Cameo:
- Kang Daniel Wanna One
- Min Kyung Hoon
Jaehyun menatap Rachel dan menjawab, “Eunha dan ayahnya harus pindah. Mereka tak sanggup lagi tinggal di Seoul. Mereka akan pindah ke Gwangju,” jawab Jaehyun.Detik itu juga, Rachel sadar akan satu hal. Jungkook akan kehilangan sumber kebahagiaannya untuk waktu yang lama. Bahkan mungkin selamanya.
“Jadi... setelah apa yang kamu lakukan pada Jungkook... k-kamu akan pergi? Begitu saja?!” tanya Rachel dengan suara nyaring. Membuat Eunha semakin ciut di pelukan Jaehyun. Rasa bersalahnya semakin besar hingga dia tak sanggup berbuat suatu apa.
Jaehyun jadi tak tega melihat Eunha terus ditekan seperti ini. “Sudah cukup, Rachel-ah. Dia pergi bukan karena kemauannya,” tegur Jaehyun.
“Menyakiti Jungkook juga bukan kemauannya, toh dia melakukannya,” balas Rachel.
Jaehyun hendak membalas Rachel tepat ketika Eunha mencegahnya. Yeoja itu melepas pelukan Jaehyun. Dengan mata berkaca-kaca, dia balas menatap Rachel. “Aku... a-aku m-meninggalkan namja itu b-bukan karena a-aku tak mencintainya lagi, b-bukan karena a-aku ingin m-membuatnya menderita. B-bersamaku... d-dia tak akan pernah b-bahagia. Kenapa? K-karena orang tuanya t-tak merestui hubungan kami. A-aku ingin m-melepasnya, a-aku ingin d-dia bahagia,” ucap Eunha tersendat-sendat.
“Tapi kamu tak membuatnya bahagia, Jung Eunha-ssi. Kamu membuatnya menderita,” ujar Rachel.
“Kalau begitu buatlah dia b-bahagia, Yoo Rachel-ssi,” balas Eunha.
Jaehyun terkesiap. Sebagai seseorang yang mengenal Eunha sejak lama, Jaehyun paham Eunha tak memaksudkan ucapannya barusan. Mungkin terdengar seperti Eunha menyerah akan cintanya dengan Jungkook, tapi tidak bagi Jaehyun. Eunha tengah berjuang dengan caranya sendiri, meski cara itu menghantam cintanya hingga lebam membiru, bahkan berdarah.
Keinginan Eunha untuk menjauhi Jungkook bukanlah untuk menghindarinya, tapi untuk menyelamatkan Jungkook dari halang rintang bahaya yang mungkin akan menumbangkan jiwa dan raga mereka. Eunha terpaksa, tapi dia memikirkan Jungkook saat melakukannya. Karenanya, Eunha sanggup meninggalkan Jungkook.
Lalu Eunha berjalan masuk dan membanting pintu hingga menutup, dia bahkan mengunci pintu rumahnya. Jaehyun mengerti satu hal, Eunha butuh menyendiri sekarang. Dan Jaehyun tak ingin mengganggu Eunha karenanya, meski hati ini mendorong Jaehyun untuk menemani Eunha dan memeluknya seperti tadi.
Bukannya Jaehyun membujuk Eunha untuk membuka pintu, Jaehyun justru menatap Rachel yang tengah terisak. Jaehyun tak tahu bagaimana rasanya, tapi Jaehyun yakin Rachel juga ada di posisi yang sulit sekarang. Bagaimana rasanya jika orang yang kamu cintai tak pernah mencintaimu, tapi dia mencintai orang lain? Bagaimana rasanya jika kamu melihat orang yang kamu cintai bahagia dengan orang lain? Benci? Tentu saja. Tapi, bagaimana rasanya melihat orang yang kamu cintai patah hatinya karena orang lain tersebut meninggalkannya meski terpaksa?
Benci? Ya, tentu saja. Mungkin lebih parah dari itu.
Atas dasar sebuah simpati, Jaehyun pun mengajak Rachel jalan-jalan. Tanpa meminta izin, Jaehyun menggenggam tangan Rachel dan membawanya pergi dari sana.
*****
Jaehyun menatap Rachel iba. Di samping kirinya yeoja itu berdiri sembari menatap pemandangan kota Seoul di bawah sana. Jaehyun memutuskan untuk mengajaknya ke Seoullo, area pejalan kaki serupa jalan layang. Tempat itu cukup ramai, Jaehyun berharap keramaian bisa menghibur mereka berdua sedikit. Jaehyun menatap Rachel iba, yeoja itu menahan tangis dalam hatinya.
Perlahan Jaehyun menepuk pundak kanan Rachel. “Menangislah. Kita ada di sini bukan hanya untuk berdiri diam,” ujar Jaehyun.
Rachel menghela nafasnya sesaat sebelum menjawab, “Apa untungnya aku menangis? Menangis tak akan mengubah apapun.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018
FanfictionBagi Eunha, Jungkook yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Jungkook, Eunha yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar...