27. Selama Tangan Masih Tergenggam Erat [END?]

1.3K 110 5
                                    

Sehari setelah kedatangan Jaehyun di rumahnya, Taehee memutuskan untuk menemui Joongki. Dan malam itu, di salah satu cafe sederhana dekat universitas tempat mereka kuliah, Taehee mengajak Joongki untuk bertemu.

“Ada apa tiba-tiba mengajakku bertemu?” tanya Joongki.

Taehee menyesap sedikit mocchacinno-nya sebelum menjawab, “Kamu masih bertanya? Ini soal kerjasama perusahaan kita berdua,” jawab Taehee.

“Jadi, ini urusan bisnis?” tanya Joongki.

“Memangnya kamu mengharap kita membicarakan apa?” tanya Taehee.

“Aku tak pernah berharap, tapi biasanya dua pasangan yang sudah lama tak bertemu akan membicarakan masa lalu mereka. Apalagi kamu memilih tempat ini,” jawab Joongki.

Ya, Taehee sengaja memilih tempat ini dan mereka memang ingin membicarakan masa lalu mereka. “Geurae, aku memilih tempat ini karena aku ingin kamu mengingat masa lalu kita lagi. Mengingat betapa sakitnya masa lalu kita,” ujar Taehee dengan suara bergetar.

Joongki menundukan kepalanya. Tentu dia ingat tempat ini, di sinilah tempat dia mengakhiri hubungan mereka berdua. Tempat inilah yang menjadi saksi kekejaman hatinya karena telah melukai Taehee dan dirinya sendiri. Joongki menatap sekelilingnya, tempat ini belum banyak berubah. Bahkan desain kursi, meja serta posisi mereka pun tak berubah. Joongki dan Taehee duduk di pojok dekat jendela besar, tempat kencan pertama mereka. Joongki menoleh samping kirinya, di situlah dia mengakhiri hubungan mereka.

“Kita putus, Taehee-ya,” ucap Joongki dengan suara bergetar.

“Wae? A-apa aku ada salah?” tanya Taehee terkejut.

Joongki menundukan kepalanya, mencoba untuk menahan tangisnya. Lalu, dia mengucapkan satu kalimat yang sudah dia siapkan sejak semalam. “Aku butuh uang. Mencintaimu tak memberi keuntungan apapun buatku.”

Lalu Joongki pergi meninggalkan tempat itu, meninggalkan Taehee yang meraung-raung memanggil namanya. Tak ingin dirinya membiarkan Taehee tahu kalau dia tengah melukai dirinya sendiri.

Joongki memejamkan matanya, rupanya mengingat hal itu masih bisa meninggalkan luka di hatinya. Setelah beberapa saat, Joongki membuka matanya dan menatap Taehee. “Lantas apa tujuan kita ke sini? Apa hubungannya masa lalu kita dengan kerjasama bisnis yang sedang kita jalankan?” tanya Joongki.

“Kamu sungguh tak tahu? Setelah menyakiti anakmu seperti itu, kamu masih buta? Jeon Joongki, apa yang kamu lakukan terhadap anakmu sama dengan apa yang dilakukan ayahnya Hyekyo padamu dulu. Apa yang dirasakan anakmu sama dengan apa yang kamu rasakan dulu. Kamu pasti tahu hal itu,” ujar Taehee.

Lalu Joongki pergi meninggalkan tempat itu, meninggalkan Taehee yang meraung-raung memanggil namanya. Tak ingin dirinya membiarkan Taehee tahu kalau dia tengah melukai dirinya sendiri.

Taehee berlari keluar cafe demi mengejar Joongki. Namun, dia tertegun ketika mendapati Joongki berdiri diam tak jauh dari pintu cafe. Taehee mendekati Joongki dengan perlahan, lalu dia membalik tubuh Joongki. Terkejut dirinya ketika mendapati Joongki menangis.

“M-mianhae... T-taehee-ya... A-aku butuh u-uang untuk p-pengobatan eomma... M-mereka akan m-meminjamkan dengan syarat a-aku harus menikahi a-anak mereka. M-mianhae...,” isak Joongki.

Taehee tak ingin kehilangan Joongki, namun dia tak rela kalau Joongki harus menanggung beban. Menjalin kencan dengan Joongki selama 6 tahun membuatnya memahami kondisi keluarga Joongki, termasuk kesehatan eommanya yang semakin hari semakin memburuk. Dan Taehee merasa semakin buruk karena tak mampu membantu Joongki dalam hal apapun.

[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang