12 Satu kotak tisu

427 34 0
                                    

Assalamualaikum.. teman hidup datang lagi nih, sebelumnya Minal Aidin Walfaidzin mohon maaf lahir batin 🙏🤗

Hayo-hayo.. siapa yang udah nunggu kelanjutan teman hidup?
nih..! aku bawain kelanjutannya buat nemini kalian di hari lebaran kali ini. Biar nggak penasaran monggo dibaca yuk!😀.

Siang ini mentari bersinar cerah, ditambah semilir angin yang berhembus menambah kesejukan. Ayra melangkahkan kakinya dengan dengan santai menuju area parkir kendaraan miliknya. Perkuliahan baru saja usai 10 menit yang lalu, dan sahabatnya Nadhira baru saja menyapanya dan melesat pergi bersama motor miliknya.

"Assalamualaikum Ayra."
Ayra tersenyum menatap kedatangan Rafasya di hadapannya.
"Waalaikumusalam, kak Rafa," sapanya dengan ramah.
"Mau pulang?"
"Iya kak."

Ayra mengambil helem miliknya yang ia letakan diatas kaca spion motor. Semua gerak geriknya tak luput dari pandangan Rafasya.

Pemuda itu tersenyum sesekali menyapa beberapa mahasiswa yang ia kenal sedang hilir mudik depannya.

"Oh ya Ra, besok masih masuk kuliah?" tanya Rafasya basa-basi.
"Nggak kak. Kenapa?" tanya Ayra seraya menggunakan helem miliknya.
"Bisa dong kalau gitu temanin aku kerumah sakit," ucapnya berharap.
Ayra mengerinyit. Menatap Rafasya dengan ragu.
"Kak Rafa sakit?" tanya Ayra ragu-ragu.
"Nggak, bukan aku. Temanku yang sakit, ini lagi mau jengukin," ujar Rafasya menjelaskan.
"Aku ajak temenku nggak apa-apakan kak?"

Rafasya menghembuskan nafasnya dengan keras, gagal sudah dirinya jalan berdua dengan Ayra. Namun dengan cepat Rafasya mengangguk disetai senyumnya.
"Iya. Mau ajak siapa?"
"Nadhira kak, nanti biar aku tanya."
"Ya sudah, besok kakak jemput ya di kosan."
"Iya kak."

Ayra mulai menstater motor miliknya dan pergi meninggalkan Rafasya disana seorang diri yang masih berdiri dengan tangan melambai kearahnya disertai senyuman.

Seperti kesepakatannya kemarin dirinya sudah bersiap-siap untuk pergi kerumah sakit.

"Ngampus Ra?"
Ayra tersenyum ketika pandangan matanya menemukan sosok Dita tengah berdiri didepan pintu kamar dengan setelan daster berwarna ungu bermotif bunga-bunga yang menampakkan perut buncit miliknya.

"Eh, mbak Dita. Nggak mbak," jawab Ayra dengan senyum ramah.

"Dit, susunya sudah di minum?"

"Suamiku," ujar Dita ketika melihat raut wajah Ayra yang terlihat bingung.

Tak lama sosok Farhan mulai terlihat dan berdiri dibelakang Dita dengan segelas susu ditangannya.
"Diminum," ujar Farhan seraya menyerahkan susu pada Dita.

Ayra masih menatap kedua pasangan itu yang terlihat bahagia. Hingga suara Nadhira yang terdengar dari arah bawah tangga memecahkan fokus Ayra dan kedua pasangan itu.

"Ra, ayo! Kak Rafasya sudah datang," ucap Nadhira di ikuti dengan suara klakson mobil.

Ayra segera turun untuk menemui Nadhira dan Rafasya. Sementra Mbak Dita dan suaminya sudah lebih dulu masuk kedalam kamar kossan mereka.

Rafasya sudah berdiri didekat pintu mobilnya dengan setelan kaos berwarna navi dan celana jins serta sepatu snikernya. Senyumnya tak pernah pudar menatap kedatangan Ayra bersama Nadhira.

"Assalamualikum Ayra," sapa Rafasya.
"Waalaikum salam," balas Ayra.
"Aku nggak disapa juga kak?" tegur Nadhira dengan candaan.
"Eh, iya. Assalamualikum Nadhira,"
"Waalaikum salam kak Rafa."

Ayra menggelengkan kepalanya di sertai senyum geli melihat interaksi Nadhira dan Rafasya yang terlihat lucu baginya.

Ayra segera membuka pintu mobil bagian tengah dan segera masuk di ikuti Nadhira di belakangnya.

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang