Warning!
Ini adalah spin-off dari cerita yang sebenernya, fokus ke Park Jimin. Buat yang gak mau baca, silakan skip aja. Disarankan baca chapter ini (dan bagian Jimin yang lain) sambil dengerin OST. Another Miss Oh yang judulnya If It Is You.Berjalanlah dirinya menembus malam yang cukup sejuk, membuat dia harus merapatkan mantelnya. Flu dan demam yang mendera tubuhnya sama sekali tak membantu, sesekali dia bersin dan mengusap hidungnya yang mengeluarkan cairan. Namun, dia tetap berjalan menembus malam untuk sebuah cita-cita yang tinggi. Dia baru saja pulang dari kursus piano, dia ingin mengasah kemampuannya agar diterima di Princeton University, Amerika Serikat.
Dan dia adalah Park Jimin.
Malam itu, Jimin memutuskan untuk berjalan kaki sampai ke rumah, meski jarak dari tempat kursusnya sampai ke rumah sekitarr 2,5 km. Dia hanya ingin menikmati malam, menikmati bintang-bintang yang bersinar terang di langit sana, menikmati oksigen yang terhirup dan karbon dioksida yang terhembus, menikmati setiap langkah kaki yang nantinya akan menyimpan sejarah dalam kehidupannya.
Menikmati wajah Jungkook yang tersenyum di dalam benaknya, menikmati rasa sakit yang muncul beriringan.
Masih teringat dengan jelas tadi pagi saat Jungkook dengan senyum sumringah semangatnya memberi tahu satu hal yang mengubah hari Jimin. Pagi itu, dengan senyuman secerah mentari, Jungkook memberi tahu dirinya dan Taeyong kalau dia sudah berpacaran dengan Eunha dan dia berjanji akan mentraktir mereka berdua sebagai perayaan. Namun, Jimin menolaknya dengan alasan dia harus ikut kelas tambahan di tempat kursus dan berlatih untuk bisa diterima di Universitas Princeton.
Ya, dia berbohong. Dia tidak ada kelas apapun hari ini. Dia hanya ingin melampiaskan perasaannya yang berkecamuk dan tempat yang tepat adalah tempat kursusnya.
Jimin berhenti di persimpangan jalan dengan lampu penerangan pinggir jalan yang menyiraminya. Dia menengadahkan kepalanya, tak sanggup menahan kekalutan hatinya. Selama ini dia selalu menahan rasa dalam hatinya, sebuah rasa yang ada pada diri yang salah dan juga untuk orang yang salah. Sebuah rasa yang tak akan pernah punya kesempatan untuk terungkap, apalagi terbalas. Selama ini, lima tahun setelah dia mengenal Jungkook, dia bisa menahannya. Tapi, mengetahui Jungkook sudah memiliki kebahagiaannya, Jimin tak bisa membohongi dirinya sendiri.
‘Orang bilang kita bisa bahagia asal melihat orang yang kita cintai bahagia, meskipun dia bahagia dengan orang lain. Hah! Bohong!’
Ingin rasanya Jimin merebut hati Jungkook dan membuat orang itu bahagia bersamanya, seperti pasangan-pasangan normal lainnya. Namun kesadaran menahan keinginannya. Adalah sebuah kemustahilan Jungkook mau menerima perasaannya, adalah sebuah kemustahilan dia dan Jungkook bisa bahagia seperti pasangan normal. Itu hanyalah impian besar yang sangat bodoh. Dan kebahagiaan yang bodoh itu menggerogoti hati Jimin hingga tanpa sadar setetes air mata jebol dari pertahanannya.
‘Aku... aku tak sanggup...’
Jimin mengusap kedua iris matanya, tak ingin dirinya menangis. Dia sudah berjanji untuk bertahan di samping Jungkook, menjadi bagian penting dari hidup Jungkook meski hanya sebagai sahabat. Tapi, terkadang dia lelah, terkadang dia ingin berhenti. Tak jarang dia berpikir ingin menghentikan hidupnya yang hina dan terkutuk ini. Hanya satu yang membuatnya bertahan, dia tak ingin melihat Jungkook bersedih.
‘Tuhan, aku harus bagaimana?’
“Sedang kesulitan, Anak Muda?”
Jimin dikejutkan oleh kehadiran seorang nenek yang tiba-tiba berdiri beberapa meter di hadapannya, lebih tepatnya di depan pintu gerbang sebuah taman anak-anak yang sepi di seberang jalan. Di hadapan nenek itu, tersaji beberapa teko unik dengan warna mencolok. Sang Nenek menatap Jimin prihatin.
![](https://img.wattpad.com/cover/130463909-288-k453876.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
FanficBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...