35. Memories

3.4K 249 32
                                    


***


Tangan dan kaki Mila terikat begitu kuat di kursi. Banyak kabel dan tombol-tombol memusingkan di sekitarnya. Dan Freink dengan kaca mata tanpa bingkainya asik dengan keybord mesin besarnya, membelakangi Mila.

"Apa yang ingin kau lakukan dengan benda itu?" tanya Mila.

"Aku yakin pemerintah tidak akan mau memakai mesin yang dapat menggali ingatan seseorang dengan paksa. Jadi, kugunakan saja," ujar Freink yang nadanya kini sedikit berekspresi.

"Jadi kau mencurinya?"

"Jahat sekali, itu tidak elegan." Freink membalikkan badan menatap Mila. "Aku menciptakannya."

"Benar juga." Mila tersenyum miring. "Freink Halmer, salah satu dosen di Universitas terbaik. Dosen teknologi. Tidak pernah lulus sekolah bukan menjadi penghambat bakatnya dalam bidang teknologi."

"Sayangnya aku bukan lagi seorang dosen."

"Ya, kau seorang penjahat," ujar Mila sinis.

"Jangan samakan aku dengan tikus-tikus itu. Aku lebih baik, tentu saja."

"Oh ya? Apa alasannya?"

"Penjahat seperti itu tidak elegan. Mereka berbuat jahat, dan tidak mau menyadarinya. Mereka berbuat jahat, dan ketika ditimpa kemalangan mereka akan menyesal. Menyesali kejahatan mereka. Tapi kami, tidak akan menyesalinya." Freink menatap Mila dengan begitu tajam. "Kami berbuat jahat karena kami menginginkannya. Hanya dengan satu tujuan, kami ini orang-orang yang terbuang tapi dendam membuat kami kuat. Begitulah yang dikatakan Mikoto kepada semua orang disini. Dendam yang baik, akan membawamu kepada apa yang kau inginkan." Freink kembali fokus ke mesinnya. "Dan apa yang ada di ingatanmu merupakan kunci kami."

"Kau mau menggali ingatanku?!" Mila melotot.

"Dengan paksa. Kau tidak akan mau memberikannya dengan lapang dada," ujar Freink.

"Oh ya! Tentu saja! Aku tidak akan suka jika ada yang melihat ingatanku!"

"Tenang saja." Freink membetulkan kaca matanya. "Aku hanya akan mengambil yang penting-penting saja."

"Kau bisa tanya langsung padaku!" teriak Mila.

Freink berbalik dan menatap Mila sesaat lalu mendekati gadis itu. Freink meraih dagu gadis itu dan mencium bibirnya. Merasakan kehangatan yang mengalir ke bibirnya yang dingin. Freink melepasnya perlahan, lalu menyeringai. "Kau tidak bisa menjawabnya. Apa yang kami inginkan dari ingatanmu, kau tidak bisa memberikannya secara langsung lewat bibir. Karena kau sudah melupakannya."

"Melupakannya? Tapi, aku merasa tidak ada yang hilang." Mila kebingungan.


YUKI KAJIURA-LIMITS

Daku ketemu lagu bagus (Bagi daku):D



"Mereka mengubah ingatanmu, atau bisa saja kau tidak melupakannya sama sekali. Kesimpulannya, kau tidak akan bisa memberi tahu kami mengenai hal 'itu'. Kami sendiri yang akan menggalinya." Freink memasangkan helm yang tersambung melalui kabel ke mesin ciptaannya. Pandangan Mila menjadi gelap karena tertutupi helm. "Tenang saja. Proses ini akan membekas di ingatanmu hingga kau tidak akan lupa rasa sakitnya."

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang