Chapter 16

248 3 0
                                    

Saat itu jam masih menunjukkan pukul 1pm.

Aku ingin sekali memanggil Harry untuk menemaniku di kamar, tapi mengingat apa yang dia lakukan dgn ku, kurasa dia pasti masih marah...

Aku menuju ke balkon, dengan hot chocolate di secangkir gelas yang aku pegang di tangan kanan ku.

"Nadine?"

Saat aku menoleh ke kanan, ke balkon apartment Niall, Harry memanggilku.

"Bolehkah aku masuk ke kamar mu?"

"Harold?"

"Mmm mafkan aku tentang tadi, aku hanya.."

"Ya tentu kemarilah jika kau mau"

Aku tersenyum Harry juga tersenyum, aku langsung menuju ke dalam kamarku, dan membukakan pintu untuk Harry

"Hi"

Kami berdua bener bener awkward banget,

"Hi"

"Yeah..,"

"Masuklah"

Aku langsung menutup pintunya ketika Harry sudah berada didalam,

Dia duduk di sofa ku,

Aku duduk disampingnya, dan menaruh hot chocolate ku dimeja

"Kau mau minum atau?"

"Tidak usah, nanti saja kubuat sendiri"

"Alright"

Beberapa detik begitu sunyi

"So, aku minta maaf soal tadi, kurasa kau menjadi takut denganku?" Harry memulai

"Ya kau menakutiku,"

"Apa kau benar benar tidak menyukaiku?" Tanya Harry sambil mendekatkan tubuhnya

"Harry, aku sudah bilang padamu kan.."

"Aku butuh penjelasan lagi, kenapa?" Harry mengigit bibirnya

"Aku tau kau menyukaiku lebih dari ini, tapi aku menyukai Liam. Kumohon, biarkanlah kita menjadi teman saja.. Ini lebih baikk"

"Tapi Liam tidak menyukaimu Nadine"

Mata Harry berkaca-kaca

"Tapi kau bilang aku akan punya harapan, dan aku tau itu. Aku akan berusaha"

"Liam menyukai Sophia, saat mereka putus saja Liam menangis didepan kami semua"

"Tapi tidak sekarang, aku bisa melihat Liam yang sekarang mulai risih berada di dekat Sophia"

Harry terdiam, lagi lagi hening.

Aku mengalihkan pandanganku,

"Baiklah" Harry mengambil nafas panjang

"Kau 2 hari lagi akan pergi?"

"Ya, 2 hari lagi. Ini terasa begitu cepat"

"Nadine?"

Harry membuat aku memandang nya lagi, Harry memelukku

Dia menangis, ugh

"Harold?"

"Kau janji akan menemui ku lagi nanti?"

"Yaaa... Pasti"

"Nadineee....."

"Harold sudahlah aku masih 2 hari disini, kau kenapa sih" aku melepaskan pelukannya

"Kau menangis? Hahah" aku tertawa,

"Nadineeeee!!!! Aku lapaaar!!!" Harry langsung mengangkat ku. Menuju ke dapur

"Kau mau makan apa?" Tanyaku

"Apapun"

"Aku hanya ada nutella snickers roti ugh bahkan aku tidak punya sayur sayuran.."

"Apa kau bisa masak?" Harry menatap ku sinis

"Tentu bisa aku kan perempuan"

"Tapi sepertinya kau tidak pernah memasak"

"Ya untuk apa? Dibawah ada restauran lebih praktis"

"Bagaimana kalau sore ini kita pergi ke supermarket dan membeli benerapa bahan makanan?"

Aku bingung sekali,

"Untuk apa?"

"Untuk masak"

"Ya buat apa?"

"Katamu kau bisa masak" Harry memberi tantangan untukku

"Oh kau merendahkan ku ya.. Baiklah, aku akan buktikan kalau aku bisa masak!"

"Okay. Sekarang aku mau roti dengan nutella didalamnya."

"Okkk"

Aku membuatkan Harry roti dengan isi nutella

Sambil menunggu sore, aku dan Harry berbaring di kasurku, kami bercerita tentang kehidupan...

"Aku sebenarnya mendapat bea siswa di 2 negara"

"2 negara? Apa saja?" Tanya Harry sambil memainkan jari jariku

"Australia dan London"

"What?"

"Ya"

"Kau kenapa tidak memilih London saja..."

"Aku berpikir kalau aku tidak punya siapa-siapa disini jadi untuk apa.."

"Kau kan punya aku"

"Itukan sekarang, kalau dulu aku belum mengenalmu? Jadi aku memilih untuk bersekolah di Aussie,"

"Kau asli nya dari mana?"

"Dari NZ"

"Ooh pulau kecil yang ada di dekat Aussie kan?"

Aku menatap Harry dari samping,

"Biarpun kecil tapi disana itu menyenangkan"

"Ya aku tau, apa tidak bisa diubah lagi?"

"Kurasa tidak, yang penting nanti aku bisa bertemu dengan mu lagi.."

"Yaya.. Kau benar"

Kami mengobrol banyak hal, terkadang kami tertawa karena Harry membuat jokes yang kurasa tidak lucu tapi melihat tingkahnya aku ikutan ketawa...

Jam menunjukkan pukul 5pm

"Apa kita akan tetap ke supermarket?" Tanyaku

"Yap, aku akan ganti baju. Kau persiapkan dirimu ok?"

"Okay"

Harry langsung ke apartment Niall dan aku mempersiapkan diri.

COINCIDENCIAMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang