“Saya tidak mencintainya, Tuan dan Nyeonya Jeon. Anak Anda memang mencintai saya, tapi saya tidak pernah mencintainya. Saya ke sini untuk mengucapkan perpisahan di depan Anda berdua agar dia yakin kalau saya tak pernah mencintainya,” ucap Eunha mantap.
Jungkook memutar tubuh Eunha hingga mereka berdiri berhadapan. Diremasnya kedua bahu Eunha hingga dia sedikit kesakitan. “Katakan kalau kamu berbohong, Eunha-ya,” ujar Jungkook.
‘Geurae. Aku berbohong, Jungkook-ah. Tapi... ini demi kamu. Dan juga demi aku.’
Eunha membalas menatap Jungkook tajam. “Aku tidak berbohong. Aku sama sekali tak pernah mencintaimu. Semua itu hanya bohong belaka, sandiwara. Wae? Aku ingin membuktikan ke semua yeoja di sekolah kalau seorang Jeon Jungkook bisa aku dapatkan dengan mudah,” ucap Eunha tajam. Dia harap hati Jungkook terluka cukup parah.
Dan berhasil, ucapan Eunha berlaku layaknya bilah pedang di hati Jungkook. Tajam dan mematikan, membuat tubuh Jungkook melemas dan remasannya di bahu Eunha terlepas. Eunha buru-buru pamit ke orang tua Jungkook dan bergegas meninggalkan rumah keluarga Jeon. Dia tak ingin Jungkook melihat tangisnya yang tak lagi terbendung.
Butuh beberapa saat buat Jungkook mengatur suasana hatinya. Yang jelas, dia merasa sangat tidak nyaman. Bahkan dia menepis tangan eomma yang ingin menenangkannya. Ucapan appa menyadarkan Jungkook dari lamunannya, mengembalikan Jungkook ke dunia realita yang menyakitkan.
“Geurae. Lebih baik begini. Biarkan dia pergi agar kamu bisa menjalin hubungan dengan Rachel tanpa pengganggu,” ucap Tuan Jeon.
Amarah itu kembali menggelegak. Dia menatap ayahnya dan bertanya, “Tapi, kenapa appa berbicara seolah Eunha yang menggodaku? Seolah dia tak pantas untuk ada di sampingku?” tanya Jungkook.
“Lalu, apa kamu pikir appa tidak tahu? Pakaiannya, oleh-olehnya, semuanya barang-barang murahan. Tak perlu bertanyapun appa sudah tahu orang seperti apa dia. Dia tak pantas untuk bersanding dengan ahli waris sepertimu,” jawab Tuan Jeon enteng.
Jawaban Tuan Jeon sungguh tak disangka-sangka dan membuat Jungkook murka. “LALU, APA MENJADI MISKIN ITU SALAH?! APA SEMUA ORANG MISKIN ADALAH PENDOSA SEMENTARA KITA ADALAH MALAIKAT SUCI?! Kenapa... kenapa... appa berpikiran seperti itu?! KENAPA?!” jerit Jungkook.
Nyonya Jeon berdiri di samping anaknya, mencoba untuk menenangkan Jungkook dengan mengusap-usap kedua bahunya. “Jungkook-ah, sudah. Jangan berteriak seperti itu pada appa-mu,” bisik Nyonya Jeon lembut.
“Lalu apa kamu pikir dengan kamu mencintai perempuan seperti itu, kamu akan bahagia? Geurae! Kamu memang mencintainya. Tapi, di dunia ini kamu tidak bisa makan cinta. Perempuan itu hanya punya cinta, tapi uangnya tidak ada! Rachel? Dia mencintaimu dan dia bisa membantu keuanganmu!” balas Tuan Jeon.
Jungkook bungkam dalam kemarahan. Tak menyangka dirinya kalau appa memiliki pemikiran seperti itu. Yah, Jungkook tahu kalau ayahnya adalah seorang yang materialistis, Jungkook tak memungkiri itu. Tapi, dia tak menyangka kalau ayahnya sangat bergantung pada harta sampai tingkat akut seperti ini.
“Jadi, appa lebih memilih harta kekayaan dibandingkan kebahagiaanku? Tidak masalah bagi appa kalau aku hidup sengsara asal harta berkecukupan?” tanya Jungkook dengan suara bergetar. Hati itu sudah terluka begitu parah dan air mata mengalir di luar kemauannya. “Begitu rupanya. Selama ini aku masih berharap kalau appa menginginkan kebahagiaanku, meskipun appa sibuk bekerja. Ternyata, harapannya hanya kosong belaka. Sekarang, aku harus bagaimana? Rasanya aku ingin membangkang, melawan semua perintah appa. Tapi, aku tak ingin jadi anak durhaka. Tapi... a-aku akan kehilangan... Ah! Menyebalkan!” Jungkook menundukan kepala dan menutup wajahnya. Menangislah ia di tangkupan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
FanficBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...