Chapter 4

283 12 0
                                    

Harry's POV

"Nadineee?" Aku yang mengetuk pintu apartement Nadine.

"Siapa?" Nadine menjawab panggilan ku.

"Kurasa kau tau aku siapa, maukah kau membukakan pintu mu? Untuk kami--?"

Sementara hening Nadine tidak memberi reaksi apa apa.

Pintu kamar itu terbuka, "sudah kuduga" Nadine menunjukkan dirinya dengan menghapus air matanya.

"Maaf soal tadi." Niall langsung to-the-point

"Kalian sudah tau masalahnya?" Tanya Nadine

"Ya sudah" jawab Liam memastikan.

"Lalu?"

"Kau tidak memaafkan kami?" Louis menatap Nadine heran.

"Ya lupakan saja, aku tidak punya waktu untuk itu" Nadine menutup pintunya. Tapi Liam menahannya

"Aku boleh masuk ke kamar mu?" Tanya Liam

"Untuk apa?! Nadine sudah memaafkan kita sekarang kita balik ke kamar kita lah.. Ngapain lagi?" Aku coba ngebuat Liam gak ngobrol lagi sama Nadine.

"Cuman aku, gak sama kalian, Haz"

"Baiklahhh kita kembali ke kamarrrr.... Harry..... Come on...." Zayn menarik ku. Louis dan Niall kembali ke kamar dan meninggalkan Liam. Sendiri hanya dengan Nadine.

Nadine's POV

"Kau mau apa?" Tanya ku ke Liam.

"Mengobrol dengan mu? Hanya itu?"

"Baiklah, masuk..."

"Kau mau apa?- teh? Em... Atau?"

"Engga aku gak lama..."

"Lalu?"

"Besok pagi sekali aku mau pergi ke nike store, kau mau menemaniku?"

Oh shit. Not Liam.

Aku harus apaaa, seharusnya aku tuh jaga jarak sama one direction, apalagi sama Liam.

"Tidak,"

"Kenapa?"

"Aku mau pergi ke topshop, aku mau mencari beberapa baju baru." Aku berbohong.

"Yaudah aku temenin?"

Liam noooooo.

"Engga deh, aku bisa sendiri"

"Yakin?"

"Mmm.."

Liam terus memperhatikan wajahku, aku benar benar tidak tau harus kayak gimana...

"Baiklah, aku akan menemani mu." Jawabku dengan wajah yang tidak senang tapi dalem hati seneng pake banget.

"Yesss!!!! Thank you thank youuu!!!!!" Liam memelukku, ya dia seperti anak kecil.

"Mmm..."

"Oh sorry, apa itu berlebihan?"

"Tidak... Tentu tidak."

"Baiklah hanya itu yang mau aku tanyakan, besok akan ku bangunkan kau jam 7 pagi. Okay?"

"Ayay! Captain!"

Liam keluar dari apartement ku, saat aku menutup pintu, dengan suara lembut...

"Ohhh yesss!!!!!! Ini bisa disebut dating, alright!!!!! Yes Liam Payne!!! Uyeahyeahhh"

Aku seneng bgt tp tiba tiba...

Suara petir yang sangat keras mengaggetkan diriku.

"Awwwwww!!!!!"

"Nadine? Kau baik-baik saja??" Aku mendengar suara Liam dari luar.

Aku langsung membuka pintu dan memeluk Liam.

"Thunder!!!!"

"Kau takut?!"

"Yaaa!!! Kuharap ada yang menemaniku sampai---"

Suara petir itu datang lagi, membuat aku diem sejenak masih dalam pelukan Liam.

"--sampai petir ini berhentiii!!!"

"Kau mau aku menemanimu?" Tanya Liam

Aku melepas pelukan itu, oh God aku memeluk Liam Payne, dan Liam akan menemaniku tidur malam ini Oh God.

"Jika kau mau? Karena aku takut sekali."

"Baiklah, aku mau" "mmm... Harry?" Liam menyapa Harry yang baru keluar dari apartement 157.

"Ya?"

"Aku malam ini akan tidur dengan Nadine?"

"Oh man! What?"

"Ya dia takut sekali dengan petir. Aku hanya ingin menemani dia. Bilang ke yang lain ya." Liam memberitahu Harry soal ini.

"U such a jerk Liam" aku mendengar Harry berbicara dengan suara yang sangat sangat rendah.. Tapi Liam tidak mendengarnya...

Liam langsung masuk ke apartment ku.

"Um, apa kau akan tidur di-- kasurku?"

"Ya, ya tidak masalah kan? Aku akan menjaga kau Nadine?"

"Alright"

Aku langsung berbaring dikasur ku, Liam berbaring disamping ku, awalnya aku membelakangi Liam tapi..

Suara petir itu...

Membuat badan ku menghadap ke Liam

"Kau sangat takut?" Tanya Liam

"Ya..."

"Kemarilah..."

Liam memelukku, aku menaruh kepalaku disamping bahu Liam, tangan Liam menjaga ku. Liam membuat aku sangat sangat nyaman. Sejujurnya aku masih belum bisa tidur... Aku hanya pura-pura tidur sampai akhirnya...

"Goodnight Nadine," Liam mencium keningku dan mematikan lampu tidur itu.

Aku benar benar merasa dijaga sekali...

Sampai akhirnya aku benar benar tertidur pulas...

Alarm ku berbunyi pada pukul 7 pagi...

COINCIDENCIAMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang