Malam itu, Rachel berbohong lagi pada eomma-nya. Eomma berencana untuk mengunjungi kantor MS Entertainment dan mengajaknya untuk ikut. Tapi, Rachel menolaknya. Dia bilang dia akan berkencan dengan Jungkook di sebuah mal. Kenyataannya dia hanya berjalan tak tentu arah untuk menghabiskan waktunya.
Dan langkah kakinya berhenti di salah satu jembatan yang melintasi Sungai Han. Sepi. Rachel merasakannya dalam hati, sangat kontras dengan suasana jalan raya di belakangnya yang padat merayap, khas suasana jalan raya saat orang baru pulang kerja. Namun, ramainya suasana tak bisa mengobati sepi yang menyiksa hati.
Dalam diam, Rachel menyimpan banyak tanya dalam hati yang kesemuanya bersumber pada satu orang. Jungkook, orang itu mendadak berubah. Dia jadi lebih hangat dan kehangatannya membuat Rachel bingung. Kenapa dia mendadak jadi baik padanya? Apa yang membuatnya berubah? Dan kenapa mendadak sekali? Yah, Rachel mensyukuri perubahan itu, tapi dia tak bisa mencegah kebingungan hatinya.
Karena berubahnya Jungkook membuatnya mau tidak mau berpikir namja itu mulai menyukainya. Tapi, dia tak ingin terlalu berharap. Sudah cukup namja itu menyakitinya dengan sifat dinginnya. Dan sudah cukup banyak dia menelan pahitnya cinta yang tak terbalas.
‘Geurae. Jangan bodoh, Rachel-ah. Dia hanya baik padamu, itu saja. Jangan terlalu banyak berharap kalau tak ingin sakit hati.’
Tapi, satu pertanyaan datang beriring dengan ucapan hatinya barusan. Sebuah pertanyaan yang mampu membuatnya menghela nafas panjang dan mendadak merasa sangat lelah.
‘Tapi, sampai kapan aku harus seperti ini? Mencintai orang yang tidak mencintaiku? Andaikan saja namja itu tahu betapa lelahnya seperti ini.’
Rachel menengadahkan kepalanya dan memejamkan matanya, dia tak ingin menangis lagi untuk namja itu. Dia pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah menangis karena namja. Tapi, dia tak tahu kalau memegang teguh janji bisa sesulit ini. Namja bernama Jeon Jungkook itu terlalu brengsek untuk dicintai. Dan Rachel merasa sangat bodoh karena mempertahankan namja brengsek itu di hatinya.
Lamunan Rachel disela oleh celoteh sekelompok murid perempuan yang sepertinya baru pulang hang out setelah jam sekolah selesai. Sepintas Rachel mendengar mereka membahas aktor dari film yang baru saja mereka tonton dan mereka akan pergi makan tteokbeokki bersama. Hanya dengan melihat mereka, Rachel tersadar akan satu hal yang semakin membuat perasaannya kacau. Sepi itu semakin merasuki hatinya, membuatnya tak kuasa lagi menahan tangis.
‘Andaikan aku punya teman untuk diajak bicara. Kenapa aku harus menanggung ini sendirian?’
Seolah mendengar kata hati Rachel, langit malam menggemuruhkan suaranya. Lalu awan mendung datang berbondong-bondong, menghujankan karunia-Nya berupa gerimis yang perlahan semakin deras menjadi hujan. Namun, Rachel tetap berdiri di tempatnya, membiarkan hujan mengguyur tubuhnya yang perlahan mulai menggigil. Tak peduli dirinya akan sekelilingnya. Dia hanya berharap hujan bisa menghiburnya sedikit.
Dan entah kenapa, dengan bodohnya dia mengharapkan karunia di bawah naungan hujan.
“Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa hujan-hujanan?”
Rachel merasakan seseorang melindunginya dari hujan. Orang itu, yang adalah namja, menghampirinya dari samping kiri dan memayunginya. Rachel menolehkan kepalanya dan mendapati orang itu adalah Jaehyun, namja yang dia temui di jembatan penyeberangan beberapa hari yang lalu. Orang itu menatapnya cemas dan detik berikutnya dia melepas jaketnya untuk dipakaikan ke Rachel.
“Kenapa hujan-hujanan? Kamu bisa sakit,” tanya Jaehyun cemas.
Dan di mata Rachel, kecemasan Jaehyun seperti obat penawar kesendiriannya. Dengan cahaya lampu penerang jalan yang menjadi latar belakang, kecemasan yang terpatri di wajah Jaehyun menghipnotis Rachel, layaknya orang yang ada di hadapannya ini adalah jelmaan malaikat pelindung yang dikirim Tuhan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
Fiksi PenggemarBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...