Hah, ini semua terlalu membosankan bagi Jungkook. Memulai aktivitas pagi yang biasa tanpa sesuatu yang baru. Setiap pagi, dia hanya sarapan bersama ibunya, itupun mereka membahas topik yang sama sekali tak dia suka seperti urusan pekerjaan ayah, tentang bagaimana dia harus bersikap sebagai anak dari konglomerat terkaya di negeri, dan rencana pertemuan mereka dengan keluarga Yoo, yang nantinya anak mereka yang bernama Rachel akan dijodohkan dengannya. Hah, memangnya dia hidup di zaman apa?
Tak beda dengan di rumah, kebosanan itu juga terbawa sampai di sekolah. Setiap pagi, dia akan selalu menemukan surat penggemar tanpa identitas yang diselipkan di pintu lokernya atau sekotak bekal makan siang di laci mejanya, yang nantinya akan dimakan hyena-hyena kelaparan bernama Taeyonv dan Jimin. Untung saja dia tidak menggunakan mobil pribadi melainkan bis umum. Kalau sampai dia menggunakan mobil pribadi, lengkap sudah rasa bosannya.
Sangat dramatis. Cih.
Seperti pagi ini. Kali ini, dia mendapati surat itu dimasukkan ke dalam amplop berwarna merah muda. Dan untung saja Jungkook masih punya hati untuk tidak langsung membuang surat itu, jadi dia mengambil surat itu dan menyimpannya dalam lokernya sampai dia memutuskan kapan harus membakarnya bersama surat-surat yang lain.
“Jungkook-ah! Kau sudah datang?” sapa Taeyong. Dia dan Jimin sedang bermain kartu Uno sembari menunggu pelajaran.
“Eoh. Aku tak bisa tidur semalaman,” jawab Jungkook. Lalu dia mengeluarkan kotak bekal dari laci mejanya, yang juga tanpa identitas, dan langsung menyerahkannya ke Taeyong dan Jimin.
“Wae? Soal perjodohan itu?” tanya Jimin dengan mulut penuh kimbap, sementara Taeyong juga menunggu penjelasan Jungkook sembari minum banana milk, yang kali ini juga hadir satu paket dengan bekal makan siang untuk Jungkook.
Dengan lesu, Jungkook menidurkan kepalanya di atas mejanya dan menggumam. “Eoh. Memangnya kita hidup di zaman apa, sih? Apapun alasannya, aku benci dijodohkan apalagi dengan yeoja itu. Dan sekarang aku ngantuk,” keluh Jungkook.
“Hah, aku mengerti. Meskipun Yoo Rachel itu putri konglomerat, cantik, tinggi semampai, tapi kalau dijodohkan seperti itu... tidak bebas rasanya.” Jimin bersimpati. Lalu, dia menepuk pundak Jungkook dan berkata, “Tenang saja, kawan. Aku dan Taeyong akan membantumu menghindari perjodohan itu. Bagaimanapun caranya,” ujar Jimin.
Melihat keletihan dan kesedihan Jungkook, Taeyong justru bergurau. “Kalau aku justru akan senang hati menerimanya. Perempuan sekaya itu tidak akan sadar kalau uang tabungannya sudah berkurang untuk membeli sepeda motor impianku,” gurau Taeyong.
Dan karenanya, dia mendapat satu pukulan maut di kepalanya dari Jimin. “Dasar bodoh!” maki Jimin. Mendapati Jungkook tidak bereaksi akan gurauan Taeyong, yang biasanya selalu berhasil, Jimin dan Taeyong jadi cemas. “Kau... mau ke UKS? Kau bisa tidur di sana, kami akan urus perizinannya,” tawar Jimin.
Hah, sepertinya usul Jimin boleh juga. Jungkook sudah mengangkat kepalanya dari meja ketika dia melihat seorang perempuan lewat di sampingnya. Dengan sengaja Jungkook menjulurkan kakinya keluar meja hingga Eunha, perempuan yang tak pernah melewatkan harinya dengan sebuah ketenangan karena namja brengsek ini, tersandung dan hampir terjatuh, mengundang gelak tawa pada Jungkook. Sementara Jimin dan Taeyong, yang tak pernah turut ambil andil secara langsung akan “hiburan” Jungkook, berusaha menahan tawa mereka.
Eunha menatap Jungkook kesal dan berseru, “Wah, sepertinya anak ini sudah bosan hidup! Apa kau mau mati? Aku dengan senang hati bisa membantumu!” seru Eunha.
Jungkook menatap kanan-kirinya, lalu dia bertanya sembari menunjuk dirinya sendiri, “Saya? Anda bicara dengan saya? Apa kita saling kenal? Kenalan, yuk!” ujar Jungkook sembari mengedipkan matanya ke Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
FanficBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...