1. Dia Kembali

1.5K 56 0
                                    

Monggo dibaca, jangan lupa tinggalkan jejak ya teman-teman yang bijak.

"Aqila," seru Ayra

"Ya Ampun, Ra.. dari mana aja sih?" gerutu Aqila kesal, Ayra hanya terkekeh melihat sahabatnya yang menahan kesal karna dirinya.

"Maaf, Umi. Tadi dari toilet," ucap Ayra dengan wajah pura-pura takut yang kemudian mendapat tawa dari Sabrina dan pelototan dari Aqila

"Ra, lain kali kalau mau kemana-mana laporan dulu sama Umi Aqila," goda Nadhira

"Sudah-sudah, ayo di tata kursinya, nanti jamaah pengajiaannya keburu datang. Ra, ayo," ujar Sabrina menengahi lalu menyadarkan Ayra dari lamunannya

"Aku tadi lihat Mas Athaya," ucap Ayra.
"Kamu sudah ketemu Mas Athaya?" Ayra manggut-amnggut sebagai balasana dari respon ucapan Aqila.

"Ra.. ayo," Ajak Nadhira

"Eh, iya.. tunggu," seru Ayra dan segera menyusul Nadhira.

Ayra tersenyum menatap beberapa anak kecil yang sedang berlarian disekelilingnya dengan celoteh yang tak pernah putus dari bibir mungil mereka. Ayra tergelak ketika melihat salah satu keponakan Aqila yang sedang mengerucutkan bibirnya karna tanpa sengaja menabrak tubuh Nadhira.

"Tante, tante." Ayra menunduk ketika ia merasakan tarikan kecil di ujung bajunya lalu ia menatap anak kecil dengan pipi tembem berlumuran coklat itu sedang memandangnya dengan penuh minat.

"Hay," sapa Ayra lalu berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil itu lalu menjawil dagunya dengan gemas.

"Anak ganteng, siapa namannya?" Gemas, Ayra kembali menjawil dagunnya.

"Fatan," jawab anak itu dengan cengiran lebar.

"Ok, Fatan. Aduh, kok belepotan gini sih? Ayo kesini ikut tante," ujar Ayra lalu menggandeng tangan mungil Fatan.

"Tante." Fatan kembali memanggil Ayra. Ayra menoleh menatap Fatan yang kini sedang mengulurkan tangannya dengan wajah imutnya. Ayra tersenyum, ia mengerti dengan maksut Fatan, tak lama fatan sudah berada di dalam gendongan Ayra, dan membawanya menuju sebuah kursi lalu mengambil sebuah tisu basah untuk mengelap pipinya yang kotor.

*****

Sementara itu Athya sedang berdiri di depan pintu belakang rumahnya, mengamati beberapa keponakannya yang sedang asik berlarian di taman belakang rumahnya. Matanya tertuju pada keponakan paling kecilnya, Fatan. Bocah itu tengah asik duduk di pangkuan Ayra dengan tawa yang tak pernah berhenti keluar dari bibir mungilnya, beberapa kali ia juga melihat Fatan yang mendapatkan suapan dari Sabrina.

"Ngelihatin siapa sih Mas?" Athaya tersentak ketika Aqila tiba-tiba datang dan menepuk bahunya keras.

"Nggak," ucap Athaya lalu beranjak menghampirin keponakannya yang lain.

"Hem.. Mas Atha ngeliatin Sabrian atau Ayra?" ledekan itu akhirnya keluar juga dari mulut Aqila.

"Qil..jangan mulai deh.. ngejodoh-jodohin," ucap Athya dengan nada kesal.

Aqila terkekh geli mendengar ucapan Athaya barusan, matanya dengan cepat menatap wajah Athaya yang kini tengah menatapnya dengan malas.

"Siapa yang mau jodoh-jodohin Mas?, Memangnya Mas ada niatan mau dapetin salah satu dari ketiga sahabat Aqila?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Aqila serta wajah menggodanya kepada Athaya.

"Kamu tuh," Jawab Athaya sedikit kesal, pasalnya Aqila sering sekali menggodanya dengan para sabahat adiknya itu.

Aqila terlihat geli melihat kedongkolan Athaya saat ini, gadis itu kemudian mengalihkan tatapannya kepada kedua sahabatnya yang saat ini terlihat sibuk cekikian bersama Fatan keponakannya.

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang