6. Nikah muda

728 39 0
                                    

Aku datang lagi.. bawain updetan Teman Hidup nih 😀 Gimana-gimana sama part sebelumnya??? yuk.. baca kelanjutannya.

Eh.. nggak bosan-bosan buat ngingatin, sepertinya banyak typo yang bertebaran hehe.. 😅
Ayo-ayo merapat, jangan lupa tinggalkan jejak ya 👌 Selamat membaca.. 😄 Makasih sebelumnya buat udah baca

💐 Teman Hidup 💐

menikah adalah sunnahku. Barangsiapa yang enggan melaksanakan sunnahku, maka ia bukan dari golonganku

****

Ayra termangu didekat meja makan Aqila, dari posisinya saat ini dirinya dengan jelas dapat melihat Sabrina dan Athaya yang saat ini tengah tertawa dengan sesekali mengoleskan terigu kewajah masing-masing. Bahkan kehadiran Aqila di depan pintu dapur seperti tak terlihat kehadirannya. Dirinya kemudian segera memutuskan untuk segera pergi ketika dilihatnya Sabrina yang mulai berjalan kearah kamar mandi.

"Kenapa Ra, minumnya mana?" Nadhira bertanya dengan heran ketika melihat Ayra yang datang dengan tangan kosong. Padahal sebelumnya dirinya mengatakan pada Nadhira untuk mengambil air minum didapur.

"Ha? aku lupa Dhir." Ayra meringis seraya menaikkan kedua jarinya kearah Nadhira.
"Ya udah, biar aku aja yang ambil air." Nadhira mulai beranjak dari atas sofa, namun kepalanya kembali menoleh menatap pada Ayra.
"Kamu kenapa sih Ra? mulai dari tadi pagi sampai sekarang aku perhatikan ngelamun terus. Kamu lagi banyak masalah?" Ayra menggeleng dengan cepat.
"Kangen ibu mu?" tebak Nadhira yang kemudian diangguki oleh Ayra.
"Telfon Ra! Apa gunanya kamu punya smartphone, kalau bukan digunakan untuk menelfon. namanya aja smarphone yang pakai pasti pintar dan tahu fungsinya apa, kamu tahukan fungsinya HP kamu? atau kamu lupa bagaimana cara mengoprasikan smartphone-mu?" kata Nadhira persis burung kakak tua yang tak henti-henti berbicara.
"Iya Dhir. Dasar bawel!" gerutu Ayra, namun bukannya marah Nadhira malah tersenyum dan menepuk lengan Ayra dengan bersahabat.

Ayra yang merasa bosan lantaran Nadhira yang belum kembali dari dapur akhirnya memutuskan untuk kehalaman belakang guna melihat-lihat ikan hias milik Aqila.

"Kalian lapar ya?" kata Ayra pada ikan-ikan hias itu. Diliriknya keatas gazebo tempat dirinya kemarin meletakkan makanan ikan tersebut, setelah menemukannya Ayra segera menuangkan makanan itu keatas kolam.
"Makan yang kenyang ya! Hey.. jangan berebut!" kata Ayra bermonolog.

"Sampai rambut kamu memutih dan kulitmu mengeriput ikan-ikan itu nggak akan pernah bisa jawab ucapan kamu."

Ayra menoleh, ditatapnya Athaya yang saat ini sudah terlihat mengganti bajunya yang penuh dengan tepung sebelumnya. Ya, tepung. Mengingat hal itu membuat Ayra kembali merutuki aksinya yang selalu saja terlihat seperti seorang penguntit.

"Haha.. Mas Athaya ngagetin aja!" kata Ayra dengan canggung. Hal itu terlihat jelas dengan dirinya yang menggaruk tengkuknya dengan dukungan suara tawa sumbang miliknya.

"Ayra! telfon dari mama mu!" Nadhira sudah memanggilnya dari tengah pintu seraya menunjuk-nunjuk telfon genggam miliknya.
"Aku kedalam dulu Mas!" kata Ayra seraya meletakkan kembali makanan ikan itu keatas gazebo.

"Dari tadi?" tanya Ayra ketika ia sudah berada dihadapan Nadhira.
"Barusan."

Diraihnya ponsel tersebut kemudian didekatkannya kearah telinganya. Ayra mulai mencari tempat dengan terus melangkah ke arah beberapa tanaman hias milik mama Halimah, yang mengingatkannya pada sosok ibunya tengah menelfonnya saat ini.

"Assalamualaikum bu.." Sapa Ayra.
"Wa'alaikum salam. Kamu kemana sih Ay, kenapa telfon mama baru diangkat? kamu lagi sama Nadhira?" sang ibu sudah mulai memberikan serentetan pertanyaan.
"Ayra dirumahnya Aqila, nginap disini semalam sama Nadhira dan Sabrina. Hp-nya aku tinggal di ruang keluarga tadi bu." kata Ayra menjelaskan.
"Ayra.."
Ayra mengerinyit mendengar suara lesu sang ibu dari balik telfon. Dirinya tak segera menjawab ataupun bertanya, ia lebih memilih menunggu kelanjutan ucapan ibunya.
"Kamu nggak mau pulang?" tanya sang ibu akhirnya.
"Ayra kan masih kuliah bu, belum libur," kata Ayra seraya mengedarkan pandangannya kesegela arah.
"Kalau udah libur cepet pulang ya."
"Iya, Ayah kemana bu?"
"Ini disamping ibu lagi dengerin kamu ngomong."
"Ayah sama ibu sehat-sehat ya, nanti kalau udah libur Ayra akan pulang. Lagi pula sekarang masih sibuk bu, masih banyak tugas karna bentar lagi mau UAS."
"Iya, kamu juga disana hati-hati. Jaga diri dan kesehatan dikampung orang. Ibu tutup ya nak! Assalamualaikum."
"Iya bu, Wa'alaikum salam."

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang