“Kamu bukan Jungkook yang aku kenal. Siapa kamu sebenarnya?”
Rachel menatap Jungkook dengan curiga. Membuat Jungkook jadi salah tingkah karenanya. “A-apa maksudmu? M-memangnya aku siapa kalau bukan Jungkook?” tanya Jungkook.
“Geunyang... Jungkook yang aku kenal tidak seperti ini. Kamu aneh sejak kemarin. Seolah kamu sedang ada di tempat yang tidak seharusnya,” ujar Rachel.
Jungkook menghela nafasnya, berusaha terlihat dan terdengar normal. Biar bagaimanapun, meskipun Rachel tak akan percaya kalau jiwa Eunha dan Jungkook tertukar, dia sedang ada di atas es licin yang berbahaya. Sekali dia salah melangkah, maka kecurigaan Rachel akan bertambah kuat.
‘Hah? Eottokhaji? Apa yang akan Jungkook katakan di situasi seperti ini?’-Eunha.
Jungkook menatap Rachel dan berkata, “Aku... hanya... i-ingin mencari udara segar. Di dalam terlalu sumpek.” Lalu, dia menambahkan, “Geurae. A-aku hanya ingin melakukan itu. Tak punya maksud lain,” tambah Jungkook.
‘Ah, apa yang aku bicarakan?’-Eunha.
Bukannya percaya, justru Rachel semakin curiga pada Jungkook. “Kamu ngomong apa, sih?” tanya Rachel.
Eunha menyerah. Dia tak bisa berpura-pura cuek seperti Jungkook. “Aku ingin menyelamatkanmu. Di dalam kamu terlihat tak nyaman,” ujar Jungkook.
Rachel tersentak, tak menyangka jawaban seperti itu akan keluar dari bibir Jungkook. Ditambah lagi dengan tatapan Jungkook yang seolah-olah bersimpati padanya. Rachel membuang mukanya dan berkata, “Seolah kamu peduli saja padaku,” kata Rachel.
“Aku peduli. Aku dan kamu sama-sama korban di sini. Itulah kenapa aku membawamu keluar,” kata Jungkook.
‘Geurae, Jungkook-ah. Inilah yang harus kamu lakukan. Jangan sakiti perempuan ini. Dia tak salah apa-apa.’-Eunha.
Dipedulikan seperti ini membuat Rachel mau tak mau jadi tersipu juga. Masih tanpa menatap mata Jungkook, Rachel bertanya, “Lalu, apa kita hanya akan berdiri diam di sini? Tanpa melakukan apapun?” tanya Rachel.
Jungkook tersenyum. “Mau makan ramyeon denganku? Di dekat sini ada rumah makan ramyeon yang enak. Lagipula, aku masih lapar,” tawar Jungkook. Untunglah dia sempat berkeliling di sekitar rumah ini tadi siang, makanya dia tahu ada rumah makan ramyeon yang enak.
Rachel tak mengucapkan apapun dan memberikan anggukkan sebagai jawaban. Dan sekali lagi, Jungkook membuat jantungnya berdetak tak karuan karena namja itu menggenggam tangan kanannya.
“Kajja!” ajak Jungkook. Lalu, mereka berdua meninggalkan rumah itu.
*****
Jungkook-yang-berjiwa-Eunha sedang mengambil beberapa buku di locker ketika Eunha mengagetkannya.
“Ya!” seru Eunha.
“Oh, kamjjakiya! Ada apa?” tanya Jungkook setengah kesal.
Eunha tak menjawab apapun, melainkan mengeluarkan dua seragam dari dalam tasnya. Satu seragam di hari biasa, satu lagi seragam olahraga. “Kalau kamu sangat ingin menyimpan seragamku, bilang saja. Aku tahu kamu sangat menyukaiku tapi tak perlu sampai segitunya,” ujar Eunha.
Jungkook mengambil seragam itu dari tangan Eunha. “Ah, aku bahkan lupa kalau seragam ini masih di rumahku. Mungkin karena yang punya keberadaannya tak begitu berarti di hidupku,” gurau Jungkook. Lalu, dia memasukkan dua seragam itu ke dalam locker dan menutup pintunya.
Mereka berdua berjalan menuju kelas beriringan. Eunha tampak diam, seolah sedang memikirkan sesuatu untuk diucapkan. “Soal yang di kafetaria waktu itu... mian. Aku tak bermaksud menyakitimu,” ujar Eunha setelah diam dirinya ingin menyusun kata demi kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
FanfictionBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...