shut-up!! part 21

1.5K 67 0
                                    

" 1 sama " ujar iel pelan sambil tersenyum kecil. Sivia terdiam setelah iel melepaskan pelukannya, ia menatap iel tajam. Namun mata sivia mulai berkaca-kaca.

" Plaaak!!"sebuah tamparan tepat mendarat di pipi kanan iel.

" mampus.. iel kena gampar" ucap alvin spontan.

" Ouch... sakit tuh ya pasti?" ucap rio sambil memegang pipinya. Sekarang keadaan seketika menjadi hening. Iel pun menatap sivia tak kalah tajam, sambil mengelus pipinya yang ditampar sivia. Tapi benarkah yang dilihatnya? Sivia MENANGIS?! Airmata sivia pun perlahan mulai menetes dan membasahi pipinya. Entah darimana datangnya rasa penyesalan itu pun datang menghampiri hati iel kini. Buru-buru sivia mengusap airmatanya. Ia tersenyum tipis ke iel.

" Selamat! Anda menang" ucap sivia pelan namun penuh nada kegetiran yang amat sangat. Lalu sivia pun meninggalkan iel, ia berlari masuk ke mobilnya lagi, dengan cepat mobil sivia pun pergi meninggalkan sekolah.

" Dasar gak tahu malu! Temen lo tuh otak mesum!" ucap ify ke alvin

" wah kok jadi marah ke gue?" ucap alvin tak terima.

" udah fy, ayo kita kejar sivia" ajak shilla. Agni, shilla dan ify pun berusaha mengejar mobil sivia yang melesat dengan kecepatan tinggi itu. Sampai mereka kehilangan jejak.sivia.

@ mobil sivia

Airmata itu pun menetes kembali, kali ini tanpa henti. Mungkin memang ini waktu yang tepat untuk mengeluarkan semua kesedihan ini. Sebuah lagu pun mengalur dari video tape mobil sivia. Memori itu pun kembali. ( Lagu tertatih – kerispatih, yg mau putar lagunya boleh biar lebih menghayati)

" PRAAANGG!!"vas bunga itu pun pecah dan hancur berkeping-keping, seperti perasaan seorang gadis kini.

" sivia??" ucap seorang pria yang melihat kedatangan sang gadis tidak tepat waktunya itu, karena ia sedang memeluk dan mencium wanita lain.

" LEPAS!! LEPASIN VIA KAK!" teriak sivia.

" sivia dengerin penjelasan kakak dulu"

" penjelasan? Penjelasan apa? Oh.. kakak mau ngejelasin kalo cewe itu selingkuhan kakak, iya!"marah sivia. Cowo itu pun terdiam.

" bukan.. dia bukan selingkuhan kakak, dia.. dia tunangan kakak"

" hah? Apa kak?" tanya sivia tak percaya.

" maafin kakak, tapi ini semua karena permintaan orang tua kakak, karena bisnis keluarga kakak, makanya.."

" apa? Jadi kakak sudah bertunangan? Kakak akan meninggalkan sivia gitu aja?"

" maaf kakak..."

" oke, cukup kak. Sivia sudah mengerti. Sangat ,mengerti. Keluarga kakak jauh lebih penting ketimbang sivia. Iya kan?" ucap sivia, hatinya sudah hancur sehancur-hancurnya.

" vi.."

" selamat kak, semoga kakak bahagia" ucap sivia sambil megulurkan tangannya, ia mencoba tersenyum, walau hatinya menangis.

" sivia..." seketika cowo itupun menarik tangan sivia dan mendekap sivia didalam pelukannya, ia langsung mencium sivia. Ciuman dan pelukan terakhir, ya sebuah salam perpisahan. Dan suara tangis itu pun mulai menggema didalam mobil sivia sekarang. Mobil itu menghentikan lajunya di sebuah jalan yang sepi. Sivia menundukkan kepalanya, dan kedua tanggannya memegang setir sangat erat. Ia menangis ejadi-jadinya. Ia butuh menangis kali ini, semua kembali, kenangan pahit itu kembali saat iel berhasil memunculkan sebuha peristiwa yang mirip dengan apa yang pernah ia alami. Sivia menangis diiringi lagu yang terus mengalun semakin membuatnya hanyut dalam suasana itu.

SHUT-UP!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang