Chapter 15

230 4 0
                                    

Liam pingsan, Sophia mencoba menahan kepala Liam dengan tangannya agar tidak mengenai aspal jalanan.

"Liam???" Aku langsung berlari,

"Kau bisa tangani ini?" Tanya Louis padaku.

"Kurasa bisa... Tolong bantu aku membawa Liam kemobil..."

Niall Louis Zayn dan Harry mencoba mengangkat Liam,

Aku melihat Niall memberikan kode ke Louis dan Zayn entah kode apa itu...

"Jadi... Niall Harry dan Nadine bersama Liam, dan kau Sophia, kemarilah mobil kita yang itu..." Louis berhenti membantu menggangkat Liam dan menarik Sophia ke mobil

"No! Way!" Sophia coba memberontak

"Sophia.. Come on" Louis dan Zayn berhasil menarik Sophia ke mobil.

Saat di mobil Niall dan Harry duduk dibelakang sedangkan aku duduk bersama Liam di tengah.

"Liam? Ughh" aku mencoba membangunkan Liam memberinya minyak aroma terapi, dan mencoba mengelus kepalanya

"Bagaimana itu? Liam kenapa?" Tanya Niall

"Dia pasti karena tidak makan tadi, beginilah..."

"Kau bisa tau dari mana?"

"Aku kalau lambat makan juga kayak gini... Persis kayak gini..."

"Hahahaha" Niall tertawa, aku tersenyum kearahnya.

Aku melihat ke arah Harry aku melihat dia menunduk kesal, kurasa dia marah denganku.

Liam terbangun tangannya menggengam tangan ku,

"Ahh shit"

"Liam? Kau bangun?" Aku langsung sibuk membuka buka tas ku biasanya aku selalu bawa makanan,

"Snickers? Um... Mini pizza yes! Kau suka?"

"Terimakasih..." Liam membuka bungkus snickers

"Apa kepalamu masih pusing gitu?" Tanyaku sambil menatap Liam

"Tidak, mmm... Masih sih tp gak kayak tadi,"

Liam tersenyum, "terimakasih..." Liam memakan snickersnya.

"Same old shit but a different day... Tell me that im wrong... Lalalalalalalala"

Aku menghadap ke belakang, Harry mengunyah permen karetnya.

"Harold?" Aku menatapnya

"Enough mateee!" Harry menyandar.

Ya, Harry benar benar cemburu.

Tangan Liam memegang pinggangku, aku menatapnya. Aku belum pernah sedekat ini dengan dia sehabis kejadian yang ngebuat Liam menjauhi ku.

"Apa masih sakit?"

"Tidak---"

"Apa kita langsung pulang, Niall?"

"Um, yeah. Kurasa begitu.." Jawab Niall

Tidak lama, mobil yang aku tumpangi berhenti di belakang apartment, aku membantu Liam keluar dari mobil karena dia belum sepenuhnya membaik.

Saat semuanya sudah turun dan aku mulai berjalan memasuki apartement, sambil menggandeng Liam,

"Kau denganku, bukan dengannya..." Harry menarik tangan ku

"Liam!!!!!! Kau baik-baik saja??? Oh God" Sophia berlari dari mobil lainnya, dan menuju segera ke Liam dan mencium Liam.

Aku melihat ke arah Liam sejenak, aku benar benar merasakan sakit. Aku langsung pergi dengan Harry, dengan keadaan tangan ku yang di tarik oleh Harry.

Dia membawaku kesebuah lorong di apartment itu.

Tidak ada satupun orang disana.

"Harry? Kau?"

"Menjauhlah dari Liam! Aku tidak menginginkannya!"

Sunyi sejenak aku melihat wajah Harry yang penuh dengan kemarahan.

"Kau bilang aku masih punya harapan kan?" Aku menatap mata Harry dalam dalam.

"Kau bahkan tidak punya harapan lagi, Nadine! Bisakah kau lihat!"

"Harry? Aku tau tapi aku bakal usaha lagi buat-"

"Shut up!!! Bisakah kau lihat aku yang lebih mencintaimu!!!! Kau tauuu!!!"

Harry membentakku dia memegang kedua tangan ku sangat kerass... Ini benar benar sakit

"Harrryyy!!!! Lepasinnn!" Aku memohon ke kapada Harry.

Badan Harry mendekat lagi, tangannya masih menahan tanganku,

Harry menarik beberapa rambutku, aku terus menangis entah apa yang Harry inginkan.

"Harry! Berani nya kau kasar dengan wanita!" Niall tiba tiba lewat dan menolongku.

"Astagaaa... Nadineee..." Harry berhenti menyakitiku.

Aku berlari ke belakang Niall memeluk Niall karena kali ini aku takut melihat Harry seperti itu.

"Nadine maafkan aku, aku hanya.. Kumohon maafkan aku" aku hanya mendengar kata itu dari Harry, aku benar benar takut.

Harry berlari menuju lift, saat aku melihat dia sudah menghilang. Aku langsung memeluk Niall

"Niall?"

"Nadine, kau bersamaku tidak ada Harry disini ok..." Niall menciumku kepalaku. Aku benar benar merasa tidak aman

"Apa yang sakit?"

"Dia menahan tangan ku sangat kuat, dia marah sekali dengan ku"

"Nadine, jangan takut ok, aku akan mengantarkan mu ke kamar yah.. Sudah"

Aku langsung menuju ke lift bersama Niall dan lansung menuju ke kamar.

COINCIDENCIAMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang