24. Demi Hati Yang Merajut Luka

934 127 14
                                    

Eunha berlari tak tentu arah, tak dihiraukannya orang-orang yang menatapnya aneh. Hujan sudah turun sejak tadi, tak dipedulikannya tubuh yang basah dan kaki telanjangnya yang kotor menjejak tanah. Dia telah melepas sepatu heels-nya sejak tadi, dia tak ingin pelariannya terhalang oleh apapun.

Tangis itu masih mengudara, kali ini dia tak tahan lagi. Dia tak kuasa menahan gumpalan hitam duka yang menyelimuti hati sejak lama. Tentang dirinya yang mencinta tanpa diketahui, dua jiwa yang bertukar tubuh demi sebuah persatuan hati, perjodohan itu, sebuah pengorbanan dari dirinya yang bisa menyusulnya ke Gwangju, dan acara sore ini...

...Eunha tidak tahan lagi.

Tubuhnya melemah, dia tak tahan lagi. Dia jatuh tersungkur di halte bis yang tengah kosong. Dia menyandarkan tubuhnya di salah satu tiang, kaki telanjangnya menjejak aspal yang basah. Membiarkanlah dirinya akan luka yang menusuk hati, sebuah tangis dia suarakan demi sebuah luka yang tak kunjung sembuh. Hujan turun semakin deras, membantu Eunha merajut luka dengan benang duka berwarna merah darah.

Dia tak tahan lagi. Hati itu kembali bersakit ketika melihat Jungkook bersanding dengannya. Dia semakin sakit karena tahu Jungkook tak bahagia dan menderitalah Eunha karena dia tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa melihat itu terjadi dan menangis di sini setelahnya.

'Aku tak tahan lagi... Neomu apa...'

"Eunha-ya! EUNHA-YA!"

Eunha terkejut ketika mendengar suara Jungkook memanggil namanya. Eunha buru-buru menyembunyikan dirinya di balik tembok, dia tak kuat jika harus berlari lagi. Dia hanya ingin sembunyi di sini dan menangis di sini...

...dia ingin Jungkook menemukan dirinya di sini.

Dan benar saja, Jungkook menemukan Eunha sedang bertekuk lutut dan menyembunyikan wajahnya. Jungkook berlutut, mensejajarkan dirinya dengan Eunha. Ingin rasanya dia merengkuh tubuh ringkih itu, namun dia tak kuasa untuk itu. Cinta dan sesal yang sama besarnya menahan Jungkook untuk melakukannya. Dia hanya bisa menatap Eunha dan mengungkapkan sesalnya.

"Mianhae. Sekarang, aku hanya bisa melakukan ini. Kalau masih ada "lain kali" untuk kita, aku harap kita bertemu dengan kondisi yang lebih baik," bisik Jungkook lirih.

Jungkook memegang kepala Eunha, lalu dia mengecup pucuk kepala Eunha. Hanya sebuah kecup dan Eunha mengerti perpisahan ini benar-benar nyata, mungkin untuk selamanya. Dan karenanya, Eunha tak mengangkat kepalanya dengan harap perpisahan ini tak perlu terjadi. Meski pada akhirnya Eunha harus kecewa, Jungkook benar-benar mengucapkan salam perpisahannya.

"Annyeong, Jung Eunha-ssi. Sekarang kamu tak perlu sakit hati lagi."

*****

"EUNHA-YA! JUNGKOOK-AH!"

Jaehyun masih saja memanggil dua nama itu sejak tadi, dia kehilangan jejak kedua orang itu. Dia juga berlari tak tentu arah, tak mempedulikan tubuhnya yang basah dan orang-orang yang menatapnya heran.

Ada sebuah niatan dalam hatinya untuk membuat mereka berdua menyadari kenyataan, meski pahit adanya. Dia juga mengerti betapa rasa itu sungguh tak mengenakan hati, bahkan menyakitkan. Pahamlah dia akan sakit hati yang Eunha rasakan dan sesal yang menyesak Jungkook dalam dadanya. Dan mereka berdua berlari dari kenyataan, Jaehyun tak ingin itu terjadi. Oleh karenanya, dia terus memanggil dua nama itu sejak tadi.

"EUNHA-YA! JUNGKOOK-AH! KALIAN DI MANA?!"

Jaehyun terus mencari dan mencari hingga perlahan tubuhnya melemah dan nafasnya menyesak. Rachel yang mengikutinya hendak mempercepat langkah kakinya tepat ketika nafas Jaehyun menyesak. Jaehyun mencari-cari inhaler itu di dalam saku jasnya, namun dia tak menemukan benda mungil itu.

[COMPLETE] SECRET GARDEN 2 #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang