Warning!
Sebelum baca chapter ini, pastiin jantung kalian dalam keadaan sehat walafiat. Buat penderita diabetes silakan di-skip aja chapter ini :DDi Suatu Malam...
Lagi, makan malam itu terjadi di antara Rachel dan Jungkook. Hanya saja kali ini Rachel yang mengajak tanpa ada campur tangan kedua orang tua mereka. Di sebuah restoran bintang lima di kawasan Gangnam makan malam itu dilaksanakan, Rachel khusus memesan tempat untuk malam keromantisan mereka... seharusnya. Kalau saja Jungkook tak terus menerus mengecek ponselnya.
Lama-lama Rachel kesal juga melihatnya. "Apa ponsel itu lebih penting dari aku?" tanya Rachel.
"Eoh," jawab Jungkook tanpa melepas pandangannya dari layar ponsel.
Rachel menghela nafasnya. Ini sudah keterlaluan, biar bagaimanapun dia ingin kehadirannya dihargai. "Mungkin kamu lupa, hubuganmu dan yeoja itu yang sudah terjalin dua minggu tak akan pernah berhasil. Wae? Karena..."
"Karena hubunganku dan kamu sudah terikat lebih resmi. Tak perlu mengingatkanku," potong Jungkook kesal. Dia akhirnya meletakan ponsel di dalam saku dan meladeni Rachel. "Tapi, ada satu hal yang perlu dipertegas di antara kita," ujar Jungkook. Dia menopang dagunya.
"Mwo?" tanya Rachel.
"Hubungan kita hanya sekedar urusan bisnis saja. Dan aku yakin kamu setuju akan hal itu," ujar Jungkook.
Tidak, Rachel tidak menyetujuinya. Dia tidak ingin menyetujuinya. Satu hal yang dia inginkan selama ini adalah keresmian hubungannya dengan Jungkook yang dilandasi cinta dan kasih sayang. Rachel tak menginginkan hal yang lain kecuali keajaiban yang menghujani mereka yang akan membuat Jungkook berpaling menatapnya. Rachel hanya inginkan hal itu, tak lebih.
"Kalau aku memilih untuk tidak setuju, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Rachel.
"Apa maksudmu?" tanya Jungkook.
Rachel terdiam. Mungkin sudah saatnya Jungkook tahu perasaannya. Sesuatu yang selama ini dia sembunyikan. Rachel menundukan kepalanya dan berkata, "Selama ini, ada satu hal yang membuat hubunganku dan eomma merenggang. Bukan karena kesibukannya, bukan juga karena aku yang sibuk di sekolah. Tapi, karena kamu," kata Rachel.
Jungkook tersentak. Tak menyangka dirinya Rachel akan mengucapkan itu. "Kenapa karena aku? Kenapa menyalahkan aku? Karena kamu menyukaiku?" tanya Jungkook sedikit tak terima.
Rachel memejamkan matanya, berusaha menahan isak tangis yang sebentar lagi akan muncul ke permukaan. Lalu, dia membuka matanya dan mengangkat kepalanya, menatap Jungkook lamat-lamat tepat di matanya. "Ya. Setiap hari aku berjuang untuk kita berdua, sendirian. Aku berjuang melawan semua makan malam yang direncanakan orang tua kita, membuat eomma marah dan akhirnya kami berdua selalu bertengkar. Setiap hari, Jungkook-ah... rasanya aku bisa gila..."
Tangis Rachel pecah, dia tak mampu menahan lagi semua rasa yang membebani hatinya. Dia lelah karena cinta yang tak terbalas, seberat apapun dia memikul beban untuk mempertahankan hubungannya dan Jungkook. Dia hanya ingin sebuah satu yang sederhana, tapi satu itu tak akan pernah terjadi. Dia tahu itu dan bodohnya dia tak begitu mempedulikannya sampai saat ini.
Jungkook tersentak. Kekesalan yang dia rasa menguap, berganti jadi sebuah iba. Meski Rachel tak mengucapkannya secara langsung, Jungkook tahu maksud Rachel. Dengan perlahan, dia menepuk bahu kanan Rachel, berharap yeoja itu sedikit tenang. "Mian, Rachel-ah. Sekarang, berhentilah menangis. Orang-orang melihat kita," bisik Jungkook. Benar saja, pengunjung yang lain kini tengah menatap mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
FanficBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...