26 Tawaran

546 51 9
                                    


Teman hidup is comeback!!

Itu yang di mulmed lagunya mudah-mudahan bisa ngiringin kalian baca ya, biar tambah gimana gitu 🤭 seomoga feel nya dapet dan kalian bisa ikut ngerasain 👌😊

Yukkk dibaca 😁

☘️ Teman Hidup ☘️

Seperti pagi sebelumnya, Athaya terbangun lebih awal kali ini. Namun sudah satu jam ia duduk di sofa ruang tengah, sosok Ayra tak kunjung keluar dari dalam kamarnya padahal matahari sudah terbit cukup terik dari ufuk timur.

Tok..
Tok..

"Kamu didalam?" Tanya Athaya.

Hening.

Athaya tak kunjung mendapat jawaban atas pertanyaannya.
"Kamu didalam?" ucapnya.

Mendengus. Athaya kemudian memutar kenop pintunya, pintunya tak terkunci. Hal itu membuat Athaya terheran-heran.

"Kamu didalam?" Tanya Athaya kembali.

Athaya mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar, yang dilihatnya pertama kali adalah tempat tidur Ayra yang nampak kosong dan juga rapi, kemudian ia mengalihkan pandangannya pada pintu kamar mandi yang terlihat tertutup rapat. Diketuknya pintu tersebut kemudian membukanya.

"Kamu dimana?" Athaya nampak kesal mengetahui Ayra yang tiba-tiba seperti hilang ditelan bumi.

Dia berlari kearah dapur melihat pintu kulkas yang terlihat kosong tanpa memo disana. Perasaannya tiba-tiba terasa campur aduk, mengetahui ketidak beradaan Ayra didalam apartemen miliknya membuat dirinya merasa khawatir dan cemas tiba-tiba.

Athaya kemudian keluar dari apartemen, berharap dapat menemukan Ayra di lobi apartemen atau mungkin di taman apartemen. Namun nihil, Ayra sama sekali tak terlihat disana.

"Terserah! Mau pergi kemanapun bodoh amat!" Pekik Athaya seraya menggonta-ganti saluran Tv dengan kesal kemudian mematikannya lalu menyalakan nya kembali.

Samar-samar terdengar suara tawa yang makin jelas, membuat Athaya menajamkan pendengarannya. Matanya menatap tajam pada dua sosok didepan pintu apartemennya yang baru saja masuk dengan beberapa kantung belanjaan ditangan keduanya.

"Nggak lucu tahu kak," ucap Ayra seraya menggelengkan kepalanya.

"Dari mana?" Tanya Athaya sarkas. Kontan hal itu membuat Ayra terkejut saat itu juga.
"Assalamualaikum," ucap Ayra.
"Waalaikum salam!" Ketus Athaya.

"Kita dari supermarket, kebetulan gue ketemu Ayra dibawah."
"Gue nggak nanya Lo," ketus Athaya.
"Lo kenapa sih? PMS?"

"Gue nanya dia!" Ucap Athaya seraya menatap tajam Ayra.

"Makasih kak Rafa, " ucap Ayra saat Rafasya hendak mengambil kantung plastik ditangannya dan menaruhnya keatas meja dapur.

"Ikut saya!" Ucap Athaya seraya menarik pergelangan tangan Ayra.

"Keluar tanpa izin suami-"
"Ayra mohon, jangan seperti ini. Ayra nggak mau kalau orang lain tahu bagaimana rumah tangga kita, kak Athaya bisa kan jaga nama baik Ayra sebagai seorang istri? Begitupun juga Ayra, yang akan menjaga nama baik kak Athaya sebagai seorang suami Ayra." Ucap Ayra lirih seraya menatap Athaya dengan mata berkaca-kaca.

Tertegun. Athaya hanya diam seraya menatap Ayra dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

Menarik nafasnya, Ayra kemudian melepaskan genggaman tangan Athaya secara perlahan. Meninggalkan nya yang masih terdiam disana seorang diri.

"Kak Rafa nggak ikut sarapan sekalian?" Tanya Ayra ketika masakannya sudah tersaji diatas meja makan.
"Boleh-boleh," jawabnya antusias, yang justru membuat Ayra tersenyum lebar melihatnya.
"Hem!" Deham Athaya.

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang