"Sudah kubilang, Liam!!!" Aku menjatuhkan air mata dibarengi dengan suara marah ku.
"A-aku tidak tau. Sungguh!" Liam mencoba menjelaskan sambil menyetir.
"Kau melakukan itu tadi!"
"Tapi ku tau kau menginginkannya kan? Kau tidak menolak Nadine"
Aku terus nangis, Liam tidak berbicara lagi dengan ku. Sampai kami sampai di parkiran hotel.
"Apa maumu sekarang?" Liam bertanya kepada ku sambil melepaskan safety belt nya.
"Jaga jarak dengan ku! Anggap kau tidak pernah kenal dengan ku lagi. Aku benar-benar tidak ingin orang membenci ku" jawabku, entah apa yang aku ucapkan, apa aku terlalu.
Liam melihat ke arah ku,
"Itu yang kau mau?"
"Ya, kau menjauhlah dari ku."
"Hanya aku saja?" Tanya Liam lagi.
"Ya-ya kau saja," aku tidak bisa menatap Liam lagi.
Aku keluar dari mobil dan berlari mencoba menutupi muka ku, karena didepan hotel masih banyak fangirling.
Aku langsung menuju ke kamar.
Membersihkan luka-luka yang masih membekas.
Saat aku melihat kebawah celah pintu, seperti bayangan seseorang.. Aku mencoba mendekat ke arah pintu karena orang diluar sana tetap berdiri disitu,
Dan... Dengan hati-hati aku membuka pintu itu
"Astaga, kau lagi!"
Aku tidak seharusnya marah, dia Liam. Diaaa Liamm!!! Aku bodoh sekali.
"Kau serius dengan perkataan mu di mobil tadi?" Liam menanyakan hal itu lagi.
"Ya! Tidak seharusnya aku tidur dengan mu, pergi bersamamu, dan berciuman dengan mu! Semua itu cuman bencana buat aku! Sehrusnya aku tau ini dari awal! Kau Liam dan aku.."
"Dan kau Nadine?" Liam memotong omongan ku.
"Ya."
"Lalu apa?"
Pertanyaan Liam membuat aku terdiam sejenak.
"Kita beda. Kau adalah seorang artis dan aku? Aku seharusnya jalan jalan disekitar London bahagia. Bukan begini luka dibeberapa bagian tubuhku. Mendapat banyak musuh, liburan apa ini?!?!" Aku membentak Liam
"Kau menyesal dengan apa yang sudah kau lakukan dengan ku?" Tanya Liam.
"Ya aku menyesal!"
Stupid.
Kebohongan apa itu.
Tentu aku tidak menyesallll. Kenapa kata kata itu keluar dari mulutku?!
Fuck.
"Kau memberi harapan untukku Nadine?" Liam menatap mataku.
"Aku benar benar tidak memberi harapan apapun, sudah kubilang menjauh lah dariku. Kau itu berbahaya! Aku tidak membutuhkan mu" Aku tetap memarahi Liam.
Fucking stupid. Shit.
"Katakan itu lagi"
"Menjauhlah dariku! Kau berbahaya. Dan aku tidak membutuhkan mu lagi! Kau mengerti!?" Aku langsung membanting pintu apartment ku.
"Hati-hati dengan kata-kata mu, ku harap kau tidak serius dengan hal itu"
Aku terdiam. Sungguh bodoh sekali.
