MS Entertainment
Joongki sedang memeriksa laporannya tepat ketika Hyekyo masuk ke dalam ruangan. Tanpa permisi, bahkan sekedar ketuk pintu, Hyekyo masuk dengan tingkat keseriusan yang mampu membuat Joongki bertanya-tanya. Sekertaris sialan itu berusaha menahannya di depan pintu, dia tak punya waktu untuk meladeninya.
"Ada apa, istriku? Kenapa tiba-tiba kemari? Duduklah dulu," tanya Joongki.
Namun Hyekyo tidak duduk, dia menolak untuk itu. Dia hanya berdiri di hadapan Joongki dan berkata, "Aku dengar pesta pertunangan itu akan dilaksanakan lagi."
Joongki menautkan jemari tangannya dan berujar, "Memang benar. Aku dan Taehee sudah membicarakannya. Para staf juga sudah setuju," kata Joongki.
"Wae? Apa oppa ingin Jungkook merasakan apa yang kita rasakan?! Biarkan dia memilih kebahagiaannya sendiri, dia bukan anak kecil lagi!" Hyekyo marah.
Joongki mengerti amarah Hyekyo, dia juga setuju kalau Jungkook bukan anak kecil lagi. Namun, Jungkook juga belum dewasa. Dia masih butuh banyak belajar, dia butuh seseorang yang bisa menyokong dirinya di masa yang akan datang. Dan orang itu adalah Rachel.
Joongki sangat paham apa yang Jungkook rasakan. Dia juga merasa tak enak hati karena telah membuat anaknya merasa tak nyaman. Tapi, dia mengesampingkan itu semua untuk masa depan Jungkook.
"Aku tahu dia akan tersiksa, tapi itu hanya sementara. Lihatlah aku, sekarang aku bahagia denganmu, Hyekyo-ya. Kamupun begitu. Aku... melakukannya untuk kebahagiaan Jungkook kelak. Anak itu belum tahu apa-apa, dia belum tahu dunia yang akan dia pijak. Industri hiburan adalah industri yang keras dan dia butuh penyokong untuk hidupnya. Hanya keluarga Yoo yang bisa melakukannya," ujar Joongki. Dan perlahan suaranya melemah seiring penghujung kalimat yang tercapai.
Demi mendengar ucapan suaminya, hati Hyekyo meluluh. Baru kali ini dia mendengar hati lembut suaminya berbicara. Hyekyo pun duduk di hadapan suaminya dan menggenggam kedua tangan suaminya. "Aku bahagia denganmu oppa, itu benar. Tapi butuh waktu yang lama. Dan dalam kurun waktu itu, kita berdua sama-sama tersiksa. Aku tak ingin Jungkook merasakannya, cukup kita berdua saja." Hyekyo menghela nafasnya sejenak sebelum melanjutkan. "Bahkan sebelum oppa berbicara, aku tahu oppa mengkhawatirkan masa depan Jungkook lebih dari siapapun. Tapi, tolong pikirkan lagi," bujuk Hyekyo.
Joongki tak menjawab suatu apa. Dia hanya membiarkan Hyekyo menggenggam tangannya erat dengan sebuah harap agar istrinya mengerti kondisi hatinya. Jungkook memiliki masa depan besar di hadapannya, perusahaan ini akan jatuh ke tangannya. Tapi, kedua kakinya belum sanggup menerima masa depan besar ini. Hanya Rachel yang bisa mendukungnya.
*****
Gwangju
Eunha baru saja pulang dari bekerja part-time ketika dia mendapati Rachel berdiri di depan pintu pagar rumahnya.
Eunha keluar rumah dan menghampiri Rachel dengan hati-hati. "Mau apa kamu ke sini?" tanya Eunha was-was. Dia mempelajari satu hal bahwa kedatangan Rachel tak pernah membawa kabar baik.
Dengan keseriusan yang terlukis di wajahnya, Rachel bertanya, "Bisakah kita masuk dulu? Aku ingin berbicara satu hal dan ini penting," tanya Rachel.
Lalu mereka pun duduk di ruang tengah dengan dua cangkir teh tersaji di antara mereka. Tak satupun dari mereka berniat menyentuh teh-teh tersebut, mereka hanya saling tatap satu sama lain dengan keseriusan yang mampu membuat firasat Eunha memburuk. Untuk memecah keheningan, Eunha pun bertanya, "Aku dengar kamu menjaga Jaehyun oppa selama di rumah sakit? Bagaimana keadaannya?" tanya Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
FanfictionBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...