Pagi itu, Eunha berangkat lebih pagi dari biasanya. Alasannya? Karena dia ingin menyelipkan satu surat baru di locker Jungkook. Setiap pagi, dia selalu menyelipkan surat di locker Jungkook. Setelahnya, dia akan pergi ke atap sekolah untuk merenung. Itulah kenapa dia selalu masuk kelas beberapa menit sebelum bel berbunyi. Dia harus mengatur hati dan air mukanya, dia tak ingin semua orang tahu kalau dia menyukai Jungkook.
Alasannya?
Jungkook adalah anak konglomerat yang cukup dihormati di sekolah seni khusus anak konglomerat ini. SMA Seni Jeguk, SMA yang terkenal karena biayanya paling mahal di antara sekolah seni yang lain. Dan Jungkook adalah anak dari presdir perusahaan entertainment terkemuka, membuatnya selalu menjadi sorotan di sekolah. Dan bukan hanya itu, dia juga berbakat menyanyi, menari, jago basket, dan tampan serta berbadan tegap.
Sementara Eunha? Dia hanyalah satu-satunya anak yang beruntung bisa bersekolah di tempat mentereng seperti ini karena beasiswa yang dia dapat sebagai hadiah karena dia menang kejuaran piano tingkat nasional saat SMP. Dibandingkan mereka yang mampu membayar uang bulanan sekolah ini, Eunha sadar dirinya bukanlah apa-apa.
Itulah kenapa mencintai Jungkook bisa menjadi sesuatu yang berbahaya. Dia ada di atas sana, dikelilingi bidadari-bidadari yang juga punya rasa terhadapnya. Dan karenanya, Eunha hanya bisa mengirimkan surat rahasia. Seperti pagi ini, dia menyelipkan surat itu ke dalam locker Jungkook sebelum orang lain tahu.
‘Geurae. Kamu melakukan sesuatu yang benar, Eunha-ya. Lagipula, tidak ada seorang pun yang tahu.’
Atau setidaknya begitulah yang Eunha pikirkan, sampai dia berbalik hendak ke kamar mandi dan dia mendapati Jimin berdiri di ujung lain lorong. Kegugupan menjalari tubuh Eunha dari ujung kepala hingga ujung kaki ketika Jimin berjalan mendekatinya dengan tatapan menyelidik.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Jimin.
Tanpa menatap mata Jimin, Eunha menjawab dengan gugup, “A-apa maksudmu? A-aku hanya...”
Dengan cekatan, Jimin membuka pintu locker Jungkook dan mengambil surat dari Eunha yang ditulis di secarik kertas warna ungu. “Jadi, selama ini kamu yang mengirim surat? Di balik aksimu yang selalu membenci Jungkook?” tanya Jimin.
Baiklah, Eunha sudah tertangkap basah dan dia malu karenanya. “Kemarikan!” seru Eunha, dia ingin merebut lagi surat itu. Tapi, Jimin lebih cekatan darinya. Dia memasukan lagi surat itu ke dalam locker Jungkook dan mengunci pintunya.
“Sekarang, katakan. Kenapa kamu menyukainya? Dan kenapa sembunyi-sembunyi melakukannya?” selidik Jimin.
“Memangnya apa urusanmu?!” hardik Eunha.
“Karena Jungkook adalah sahabatku,” jawab Jimin singkat.
Eunha bungkam. Ya, Jimin benar. Sebagai sahabat, tentu Jimin berhak tahu akan hal ini. Eunha pun menatap iris Jimin dan berkata, “Ikut aku.” Dia pun mendahului Jimin. Dia ingin memberi tahu semuanya, tapi tidak di sini. Mungkin, sudah saatnya seseorang di sekolah ini tahu tentang rasa yang dia pendam untuk Jungkook.
*****
Dan mereka berhenti di atap sekolah, tempat favorit Eunha untuk menyendiri.
“Jadi, katakanlah. Kenapa kamu melakukan semuanya sembunyi-sembunyi?” tanya Jimin begitu mereka sudah duduk berhadapan. Atap sekolah ini didesain seperti taman dan terdapat beberapa kursi kayu seperti kursi piknik di beberapa sudut.
Eunha menundukan kepalanya, tak tahu harus memulai dari mana. Hingga akhirnya dia menjawab, “Karena aku tidak berani,” jawab Eunha.
“Kenapa tidak berani? Katakan saja, seperti yeoja-yeoja yang lain,” saran Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
FanfictionBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...