak jauh dari sana.
"Ibu, apa Ibu melihat anak kecil berambut hitam berkulit pucat seperti zombie, lewat di sekitar sini?" tanya anak itu dengan nada polos.
"Maksudmu Mikoto? Tadi Mikoto berlari kedalam, Munakata," jawab wanita itu dengan senyuman kearah buah hatinya.
"Ibu, Ibu akan kujadikan saksi mata atas kasus ini," ujar anak itu lalu berlari meninggalkan dapur. Sedangkan Ny. Ouji terkekeh pelan melihat tingkah laku anaknya.
Anak itu bernama Munakata, Munakata kecil yang manis. Anak tunggal dari keluarga Ouji. Tampan dan juga manis, banyak orang yang menyukainya. Umurnya baru 5 tahun, namun ia sangat mudah mempelajari sesuatu. Mudah bergaul dan beradaptasi, keramahannya menjadi primadonanya.
Munakata menelusuri ruang tamu, melihat di balik sofa dan bawah meja. Ia mendengus kasar, hal yang ia cari belum ia temukan. Ia lalu berjalan menaiki tangga, dan membuka pintu kamarnya. Menengok di bawah kasur, tak ada apa-apa. Ia mendekati kamar mandi miliknya lalu membukanya perlahan...,
"Akh!" Teriaknya.
Ia kaget bukan main ketika mendapati cairan merah berceceran di lantai kamar mandinya. Lalu tak jauh darisana ia menemukan sebuah boneka – dalam fantasinya itu adalah seorang gadis – yang bersimbah saus tomat – dalam fantasinya itu adalah darah – pucat terbujur kaku. Munakata berjalan berjinjit mendekati temuannya itu, lalu mengamati. Ia berlari keluar kamar mandi, lalu mendatangi boneka beruang berukuran sedang yang tak jauh dari sana.
"Sir Alex, tolong periksa korban. Selidiki hal apapun yang bisa membantu kita untuk menangkap pelaku," ujar Munakata lalu menyentuh boneka itu setelahnya membuat gerakan mengangguk.
"Baik, kalau begitu aku akan menunggu." Munakata duduk bersila di lantai lalu tak lama bangkit lagi.
"Apa?! Pelakunya Dresden?! Sir Alex siapkan anggota Damocles dan kita bersiap untuk menyerang Dresden. Niu niu niu sfx : suara sirene."
Munakata menarik boneka beruangnya lalu berjalan keluar kamar. Ia berlari menuruni tangga, dan kembali menemui Ibunya.
"Ketemu!" teriak Munakata senang.
Munakata kembali berlari menaiki kursi di samping anak lelaki berambut hitam. Lalu mendudukkan diri.
"Lama sekali, aku sudah lapar," ujar anak berambut hitam. Mikoto, orang yang sedari tadi ia cari.
"Nah, Munakata makan siang dulu. Lalu setelah ini kalian lanjut mainnya," ujar Ny. Ouji dengan senyuman.
Tak lama telepon berdering dari arah ruang keluarga, Ny. Ouji segera berlari dan mengangkatnya.
"Hey, Mikoto. Kenapa kau tak pernah membawaku masuk ke rumahmu?" tanya Munakata sembari melahap sushi buatan Ibunya.
"Aku bahkan tak pernah ingin pulang kerumah," ujar Mikoto datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend
Misteri / ThrillerHighest rank #1 in mystery/thriller : 25 Mei 2017 #2 in mystery/thriller : 17 April 2017 *** Di tahun 2076, kejahatan semakin meningkat. Kedua belah pihak yang berbeda berusaha memusnahkan satu sama lain. Kriminal, dengan kepolisian. Penjahat teka...